14. Tak Ingin Pisah

2K 212 15
                                    

Masih disini, tempat dimana ayah dari Jung Jeno berada dan tinggal untuk sementara. Ya, hanya sementara.

Mulut tipis itu terus tanpa jeda menceritakan kepada Jung Jaehyun apa yang baru saja ia alami hari ini.

"Jadi, Jaehyun masuk penjara?" Winwin bertanya kemudian mendapat anggukan kepala dari yang ditanya.

Tak disangka, orang baik seperti Jaehyun bisa melakukan tindak kriminal. Orang yang Winwin dan suaminya kenal sebagai orang baik. Asal kalian tahu, dibalik kesuksesan Winwin sekarang, bisa membangun toko kue dengan Yuta yang sudah sukses membangun perusahaan di Jepang, itu semua tak luput dari bantuan dan keikutsertaan Jaehyun juga Taeyong.

"Daddy bukan orang jahat, Daddy terpaksa masuk penjara karena kekurangan bukti atas kasus pembunuhan yang aku yakin jelas bukan Daddy pelakunya," bela Jeno. Ia tak bosan untuk memberitahukan kepada orang-orang diluar sana yang selalu memandang sosok Jung Jaehyun sebagai seorang pembunuh karena Jaehyun bukan pembunuh.

Winwin tak tahu harus bereaksi seperti apa, wajah keterkejutan masih tergambar jelas di wajah ibu dari Na Jaemin tersebut.

Mata istri dari Na Yuta itu bertambah semakin berkaca-kaca melihat anak bungsu Jung Jaehyun, masih begitu belia, tak tahu apa-apa tetapi harus tumbuh tanpa sosok sang ayah. Sakit rasanya.

"Gi-gimana keadaan Taeyong hyung? Kalian tinggal dimana?" Kembali Winwin bertanya.

Kedua mata sipit Jeno kembali tertuju pada Winwin setelah beberapa saat berbincang dengan Sungchan yang meminta dibelikan kue di toko itu.

"Awal Daddy masuk penjara, Bubu sempat hampir depresi. Bubu nggak tahu harus gimana selama nggak ada Daddy. Tapi, berkat Kak Mark yang selalu ada disamping kita semua, jadi orang pertama, garda terdepan buat kita semua. Bubu bisa bertahan bahkan kita semua."

Jeno tak peduli jika ceritanya ini dianggap aib keluarga, ia percaya orang yang saat ini tengah mendengarkan ceritanya pasti juga orang yang baik. Tak mungkin orang baik menyebarkan aib saudaranya sendiri meski tidak ada ikatan darah. Benar begitu, bukan?

"Kak Mark bahkan rela nggak jadi kuliah, mengubur mimpi juga cita-citanya dan sekarang dia kerja."

Bukan hanya Jeno saja yang menangis tetapi Winwin sebagai pendengar juga ikut menangis.

Selesai mendengarkan cerita dari Jeno secara langsung. Bohong jika hati Jaehyun tak sesak dan sakit dibuatnya. Figur sebagai seorang ayah yang melekat pada tubuhnya, Jaehyun serasa tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Gagal, hanya kata itu yang terselip dalam pikiran serta hati kecilnya. Melibatkan ketiga anaknya dalam situasi serba susah seperti ini membuat Jaehyun semakin merasa bersalah. Apalagi jika melihat anak bungsunya, Jung Sungchan.

"Dan, Jeno ke sini. Ketemu sama Daddy mau bilang kalau Jeno juga mau kerja, Dad."

Deg!

Dengan wajah basah dan mata yang masih berkaca-kaca, Jaehyun menatap terkejut ke arah Jeno. Apa maksudnya?

"Ke-kenapa? Udah cukup Daddy dengar kakak kamu nggak kuliah. Kamu masih sekolah, jangan bebankan tenaga dan pikiran kamu buat kerja." Secara langsung, tentu saja Jaehyun menolak memberikan ijin.

"Kak Mark sakit, Dad," cetus Jeno setetes air mengalir membasahi pipi.

Astaga, Tuhan! Ujian apa lagi kali ini yang engkau berikan kepada Jaehyun dan keluarga? Tidak cukupkah dengan ia yang masuk penjara?!

(✔) Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang