16. Toko Kue Keluarga Na

1.9K 199 5
                                    

Sabtu dan Minggu hari dimana Jeno habiskan waktunya untuk bekerja. Saat kebanyakan remaja seusianya menghabiskan waktu mereka untuk bermain bersama teman sebaya, menghamburkan uang sekedar untuk menyenangkan hati dan pikiran atau berleha-leha, istirahat di dalam rumah.

Jeno juga seperti itu waktu dulu, hanya saja saat ini waktu sedang berputar. Tuhan memberikan kesempatan untuk seorang Jung Jeno merasakan apa itu kesusahan. Tubuh yang dipaksa terus bergerak meskipun lelah demi berlangsungnya kehidupan keluarga yang sekarang tanpa sosok kepala keluarga.

Hari ini pula merupakan hari yang Sungchan sangat nantikan. Sebab apa? Sebab hari inilah anak bungsu itu biasanya akan diperbolehkan untuk ikut dalam kegiatan yang akan Jeno lakukan.

"Adek kalau capek langsung bilang sama Abang, ya. Biar Abang gendong."

"Uchan ndaa capek," katanya terus berjalan pelan mengikuti langkah Jeno.

Keduanya saat ini tengah berjalan beriringan keluar dari komplek perumahan menuju jalan raya untuk menaiki angkutan umum hingga nanti sampai ke tempat tujuan.

"Sekarang belum tapi nanti kalau udah capek bilang aja. Jangan dipaksa buat jalan." Mendengar itu Sungchan pun mengangguk patuh.

Dengan tas ransel kecil yang Jeno sampirkan di bahu sebelah kanannya berisikan beberapa makanan ringan dan sebotol air mineral perbekalan yang sengaja Taeyong siapkan untuk Sungchan, berjaga-jaga ketika si bungsu mulai merengek karena lapar.

🐯

Ting!

Bunyi lonceng kecil yang berada diatas pintu masuk toko milik sebuah keluarga berbunyi membuat atensi seorang laki-laki manis segera teralihkan. Ia tersenyum sebelum akhirnya menyambut kedatangan seseorang itu.

"Udah sampai," katanya menghampiri Jeno dan Sungchan.

"Kecepatan kamu datangnya, Jen. Saya 'kan udah bilang datang siang aja nggak apa-apa." Winwin jadi merasa tidak enak. Padahal nantinya Jeno juga tidak melakukan apa-apa di toko milik keluarga Na.

Tempat yang berhasil dibangun berkat bantuan Jaehyun dan Taeyong kemudian dimiliki sepenuhnya serta dikelola oleh Winwin, istri seorang Nakamoto Yuta yang tak lain adalah sahabat Jaehyun selain Johnny.

"Nggak apa-apa, Bun. Jeno bisa bantu  beres-beres toko dulu sambil tunggu pembeli," ujar Jeno membuat Winwin tak kuasa menahan senyumnya.

Masih merasa tak percaya jika mengingat cerita dari mulut anak ini mengenai cobaan yang harus mereka hadapi sedangkan Winwin belum bisa melakukan atau membantu apa-apa karena ia sendiri tak tahu harus menolong darimana. Tidak adanya sang suami, Winwin pun hanya bisa membantu sebisanya.

Hari semakin terik, matahari semakin menampakkan sinarnya sehingga cuaca semakin terasa panas. Jeno sendiri saat ini tengah belajar mengerjakan beberapa soal pada lembar kertas dihadapannya setelah beberapa menit tadi menemani sang adik bermain dan sekarang tengah dibiarkan sendirian di luar toko.

"Bunda, Nana-san ni kiite mo īdesu ka?" Suara Jaemin tiba-tiba menyapa gendang telinga kedua orang lainnya yang berada dalam satu ruang yang sama.

*[Bunda, Nana boleh tanya sesuatu?]

"Tanya apa?" balas Winwin tetap fokus pada kegiatannya menaruh beberapa roti didalam rak yang sudah kosong.

"Yungu ichizoku to wa? Naze sakuya Dejun ane to hanashiatta nodesu ka?"

*[Keluarga Jung itu siapa? Kenapa Bunda membahas itu sama kak Dejun tadi malam?]

(✔) Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang