Qisti bergabung dalam komunitas tersebut bukan bertujuan untuk mencari jodoh, pria dengan berbagai ragam karakter sama sekali tidak membuatnya tertarik. Bicara seadanya tanpa melibatkan hati, usai melakukan perjalanan mereka juga sering mengadakan pertemuan di cafe beberapa kota untuk mengeratkan silaturahmi. Kadang mereka juga menyempatkan diri untuk datang kalau ada acara resmi.
Tanpa disadarinya Qisti sedang menjaga hati karena itu tidak menjadi sebuah masalah ketika berkumpul dengan beberapa rekan pria di komunitasnya karena sudah ada yang memilki hatinya.
Pulang ke rumah masih dengan rasa yang masih sama pada seseorang. Anehnya ia tak menangisi kebersamaan bersama Aris yang telah terjalin bertahun-tahun sebaliknya hati putri kedua Mikhayla dibuat galau oleh seorang duda.
"Komunitas memberimu makan?" Mikhayla merasa perlu bicara dengan putrinya. "Move on sampai segitunya, kalau tidak bisa kenapa tidak dipertimbangkan lagi?"
Aris yang dimaksud oleh Mikhayla.
"Tidak bisa." Qisti tidak bisa memberikan toleransi pada orang seperti Aris. "Ini menyangkut kejujuran."
"Kalau menurutmu fatal harusnya sudah move on kan?"
"Karena ini bukan tentang dia lagi."
Mikhayla ingat pembicaraan terakhirnya dengan sang putri. "Kamu tidak menjalin hubungan terlarang kan?"
Qisti menggeleng, bagaimana cara mengatakan pada ibunya? Ah, tidak perlu lagi dia pasti telah menikah dengan wanita pilihannya.
"Aku hanya perlu menyibukkan diri." benar, setelah ada kegiatan semuanya kembali menjadi seperti biasa.
"Jawab dulu, kamu menyukai seseorang."
"Sepertinya aku pernah mengatakannya." Qisti tidak berani menatap mama. "Tapi, sekarang aku harus melupakannya, karena beliau sudah menikah."
Beliau? Siapa yang dimaksud Qisti kenapa kedengarannya seperti begitu formal dan pantas dihormati?
"Siapa dia?"
Qisti tidak bisa memberitahunya, bagaimana dengan statusnya apakah ibu akan terkejut? "Beliau seorang duda."
"Apa?"
"Umur kami juga terpaut jauh." yang benar Qisti tidak mengetahui berapa umur papa Helen. "Dan Mama tidak perlu terkejut, beliau sudah menikah."
Mikhayla terdiam, ada apa dengan dua putrinya? Cyra dengan anak angkatnya dan sekarang Qisti menyukai seorang duda?
"Mama tenang saja." sedang dirinya masih berusaha menenangkan hati menerima kenyataan dan keluar dari perasaan yang menghimpit ini.
Jaraknya sangat dekat, jika seperti ini Mikhayla percaya bahwa ini bukan pelampiasan.
"Dari kalangan bisnis juga?"
Qisti tidak tahu, dengan Helen dia jarang membahas tentang Arkan. "Yang aku tahu beliau menetap di luar negeri?"
Samar lagi, artinya Qisti tidak tahu apa-apa tentang pria itu. "Dia juga tidak tahu dengan perasaanmu?"
Qisti menggeleng.
"Menyukai dalam diam."
"Tidak seperti mba Cyra, aku bicara dengannya."
"Pikir lagi, kamu tidak tahu siapa dia. Mungkin cuma tahu namanya dan barusan kamu bilang dia akan menikah, sepertinya wawasanmu masih kurang."
Qisti tidak marah dengan anggapan mamanya. "Intinya tidak perlu dipusingkan lagi."
"Kamu yang pusing." Mikhayla mengatakan alasannya. "Ikut komunitas, tidak bekerja lagi dan kerjaanmu santai, siapa yang lebih pusing?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Pesona Duda (Cerita Lengkap Di PDF)
RomanceTampan, matang dan berkharisma kriteria laki-laki yang disukai Qisti, putri kedua Mikhayla dan Bhagawanta