4. Misi Rahasia

13 5 0
                                    

Reynaldi menatap tak percaya kejadian yang sekarang berada di depan matanya.

Dia cukup terkaget kala melihat Irzie duduk meringkuk dengan memegang bokongnya.

Reynaldi menepuk pelan punggung sahabatnya itu. "Zie, lo gakpapa kan?" Tanya Reynaldi memastikan.

Irzie menepis tangan Reynaldi kasar. "Lo liat ga?" Jawabnya dingin.

Reynaldi menghembuskan nafasnya kasar. "gak" ucap Reynaldi yang membuat Irzie naik pitam saat itu juga. "Bantuin bangsat, sakit ini." ucap Irzie kesal kala Reynaldi hanya melihatinya saja.

Reynaldi membrengus sebal. "Ayo bangun" ucap Reynaldi setengah hati.

Irzie bangun seraya memegangi bokongnya yang terasa sakit. "Bangsat siapa yang naro pembersih lantai disitu sih." ucap Irzie kesal karna dia terjatuh akibat pembersih lantai yang ditaruh sengaja oleh seseorang.

Reynaldi menelan ludahnya susah payah. "gu-gue gak tau Zie, co-coba lo tanyain pak Jono nanti." jawab Reynaldi sedikit gugup.

Irzie tak merespon jawaban sahabatnya itu, dia kemudian langsung memasuki kelas dengan perasaan dongkol.

Untung saja disekolah masih belum ada murid sepagi ini, tapi entah mengapa sahabatnya itu sudah tiba terlebih dahulu sepagi ini? mengherankan memang.

***
Irzie kini sedang berada di rooftop Kusuma Bangsa sendirian, dia masih memikirkan gadis yang memberikan dia air minum ketika sehabis bermain bola kemarin.

"Lo siapa sebenernya?" gumam Irzie kala mengingat ingat gadis yang kemarin memberikan nya air minum.

Irzie bingung sekarang, entah kenapa saat kemarin dia bertatap tatapan dengan gadis itu, hatinya terasa begitu berdegup lebih cepat dari biasanya.

Apakah ini yang dinamakan cinta pandangan pertama?

Irzie makin bingung sekarang, dia tidak seperti biasanya membiarkan gadis gadis lain memperlakukan dirinya seperti itu.

Tapi untuk Maisha sendiri, Irzie tidak bisa melupakan bentuk wajah Maisha dengan cepat.

Irzie memegang kepalanya yang terasa berdenyut. "Gue bakal cari tau lo itu siapa" gumam Irzie menampilkan senyum smirknya.

tap tap tap

suara langkah kaki terdengar dari arah tangga rooftop dengan jelas.

Irzie menoleh kearah sumber suara, rupanya itu Fanzi yang datang sendirian. "Pengganggu" gumam Irzie menatap Fanzi datar.

Fanzi berdiri disebelah Irzie seraya melirik sekilas kearah sahabatnya itu.

"Masih mikirin cewek itu?" tanya Fanzi tahu apa yang sedang dipikirkan oleh sahabatnya itu.

Irzie tak merespon sama sekali, dia masih tetap fokus menghadap ke depan tanpa mau menoleh sedikit pun kearah sahabatnya itu.

Fanzi menghela nafasnya. "Kalo lo suka sama dia, lo langsung ungkapin itu, jangan lo pendem kaya gini" ucap Fanzi membuat Irzie menatap nya intens.

"Maksud lo gue suka sama cewek itu? ngarang lo" Jawab Irzie sedikit kesal.

Fanzi menepuk pelan punggung Irzie. "Perasaan gak bisa diboongin bro, gue kenal lo gak cuma sebentar, tapi udah lama" ucap Fanzi benar apa adanya.

"Lagian lo gak mungkin bengong tanpa penjelasan yang jelas." sambung Fanzi membuat Irzie tak bisa berkata apapun.

Ucapan sahabatnya itu ada benarnya juga, apakah dia menyukai gadis tersebut pada pandangan pertama? ah tapi tidak mungkin dia bisa jatuh cinta secepat itu.

MY ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang