Olivia masih mencoba mencerna situasi yang ada di depannya saat ini, di mana di hadapannya berdiri seorang wanita berusia sekitar pertengahan dua puluhan dengan bayi mungil yang berada di gendongannya. Wanita itu tanpa diminta sudah lebih dulu melangkahkan kakinya masuk ke dalam villa yang ditinggalinya.
Apa ia mengenali wanita ini?
"Wah, aku tidak menyangka jika ia akan kembali setelah sekian lama."
Wanita itu bergumam kecil sembari berkeliling mengamati ruang tengah dari villa itu.
"Apa yang merasukinya hingga kembali ke tempat ini?"
Olivia benar-benar tidak mengerti maksud perkataan wanita itu dan siapa 'dia' yang tersisip pada setiap perkataan wanita itu. Satu-satunya orang yang memiliki hubungan dengan tempat ini adalah Albern ... apa mungkin maksud 'dia' dalam perkataan wanita itu adalah suaminya sendiri?
Memberanikan dirinya, Olivia mencoba mendekat pada wanita itu, ia menepuk pelan pundak wanita itu untuk memperoleh perhatiannya, tetapi mata biru bulat yang terbuka lebar itu malah bertemu tatap dengannya dan membuatnya merasa sedikit terkejut. Jujur saja, sebelumnya ia tidak pernah berhadapan dengan anak sekecil ini. Anak paling kecil yang dihadapinya selama ini adalah anak yang ingin mengambil cetakan pasir milikinya beberapa waktu lalu. Oh, mengingatnya membuatnya merasa malu.
"Hmm, maaf tetapi apa kita pernah bertemu sebelumnya? Apakah kita saling mengenal-"
"Belum, kita belum pernah bertemu sebelumnya, ini tentu saja karena-"
Obrolan yang bahkan belum menghasilkan jawaban apapun yang diinginkan Olivia itu harus kandas ketika bayi mungil bermata bulat itu menangis.
"Oh, sayang tidak apa-apa. Kita sudah berada di dalam rumah, okay? Kau pasti merasa haus ya?" Lirih wanita yang masih belum diketahui namanya itu pada bayinya. Wanita itu kemudian menatap pada Olivia, sebelum berujar, "bisakah kau menggendongnya sebentar? Aku akan membuatkan susu untuknya."
Olivia menatap ragu. Ia tidak pernah menggendong anak kecil sebelumnya, sehingga ia tidak yakin bisa mengabulkan permintaan wanita itu untuk membantunya menggendong bayinya.
"Aku-"
Seperti memahami ekspresi wajah Olivia, wanita itu kemudian meminta Olivia untuk melakukan ini.
"Duduklah, aku akan membuatmu memangkunya."
Olivia masih kebingungan dengan situasi ini, tetapi tetap menurut mengikuti arahan dari wanita itu. Sejenak ia terpaku ketika tangan kecil dari bayi yang berada di pangkuannya itu menyentuh lengannya. Jari-jari yang seperti miliknya tetapi berukuran lebih kecil ... apa dulu jarinya pernah sekecil ini?
"Jangan terkejut ketika ia membuat pergerakan dengan berdiri dan melompat lompat kecil, kau hanya perlu memegangi tubuhnya ketika ia melakukannya."
Setelah wanita itu mengatakannya, bayi itu benar-benar berdiri dan mencoba bergerak yang membuat Olivia merasa sedikit ketakutan. Fokusnya bahkan sedikit teralih karena kehadiran bayi ini di pangkuannya.
"Usianya sudah sepuluh bulan, jadi kau tidak perlu takut untuk menyentuh dan memeganginya."
Seakan teringat jika ia masih belum mendapatkan jawaban dari pertanyaannya mengenai tamu tidak terduganya ini, Olivia kembali membuka suaranya.
"Maaf, tetapi apakah aku boleh mengetahui siapa Anda?"
"Ah, aku sampai lupa memperkenalkan diriku. Aku kekasih Albern, Naomi Heart."
Balasan itu membuat tubuh Olivia seketika membeku. Ia tidak menduga jika ia akan mendengar jawaban yang seperti ini, jawaban yang rasanya tidak akan ditemuinya di sepanjang imajinasinya. Walaupun seharusnya ia merasa aneh sejak awal ketika ada wanita asing yang membawa seorang bayi datang ke villa milik suaminya sendiri. Namun, ia berpikir Albern bukanlah pria seperti itu, ia pikir suaminya tidak tertarik dengan hubungan romantis hingga memiliki seorang anak seperti ini. Lalu, apa bayi ini akan menjadi anak tirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
How to be a Good Wife
Любовные романы~Cerita ini original milik saya, mohon untuk tidak memplagiat, menyalin, dan membagikannya ke platform atau tempat baca lainnya. Terima kasih~ Olivia Lancaster selama ini hidup dengan hanya memikirkan dirinya. Ia hidup tanpa benar-benar peduli denga...