"Ini hidupmu, terserah kau mau berbuat apapun dan memilih apapun dalam hidupmu. Memberitahu pun aku tak akan didengarkan bukan?"
.....
Finn yang tengah membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan siap memejamkan matanya, terbangun saat mendengar dering ponselnya berbunyi. Perlahan Finn bangkit lalu meraih ponselnya yang berada di atas nakas.Nev, pria itu menghubunginya. Finn melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh. Dimana saat ini merupakan waktu istirahat di sekolah. Finn yakin jika temannya itu menghubunginya karena ingin bertanya alasan dia tak berangkat sekolah dan memilih ijin dengan wali kelas daripada mengirim ataupun menitipkan surat padanya.
"Hallo--"
(Kenapa gak masuk sekolah?)
Tanya Nev tanpa menunggu Finn menyelesaikan perkataannya.
Finn menghela napas pelan sebelum menjawab pertanyaannya. "Aku sakit, dan tidak sempat menulis surat ijin," katanya pada Nev yang terdengar seperti berbicara pada orang lain.
(Sakit katanya)
Finn bisa mendengar suara seorang wanita yang menanyakan dirinya sakit apa pada Nev yang baru saja berbicara padanya.
(Kata Thifa kamu sakit apa?)
Tanya Nev membuat Finn tersenyum tipis.
"Nggak parah kok. Bilang sama Thifa, jangan khawatir," kata Finn membalas Nev.
(Sini-sini biar aku aja)
Finn tebak saat ini Thifa tengah merebut paksa ponsel digenggaman Nev karena tak puas dengan jawabannya.
(Sakit apa? Jangan tunggu sampai parah. Mending ke rumah sakit. Pokoknya nanti pulang sekolah kita jengukin kamu, kalau parah ke rumah sakit aja)
Benar dugaan Finn. Thifa mengambil alih ponsel Nev, berbicara panjang lebar dengan nada khawatir padanya yang kini justru diam dengan senyuman tak luntur dari bibirnya.
(Finn!)
Tegur Thifa yang menunggu jawaban Finn tapi tak kunjung dijawab oleh pria itu.
"Iya, aku baik-baik saja kok. Tapi kalau kalian mau main juga gapapa, silahkan saja," balas Finn membuat Thifa terdengar seperti menghela tak puas lalu kembali memberikan ponsel itu pada Nev.
(Ck, yaudahlah)
(Jaga diri baik-baik, gak usah kepikiran macem-macem waktu sakit begini)
Finn diam mendengar nasihat penuh makna yang disampaikan Nev. Finn tau maksud dari ucapannya, dan ia hanya bisa diam sampai panggilan itu dimatikan sepihak oleh Nev.
.....Seperti perkataan Thifa tadi. Sepulang sekolah Nev, Thifa, dan Nisha langsung ke rumah Finn dengan tujuan menjenguk orang sakit.
Nisha dan Thifa saling tatap dengan tatapan bingung saat Nev tiba-tiba masuk tanpa memencet bel atau memberi salam, seolah rumah Finn sudah seperti rumahnya sendiri.
Merasa tak ada yang mengikutinya, Nev berbalik dan menatap dua gadis di belakangnya yang masih berdiri mematung di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAYUNG PENGGANTI [HIATUS]
Teen Fiction"Aku masih membutuhkanmu sebagai payungku agar aku tak kehujanan. Jika payung itu rusak, maka aku akan kembali basah" Finn tersenyum tipis lalu mengangguk pelan sebelum berucap. "Maka carilah payung pengganti," katanya digelengi tak setuju oleh Thif...