007.

377 51 14
                                    

****

Seulgi beranjak dari duduknya saat merasakan seseorang yang duduk disampingnya, ia mengenali orang itu. Sangat.

"Bisakah kamu duduk sebentar disini? dengarkan aku bicara sebentar saja, jangan terus terusan menghindar dan lari dari masalah" kata irene yang berhasil membuat Seulgi menghentikan langkahnya.

"Lari dari masalah?" Tanya Seulgi lalu berbalik menghadap Irene. Entahlah akhir akhir ini dia mudah sekali tersulut emosi. Tatapan tajam menatap irene.

"Bicara sebentar?" Tanyanya lagi yang kini sudah berdiri tepat didepan Irene.

"Apa yang harus dibicarakan lagi? Tentang bagaimana anak itu terlahir? Tentang siapa anak itu? Atau tentang hubungan mu dengan lelaki itu?" Seulgi menunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Irene.

Irene diam, dia merasa takut dengan Seulgi. Seulgi yang didepannya ini bukan Seulgi yang ia kenal, tidak ada lagi Seulgi yang lemah lembut yang mencintai nya dengan tulus. Seulgi nya yang dulu sudah hilang. Dan itu karenanya.

"Aku tidak ada hubungan apapun dengannya!" Sergah Irene

"Lalu mengapa Jisu bisa terlahir?" Irene terdiam saat Seulgi menanyakan itu.

"Aku akui aku salah untuk itu, tapi aku benar benar tidak ada hubungan apapun dengannya" Irene mencoba meyakinkan Seulgi. Seulgi mendecih lalu menyunggingkan senyumnya remeh.

"Lalu, kenapa dia ada disana? Menunggumu? menjagamu takut aku akan melukaimu?" Tanya Seulgi lalu menunjuk Sehun yang sedari tadi berdiri memperhatikan ia dan Irene di bawah pohon dibelakang Irene.

Irene menoleh dan mendapati Sehun yang kini berjalan kearah ia dan Seulgi. Irene memejamkan matanya mengucapkan umpatan dalam hatinya.

"Aku tidak memintanya untuk menunggu ku disana" katanya pada Seulgi. Karena memang sebenarnya dia tidak tau bahwa Sehun ada di sana. Tapi Seulgi tetaplah Seulgi, yang tidak akan percaya lagi pada orang yang sudah mengecewakan nya.

"Kamu tidak memintanya menunggumu tapi dia sendiri yang ingin menunggu dan menjagamu. karena kau kekasihnya" kata Seulgi yang dengan sengaja menekankan kata "kekasih" nya.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi Rene. Kita sudah selesai, dan kamu yang memilih untuk menyelesaikan kita. Aku disini hanya karena aku tidak ingin keluarga kita curiga dengan apa yang terjadi antara kau, aku dan kekasih mu itu" ucap Seulgi yang kini menatap Irene dengan tatapan kebenciannya.

"Jadi berterimakasih lah dan jangan bertingkah" Seulgi berkata seraya berjalan meninggalkan Irene yang masih terdiam.

Seulgi menatap tajam pada Sehun yang mencoba menahannya. "Urusi wanita dan putri mu saja!" Ia menghempaskan tangan Sehun yang menahannya dan melanjutkan langkahnya.

**

Seulgi baru saja keluar dari ruangan Dr. Kim, Dr. Kim meminta nya untuk datang dan membicarakan tentang kondisi Jisu juga jadwal operasi yang akan dilakukan pada Jisu. Meskipun ia mengatakan tidak mau terlibat lagi dengan irene maupun Jisu, tapi statusnya adalah wali dari Jisu yang membuatnya mau tidak mau harus berurusan dengan alasan sakit hatinya.

Seulgi menghentikan langkahnya saat penglihatannya menangkap sesuatu yang kembali membuat dadanya terasa sesak. Disana, tepat didepan matanya seseorang yang sangat ia cintai berciuman dengan kakaknya sendiri.

"Huh! Tidak ada hubungan apapun??" Cibirnya, ia mencoba untuk tidak perduli namun sialnya dadanya sangat sesak dan air matanya pun menetes begitu saja.

"Sial!!" Umpatnya saat menyadari ia menangis.

"Tuan ka...." Dr. Kim langsung terdiam di belakang Seulgi, matanya membulat melihat pemandangan didepannya lalu beralih melihat Seulgi yang masih menatap istri dan kakaknya dengan tangan yang mengepal kuat dan mata yang berair.

Can we..¿?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang