****
Seoul, Korea Selatan.
Menyesal. Mungkin kata itu yang saat ini melekat pada Irene. Tapi rasanya menyesal pun sudah tidak berguna lagi, dia sudah benar benar kehilangan seulgi. Sosok pria yang mencintai nya dengan tulus, yang memperlakukan nya dengan penuh kasih sayang. Ah bodoh nya dia yang membagi cintanya. Seharusnya dia tidak melakukan itu! Ya seharusnya tidak!!
"Hyunie~" panggilan dari Tiffany membuat Irene tersadar dari lamunannya.
"Nde, Eomma" jawab Irene
"Masuklah, jisu mencarimu" titahnya pada Irene.
"Ah dia sudah bangun? Tadi joohyun pergi karena dia sedang tidur, dia juga bersama Sehun tadi" ucapnya sambil berdiri dari duduknya.
"Joohyun masuk dulu ya" ucapnya lagi lalu bergegas menuju kamar jisu.
"Hyunie~, Eomma tau kamu sangat sedih sekarang, tapi tolong jadilah kuat untuk jisu. Jangan terlalu lama terpuruk, Eomma tidak suka melihat kamu sedih" ucap Tiffany lirih, dia juga sangat terluka melihat putrinya sekarang, setiap harinya setelah kepergian seulgi yang entah kemana, Irene selalu menangis senyuman cantik yang selalu menghiasi wajahnya yang cantik tidak pernah terlihat lagi. Dan Tiffany tidak suka itu!
"Nde Eomma...."
"Aku akan selalu kuat, aku tidak akan terpuruk lagi, aku harus bahagia untuk jisu. Ya aku akan..." Ucap Irene pelan. Ia berbalik pada Tiffany
"Tidak perlu khawatir Eomma, aku akan bahagia dengan jisu. Sekarang dan nanti, kami akan selalu bahagia" lanjutnya, air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya kini jatuh membasahi pipinya. "Kami akan bahagia"
*
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Sehun saat melihat Irene akan masuk ke kamar jisu. Ia berdiri tepat di depan Irene, ia baru saja akan keluar untuk mencari Irene tapi dengan kebetulan yang sangat pas Irene kini berada di depannya.
Irene hanya diam mematung, tidak menjawab bahkan ia tidak menatap Sehun, pandangannya ia alihkan ke bawah, ah kemanapun itu asal tidak melihat Sehun.
"Sudah sepekan lebih kamu menghindari ku, bahkan saat aku tidak sadarkan diri disana kamu tidak datang untuk menemui ku" ucap Sehun lagi, kali ini tangannya bergerak mengangkat dagu Irene agar ia menatapnya.
"Ada yang salah denganku? Apa? Katakan, kalau hanya diam dan terus menghindar aku tidak akan pernah tau dimana letak salahku" lanjutnya lagi, ibu jarinya mengusap lembut dagu Irene.
"Kamu...." Jawab Irene pelan.
"Kamu permasalahan nya, karena kamu pernikahan aku dan Seulgi hancur" lanjutnya lagi sembari menunjuk Sehun yang berdiri di depannya.
Sehun menatapnya tak percaya, bagaimana bisa Irene menyalahkan dirinya setelah sekian lama? Kenapa baru sekarang? Apa dia bercanda?
"Aku?? Salahku? Wahh aku tidak percaya sekarang akulah yang bersalah" ucap Sehun menatap Irene tajam.
Ia menarik Irene untuk masuk ke kamar jisu, tidak lupa juga ia mengunci pintu berjaga jaga takut ada yang masuk begitu saja.
"Dengar, kita menjalani. Kita. Kamu dan aku! Bagaimana bisa ini semua adalah salahku?" Tanya Sehun geram, ia masih tidak terima Irene melimpahkan semua kesalahan padanya.
"Karena semuanya memang salah kamu, harusnya kamu tidak datang lagi dihidpku. Malam itu, itu juga salah kamu, kamu mabuk dan kamu memaksaku!" Jawab Irene dengan suaranya yang bergetar karena ia kembali menangis.
"Kamu masih mencintai ku! Kalau memang sudah tidak mencintaiku aku datang padamu pun kamu tidak akan perduli apapun lagi padaku, tapi kamu???-"
Irene terdiam menunduk dan menangis.
