Pagi yang cerah buat Kim Seok Jin.
Ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagia. Bagaimana tidak, begitu membuka mata ia dapat langsung melihat orang yang di cintainya berada dalam pelukannya.Ia tak henti-hentinya mencium pipi Jungkook yang masih tertidur pulas.
Memainkan bulu matanya yang lentik, hingga mengecup bibir indahnya.'Kau begitu sempurna, dimataku kau begitu indah', batin Jin.
Jungkook mengerjapkan matanya.
Mengumpulkan kepingan-kepingan memori di otaknya."Pagi Jungkook-ah", sapa Seok Jin.
"Pagi Hyung, sudah jam berapa ini, apa aku bangun kesiangan?",
"Tak apa, ini hari libur. Lanjutkan saja tidurmu jika kau masih mengantuk",
"Tidak, aku ingin segera pulang Hyung",
"Hey, kenapa matamu sembab? Apa kau menangis semalaman?", tanya Jin penasaran menyentuh wajah Jungkook.
"Tidak", jawab Jungkook singkat sambil memalingkan wajahnya.
"Apa kau tidak nyaman bersamaku?",
"Tidak, Hyung. Aku hanya butuh waktu sendiri dan memikirkan semuanya",
"Ini yang aku takutkan, Jungkook-ah.
Mungkin lebih baik sejak awal kau tak pernah tau perasaanku","Aku baik-baik saja dengan perasaanmu padaku, Hyung. Hanya saja aku butuh waktu buat menerima ini semua. Ini hal yang baru di hidupku dan aku masih belum tau bagaimana harus bersikap", Jelas Jungkook.
"Baiklah Jungkook-ah, kau mandi dulu. Setelah sarapan pagi aku akan mengantarmu pulang", ucap Jin sambil berlalu meninggalkan Jungkook sendirian di kamarnya.
Sementara Jungkook mandi, Jin masuk ke dalam walk in closet yang berada di kamarnya. Jin Memasukkan beberapa pakaian dan perlengkapan lainnya ke dalam koper, kemudian membawanya keluar kamar dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.
Selepas sarapan Jin mengantar Jungkook pulang ke rumahnya. Selama perjalanan pulang Jungkook hanya terdiam. Begitupun dengan Jin. Ntah apa yang sedang mereka berdua pikirkan. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Terima kasih Hyung, sudah mengantarku pulang. Aku langsung naik, Hyung. Sampai Jumpa", pamit Jungkook.
"Besok kau langsung ke kantor saja seperti biasanya, tak perlu ke apartement dulu", perintah Jin.
"Baik, Hyung", jawab Jungkook singkat kemudian berlalu pergi menuju rumahnya.
Jin masih di tempatnya, memperhatikan punggung Jungkook hingga menghilang dari pandangannya.
Jin melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Jungkook menuju bandara.
Pagi harinya,
Seperti biasa begitu sampai di tempat kerja Jungkook ke pantry terlebih dahulu untuk berganti pakaian. Setelah itu Jungkook langsung mengerjakan tugasnya membersihkan dan merapikan ruang kerja Seok Jin.Keluar dari ruangan kerja Jin, Jungkook akan beranjak ke pantry untuk membuat kopi. Tapi Sekretaris menghentikannya.
"Tak perlu membuat kopi untuk CEO. CEO tidak masuk kantor hari ini", terangnya."Baik, Biseo-nim", jawab Jungkook.
'Hatinya bertanya-tanya, apa Jin Hyung sakit?', pikirnya.Jungkook langsung menghubungi nomor ponsel Jin. Namun sayang ponselnya tidak aktif. Jungkook mengirim pesan pada Jin, namun tak kunjung terkirim.
Jungkook cemas memikirkan Seok Jin.
Semua yang ia kerjakan jadi berantakan.Di sudut bagian bumi lainnya, Jin baru saja menginjakkan kakinya di negeri penghasil susu terbesar di dunia itu.
Supir pribadi sudah menjemputnya dari bandara menuju hotel tempatnya bertemu klien esok hari.
Seharusnya hari itu Seok Jin berangkat bersama Jungkook. Tapi melihat kondisi Jungkook yang begitu tertekan, Jin mengurungkan niatnya membawa Jungkook bersamanya.
Seok Jin sangat merindukan Jungkook, tapi ia tetap tak ingin mengaktifkan ponselnya.
Jin ingin memberi waktu untuk Jungkook seperti keinginannya.Seminggu sudah SeokJin berada di negeri Paman Sam ini, menyelesaikan pekerjaan Appanya yang sempat tertunda akibat sakit. Kini semua menjadi tanggung jawab Jin.
Begitu berat beban yang ia pikul.
Kadang Jin ingin menyerah, tapi kondisi Appa membuatnya bertahan.
Ada Eomma dan adik-adik yang harus ia jaga dan lindungi.Dalam kondisi seperti ini, Jin butuh seseorang yang bisa memahaminya, mencintainya setulus hati, senantiasa memberi kekuatan saat ia mulai lelah dengan keadaan.
Tapi takdir justru mempermainkan 2 anak manusia. Dewa cinta justru melepas anak panah cintanya ke arah Seok Jin, menebus jantungnya dan berhenti tepat di jantung hati Jungkook.
Pun dengan Jungkook nun jauh di sana. Ia gelisah dengan ketidakhadiran Jin di kantor selama beberapa hari ini.
Kalau saja boleh jujur hati kecilnya sangat merindukan Jin.
Tapi Jungkook terlalu egois untuk mengakuinya.Ia lebih memilih menyimpan semua rasa dalam relung hati terdalam. Hingga tak seorangpun tau debarannya.
Ketika cinta terbentur norma. Akan selalu ada hati yang di korbankan.
'Aku merindukanmu, Jungkook-ah',
'Aku juga merindukanmu, Hyung',
Ungkap mereka berdua dalam hati.
071222
Happy Reading
Jangan lupa like & commentnya
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love ✔️
FanfictionButuh perjuangan untuk membuktikan cinta dan Seokjin berusaha sekuat hati untuk meyakinkan Jungkook bahwa mereka bisa melewati perbedaan yang ada di depan mata. #dewasa #bxb #JinKook