12. Hasrat

1.2K 72 14
                                    

Pukul 7 malam, SeokJin sudah mendarat kembali di negara kelahirannya.
Ia menuju tempat parkir di bandara untuk mengambil mobilnya.

Seok Jin tak langsung pulang kerumah. Ia menyempatkan diri untuk mampir ke kawasan tempat tinggal Jungkook.
Jin menepikan mobilnya di jalan masuk menuju rumah Jungkook.
Ia sangat merindukan cintanya itu.
Tapi kakinya seolah enggan melangkah keluar. Jadi ia putuskan untuk pergi dari tempat itu.

Di dalam rumah, Jungkook sedang merebahkan tubuhnya di ranjang sambil memikirkan Seok Jin. Ia juga sangat merindukan laki-laki berbahu lebar itu.
Ntah mengapa Jin tak memberinya kabar sama sekali.
Apa Jin Hyung marah padaku pikirnya.

Jungkook mencoba mengirim pesan lagi pada Seok Jin.

Hyung dimana?
Apa Hyung baik-baik saja?

Kali ini pesan itu terkirim bersama pesan-pesan sebelumnya.
Tapi Jin belum membacanya.

Jungkook masih menunggu pesan balasan dari Seok Jin.
Namun sayang sampai Jungkook terlelap pesan itu tak kunjung terbalas.

Pagi-pagi sekali Jin sudah berangkat ke kantor, ia hanya ingin melihat Jungkook yang sedang membersihkan ruangannya.

Dan benar saja, begitu memasuki ruang kerja Jin sudah melihat keberadaan Jungkook di ruangannya.

"Jin Hyung...", hambur Jungkook berlari memeluk Jungkook.
Jin membalas pelukan Jungkook lebih erat.

"Aku merindukanmu, Jungkook-ah.
Sangat merindukanmu", sambil menitikkan air mata.

"kemana saja kau seminggu ini Hyung, mengapa tak pernah memberiku kabar", cecar Jungkook.

"Bukankah kau butuh waktu untuk sendiri, karna itu aku berusaha menahan diri untuk menghubungimu",

Jungkook menangis mendengar penjelasan Jin. Betapa Hyungnya itu sangat mencintainya. Tapi sayang ia tak seberani Jin untuk mengungkapkan perasaan hatinya.

Jin menghapus air mata Jungkook, menyentuh bibirnya dan memberanikan diri untuk menciumnya.
Perlahan Jin melumat bibir tipis itu, kali ini Jungkook membalas lumatan itu.
Jin memperdalam lumatannya, menekan tengkuk Jungkook.
Mereka saling memagut lidah.
Mengecap rasa yang di rindukan.

Ketukan pintu menyadarkan mereka dari kegiatan paginya.
Jungkook buru-buru keluar untuk menyiapkan kopi di pantry.

"Selamat Pagi, Sajang-nim.
Ini laporan-laporan yang harus segera di periksa", ucap sekretaris.

"Letakkan saja di meja, dan kau bisa kembali ketempatmu", jawab Jin singkat.

Beberapa saat kemudian Jungkook kembali dengan kopi buatannya dan meletakkannya di meja tamu.

Jin menarik tubuh Jungkook untuk duduk di pangkuannya.
Ia kembali melumat bibir Jungkook, kali ini lebih kasar hingga Jungkook mendesah.
Mereka menyadari bahwa area pribadinya sudah sama-sama menegang saat ini.

Jin sudah tak sabar. Dia menggendong tubuh Jungkook dengan lidah yang masih terpaut satu sama lain. Masuk kedalam kamar pribadi yang ada di balik rak buku.

Mereka sudah sama-sama tak dapat lagi membendung birahinya. Ntah siapa yang memulai kini mereka sudah sama-sama polos tanpa sehelai benang. Pakaian yang mereka kenakan sudah berserakan di lantai.

Jin mulai menelusuri tubuh polos Jungkook. Mulai dahi, kelopak mata, pipi, hingga saling melumat bibir dan memautkan lidah. Mengulum telinga Jungkook, turun ke area leher, Jungkook mendesah.

Hasrat Jin makin menggebu mendengar desahan Jungkook.

Turun kebawah menghisap nipel Jungkook. Jungkook merancau tak karuan. Tubuhnya benar-benar sudah terangsang oleh setiap sentuhan yang Jin berikan.

Hingga sampailah di area paling pribadi milik Jungkook. Jin mengulum penis Jungkook yang sudah menegang sejak di ruang kerja.
Jungkook menjerit tak kuasa menahan nikmat blow job yang di berikan Jin.

"Hentikan Hyung, aku sudah tidak tahan lagi", pinta Jungkook frustrasi.

"Lepaskan saja jangan menahannya", pinta Jin.

Dan beberapa saat kemudian Jungkook menyemburkan spermanya di mulut Jin. Dan Jin menelannya.

"Manis", ungkap Jin.

Nafas Jungkook masih tak beraturan.

Ini pengalaman baru buat mereka berdua.

Kini posisi mereka berdua berganti, kali ini Jungkook yang melakukan blow job pada penis Jin. Jungkook mengikuti gerakan seperti yang di lakukan Jin tadi padanya.
Mereka cukup lihai sebagai seorang pemula. Jin mengigit bibirnya, kedua tangannya meremas rambut Jungkook. Blow Job yang dilakukan Jungkook sangat luar biasa.

Jungkook tersedak ketika ujung penis Jin sampai pada kerongkongannya.
Jungkook cukup kewalahan dengan milik Seok Jin yang panjang dan besar.

Hingga akhirnya Jin sampai pada puncaknya. Jungkook berusaha menelan cairan kental milik Jin tapi perutnya terasa mual dan ia memuntahkannya.

Jin membersihkan sisa sperma di mulut Jungkook dan memberinya minum.
Jin lanjut membersihkan sperma yang di muntahkan Jungkook.
Jungkook ingin membantunya, tapi Jin melarangnya.

"Kau lebih baik mandi dulu Jungkook-ah, setelah selesai dengan ini aku akan mandi juga bersamamu", perintah Jin.

Jin masuk kamar mandi, memeluk Jungkook dari belakang.
Jin kembali mengeksplor tubuh seksi Jungkook dari atas hingga bawah.

"Aku tak sabar ingin merasakan milikku berada di hole milikmu, Jungkook.
Tapi aku masih menunggu kau siap dengan itu",

"Aku takut Hyung.
Karna pasti itu sangat menyakitkan",

"Kau bisa menggigitku, Jungkook-ah",

"Aku belum siap untuk itu, Hyung", jawab Jungkook.

Sesi mandi bersamapun selesai.

"Istirahatlah disini, kau pasti lelah. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku", perintah Jin.

"Tidak Hyung, aku akan kembali ke pantry",

"Tunggu rambutmu kering dulu baru kau bisa keluar, aku tak punya hair dryer disini, mereka akan curiga dengan kita kalau kau keluar sekarang",

"Baik, Hyung", jawab Jungkook.

"Kau tidak memanggilku Sajang-nim, bukankah ini masih di area kantor", sindir Jin sambil tertawa menggoda Jungkook.

"Hyung...", wajah Jungkook blushing.

"Aku mencintaimu, Jungkook-ah", sambil melumat bibir Jungkook.
Kemudian keluar meninggalkan Jungkook sendirian di kamar.

"Aku juga mencintaimu, Hyung", jawab Jungkook lirih.

081222

Happy Reading

Terima kasih like & comentnya






First Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang