14. Kelam

1.8K 90 7
                                    

Jin mencium setiap lekuk tubuh Jungkook. Jungkook mencoba mengigit bibirnya agar tak mendesah, namun lolos. Sentuhan yang di berikan Jin pada titik rangsang membuat tubuh Jungkook Menggelinjang.

"Hentikan Hyung, Hentikan...", Rintihnya.
Jungkook sudah full naked, Jin melepas semua pakaian Jungkook. Melemparnya ke lantai, Kemudian Jin melepas pakaian yang melekat di tubuhnya.

"Kau bisa mengigit bahuku jika kesakitan", bisik Jin di telinga Jungkook.
Jungkook hanya bisa mengangguk sambil memejamkan matanya. Ia sudah tak berdaya oleh rangsangan yang di berikan Jin pada tubuhnya.

Jin mengambil sarung tangan, kondom juga pelumas yang ia beli di apotik tadi.

Jin menjilat lubang hole Jungkook sebelum mengoles pelumas pada lubangnya. Jungkook mendesah.

Jin masukkan 1 jarinya ke dalam hole Jungkook, meregangkan hole Jungkook. Dua jari kembali ia masukkan, agar miliknya bisa masuk pada hole Jungkook. Jari ke tiga ia masukkan, agar Jungkook bisa rilex menerima milik Jungkook yang panjang dan besar itu.

Perlahan-lahan Jin memasukkan penisnya ke lubang hole Jungkook.
Untuk mengurangi rasa sakitnya Jin mengalihkannya dengan melumat bibir Jungkook dan memainkan nipelnya.

Pelan tapi pasti batang panjang dan besar milik Jin merobek hole merah muda Jungkook.
Jungkook mengigit bahu lebar Jin hingga berdarah.

Rasa sakit luar biasa yang ia rasakan membuat Jungkook menangis.


"Sakit Hyung...Sakit...", Rintihnya sambil menatap mata Jin.

Jin mengusap air mata Jungkook dan menciumnya. Jin berusaha mengalihkan rasa sakit Jungkook dengan berbagai cara.
Agar hole Jungkook terbiasa dengan penisnya.

Lambat laun rasa sakit itu berganti dengan rasa nikmat yang luar biasa.

"Agh... Agh... Agh... Hyung... ", rancau Jungkook.
Penis Jin menyentuh prostat Jungkook.
Jungkook mengerang nikmat.

Egh... Egh... Egh... Jin...", teriak Jungkook mencapai klimaks untuk pertama kalinya.

Desahan demi desahan keluar dari mulut keduanya. Erangan nikmat saat mencapai klimaks seolah jadi lagu di tengah hujan lebat.
Penis Jin menghujam lubang Jungkook tiada henti.

Keduanya berkali-kali mencapai klimaksnya. Mereka bercinta hingga pagi menjemput.

"Jungkook aku mencintaimu...", rancau Jin kemudian melumat bibir Jungkook dan menggigit nya hingga berdarah.
Jin memperlambat pinggulnya, menikmati spermanya yang meledak dalam hole Jungkook hingga tetes yang terakhir.

Jin menjatuhkan tubuhnya di samping tubuh Jungkook.
"Aku mencintaimu, Jungkook-ah",
Jungkook terisak.
Jin memeluknya erat tubuh polos Jungkook.
Mencoba menenangkan rasa sakit di tubuh dan hatinya.


"Mulai hari ini kita tak lagi 2 tapi 1,

Aku akan menjaga dan melindungimu.
Kau akan tinggal bersamaku di apartemen.
Kau tak perlu bekerja, lanjutkan saja studymu, semua biaya hidupmu biar aku yang menanggungnya", bisik Jin di telinga Jungkook.
Jungkook semakin meraung didada Seok Jin.

Jin memapah tubuh Jungkook ke kamar mandi, membersihkan sisa-sisa pergulatan mereka. Jin membasuh hole Jungkook dengan air hangat, ia menyentuhnya perlahan, sangat hati-hati agar Jungkook tidak kesakitan.

Jin kembali memapah tubuh Jungkook. Merebahkan tubuhnya di ranjang.
Jin mengambil salep untuk mengurangi pembengkakan pada hole Jungkook.

"Perih, Hyung", keluh Jungkook.

"Tahan sebentar lagi selesai", ucap Jin.

Jin mengambil obat penghilang rasa sakit dari nakas dan memberikannya pada Jungkook.

"Di minum obatnya, agar rasa sakitnya hilang", sambil memberikan air minum untuk Jungkook.

"Kalau cinta sesakit ini kenapa orang lebih memilih jatuh cinta, Hyung?",

"Karena mereka tau dibalik rasa sakit akan ada bahagia", jawab Jin sambil mencium kening Jungkook.

"Tapi aku lebih memilih untuk tak jatuh cinta",

"Jangan pernah pergi meninggalkanku Jungkook-ah. Luka yang aku torehkan padamu biar aku yang akan menyembuhkannya.

Jin meneteskan air mata memeluk erat tubuh Jungkook.

Betapa ia telah melukai Jungkook begitu dalam.

Sesal pun percuma.
Semua telah terjadi.
Andai waktu dapat di putar kembali.
Ia tak ingin bertemu Jungkook, agar Jungkook bisa tetap hidup bahagia dengan caranya.

Cintaku hanya membuatnya terluka dan menangis.
Tapi aku akan selalu di sisinya.
Tak kan pernah meninggalkannya.

"Ternyata banyak hal menyakitkan di dunia ini Hyung, tapi lebih memilih bertahan dengan harapan suatu saat akan bahagia", ucap Jungkook sambil menghapus air matanya.

"Dan aku akan selalu berusaha untuk membuatmu bahagia dengan berada di sisiku", meyakinkan Jungkook.

Keduanya saling berpelukan. Menguatkan satu sama lain. Bahwa cinta tak pernah salah.

101222

The End

Terima kasih



First Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang