︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Selamat membacaᯓᡣ𐭩.Seorang gadis yang sudah menginjak umur 20 tahun itu sedang duduk lesehan beralas tikar berbulu yang empuk. Terkekeh pelan saat menerima puluhan komentar yang memberi ucapan terimakasih, berkat cerita yang dia buat sangat membantu mereka semua, ia pun turut ikut berbahagia jika cerita yang ia tulis bisa membantu banyak orang untuk lebih mencintai dirinya sendiri lebih dari apapun.
Ucapan terima kasih dari mereka semua mengingatkan nya pada masa-masa dimana dia juga masih menyiksa dirinya sendiri dengan pikiran yang menjerumuskan pada sesuatu yang buruk, sampai membuatnya merasa bahwa kehidupannya akan berakhir dengan cepat. Pikirannya selalu mengajak untuk berpikir, kapan mati? Jika besok mati mereka inget aku gak? Apa mereka menyesal setelah aku mati?
Pikiran yang mengontrol dirinya untuk mati, sampai membuatnya selalu menangis disetiap malam tanpa terlewatkan. Menangisi kenapa hidupnya harus seperti ini? Merasa paling tersakiti. Perasaan itu juga yang mendorongnya semakin jauh jatuh kedalam jurang kehancuran yang sebenarnya.
Sampai dimana ia benar-benar dititik terendahnya.
Empat tahun lalu...
Sudah tujuh bulan Asta rutin meminum obat, tidak pernah terlewatkan karena itu akan membuat usahanya sia-sia. Jika ia sampai telat meminumnya itu akan membuat pengobatannya harus mulai dari nol lagi, dengan malas ia bangun jam empat pagi hanya untuk makan dan minum obat setelah itu ia melanjutkan tidurnya.
Pagi menyapa, mentari menyambut hangat menerpa permukaan wajah. Dengan malas ia bangun, tidak ada gairah untuk menjalankan hari, terlalu monoton. Dan yang paling malas ketika harus bergelut dengan pelajaran yang dijelaskan melalui tulisan. Di masa pandemi ini membuat Asta malas belajar, memang pada dasarnya saja Asta yang malas.
Namun begitu, Asta tetap berusaha mengerjakan semampunya. Berusaha fokus pada pelajaran yang membuatnya pusing. Tidak, tidak bisa berpikir dalam keadaan pusing seperti ini, ia harus makan. Asta memutuskan untuk menyudahi belajarnya, sekarang ia harus ke supermarket untuk membeli makanan.
Hanya menggunakan piyama motiv berwarna putih lengkap dengan celana yang senada. Sesaat sampai di supermarket, Asta langsung menghampiri stage makanan instan, mengambil beberapa mie untuk stok dirumah. Tidak lupa mampir ke stage makanan ringan seperti Snack-snack dan yang terakhir mengambil minuman, ia membutuhkan susu kotak, sialnya susu kotak itu ditempatkan di atas.
Asta menggerutu di dalam hati, ia kesal karena tangannya tidak mampu menggapai sampai rak atas, padahal sudah menjinjitkan kaki, tapi tetap saja masih tidak sampai. Sampai ada sebuah tangan yang membantunya mengambil susu kotak tersebut.
Asta yang kaget reflek berbalik badan dan menemukan sosok pemuda jangkung yang membantunya barusan.
"Nih, lain kali minta tolong. Bahaya kalo jinjit kaya gitu," seru pemuda jangkung itu, lalu meletakan susu kotaknya kedalam keranjang belanjaan Asta.
"Terima kasih," ucap Asta dengan senyuman tipis tidak enak.
Pemuda jangkung itu tidak menjawab hanya mengangguk kepalanya, seperti berkata iya sama-sama. Pemuda itu lantas melihat keranjang belanjaan Asta yang penuh.
"Untuk ukuran cewe mungil kaya lo, makannya banyak juga ya?" tanya pemuda itu.
Asta meringis mendengar pertanyaan itu, malu sekali. "Hehe, iya, sebagian buat stok dirumah," jawab Asta.
"Oke, kalo begitu, gue duluan ya," pamit pemuda itu pada Asta.
"Iya, terima kasih ya sekali lagi," seru Asta.
Pemuda itu mengacungkan jempolnya ke atas. Asta terkekeh pelan melihat itu, lalu melihat kembali pada barang belanjaannya, dirasa sudah cukup, Asta mendorong troli itu menuju kasir.
Sesaat sampai di kasir, Aspari ditodong oleh mba-mba kasir dengan menawari nya produk yang sedang promo pada bulan ini, namun Aspari tidak tergiur dengan promo bulan ini. Untuk sekarang Aspari hanya ingin pulang dan maraton membaca buku di platform membaca. Padahal tadi niatnya hanya untuk mengisi perut dan kembali belajar, dasar Astagiri.
Selesai dengan urusan kasir Astagiri mengangkut belanjanya yang lumayan banyak itu ke sepeda kecil miliknya. Sepedanya sudah di lengkapi dengan keranjang depan dan belakang, jadi tidak susah membawa belanjaannya yang terbilang banyak itu.
Sepeda kecil itu melesat dengan pelan, menikmati semilir angin di pagi menuju siang hari ini.
"Eh, eh, eh ... Aaaaaaaa" teriaknya panik.
Karena secara tiba-tiba sepeda kecilnya itu sudah nyungsep di parit kering. Astagiri kehilangan kendali karena tadi ada sepeda motor yang hampir menyerempetnya, Astagiri yang panikan orangnya, reflek membelokkan stangnya, sayangnya itu membuat dirinya nyungsep di parit.
.•°♡°•.
Akash yang sedang berkendara itu, asik menikmati semilir angin di pagi hari, ternyata Susana dipagi hari ini enak juga, jadi terasa lebih segar di badan. Beruntung mamanya menyuruh mengantarkan barang yang tertinggal di rumah ke toko. Sedang asik-asik menikmati semilir angin yang sejuk, tiba-tiba saja ada suara melengking dari arah belakangnya. Pemuda itupun penasaran dan memberhentikan sepeda motor untuk melihat kebelakang.
Akah dibuat itu melongo heran, padahal tadi tidak sampai menyerempetnya kenapa bocah itu jatoh ke parit? Rasa ingin menertawakan begitu besar, namun ia tahan. Takut bocah nya marah besar.
Niatnya ingin membantu namun setelah sampai ditempat bocah itu jatuh, ia malah kena semprot.
"Heh, kalo bawa motor itu pelan-pelan dong!" sungut Astagiri dengan berapi-api. "Liat nih, gue jadi jatohkan," tunjuknya pada sepeda yang tergeletak tak berdaya.
"Perasaan saya bawanya pelan-pelan, kenapa bisa sampe nyusep begini?" tanyanya heran.
"Mana ada pelan, kalo bawanya pelan, gak mungkin gue sampe jatoh begini." Dumel Astagiri sembari membenarkan sepedanya yang tersungkur.
Handphone di saku celana Akash bergetar, pertanda ada yang menelpon. Langsung saja pemuda itu mengangkat tangan memberi isyarat jangan dulu bicara, Astagiri yang paham pun mengerti, walaupun hatinya dongkol sekali dengan pemuda ini.
"Iya ma?"
"Kamu nyasar kemana? Kok gak nyampe-nyampe? Cepet buruan, itu bahannya mau di pake! Biasanya juga cepet kok jadi leleh begini sih, kamu?" rentetan kalimat yang di layangkan mamanya membuat ia pusing sendiri.
"Iya sebentar ma, ini ada kecelakaan kecil yang harus Akash urus dulu, habis ini Akash langsung kesana," ujarnya memberi tahu.
"Bukan kamu kan yang kecelakaan? Bahan-bahan buat kue punya mama aman kan?" tersirat nada khawatir dari sebrang sana. Iya, menghawatirkan bahan-bahan membuat kuenya.
Pemuda itu tampak mendesah pasrah. "Iya mah, Aman," ucap Akash.
Telepon diputus sepihak oleh mamanya, huh nyonya Arya ini memang aneh. Mendengar ada kecelakaan bukan anaknya yang dikawatirkan, malah bahan-bahan kue yang di khawatirkannya.
"Apa?" tanya-nya heran pada bocah yang berada di depan ini, karena sedari tadi bocah ini terus menatapnya tajam namun malah terkesan lucu Dimata Akash.
ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ
Hehe, segitu dulu ya teman-teman.
Gimana? Seru gak?
Oh iya, jangan lupa ya buat vote, comen serta follow akun aku, biar gak ketinggian updated terbarunya cerita Asta 😋
Ah iya lupa, jika berkenan bisa merekomendasikan cerita ini keteman yang kalian punya.
Hihi, terima kasih sudah mampir😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Astagiri ✓
Teen FictionAsta berhasil mencintai dirinya sendiri lebih dari apapun, setelah melewati banyak luka yang disebabkan oleh orang sekitarnya. Sempat putus asa dan berpikir bahwa kehidupannya tidak akan lama karena suatu hal, kejadian itu membuat Asta putus harapan...