︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Selamat membacaᯓᡣ𐭩.
Kembali ke masa sekarang, Astagiri bangga dengan orang-orang yang mulai mencintai dirinya sendiri karena cerita yang ia tulis. Itu menjadi kebahagiaan tersendiri untuknya. Semakin termotivasi juga baginya untuk semangat menulis dan membawa perubahan yang baik bagi setiap pembacanya.Sudah larut malam, waktunya untuk ia tidur menjemput alam bawah sadar. Menyimpan kembali laptop yang ia gunakan, lantas ia menghampiri tempat tidur untuk merebahkan tubuhnya. Mengambil boneka yang selalu ia peluk ketika akan tidur. Boneka yang ia dapat empat tahun lalu bersamanya, boneka ini juga hasil dari permainan yang dimainkan oleh dirinya. Astagiri rindu momen itu, sangat-sangat rindu.
Sudah tiga tahun lamanya dia pergi, tapi belum juga kembali. Tanpa sadar Astagiri menunggu seseorang yang selalu ia panggil dengan sebutan om tua.
Sekarang Astagiri bisa tertidur dengan mudah dan cepat, tidak perlu lagi sandiwara-sandiwara yang ia buat untuk membuat otaknya lelah. Kamar yang masih sama dengan nuansa pink dan putih. Namun ada yang bertambah di ruangan yang cukup luas itu, terdapat rak buku dengan jejeran buku Novel ternama yang sedang hits, bukan hanya novel fiksi saja, tapi berbagai gendre. Astagiri jadi suka membaca untuk menutupi hari-harinya yang hanya berdiam diri di rumah.
Namun pada beberapa bulan terakhir kehidupan Astagiri tidak terlalu sepi karena ada satu bocah perempuan yang selalu mengajaknya keluar. Hanya karena ia membantu membayar ketika bocah itu lupa membawa dompetnya, bocah itu jadi sering mengintilinya disetiap ada kesempatan. Astagiri jadi sedikit terhibur olehnya.
***
Astagiri sedang berada di kamar mandi, mencuci muka karena ia baru saja bangun tidur. Namun saat akan membasuh wajahnya terdengar nada dering yang melengking nyaring menyapa indera pendengarannya. Astagiri pun segera membasuh wajahnya dan menghampiri ponsel, melihat siapa yang menelponnya di pagi-pagi hari begini.
Jiselll😈☠️ is calling…
Tertera dengan nama Jisel, bocah yang selalu mengintilinya disetiap ada kesempatan.
Mengehela nafas sejenak sebelum menggeser tombol terima.
"Kakak! Selamat pagi," sembur dari sebrang sana dengan semangat.
"Pagi jis, kenapa?"
"Kak, joging yu. Bosen nih dirumah nggak ada orang," keluh dari sebrang sana merasa bosan.
"Boleh deh, kebetulan gue juga lagi free."
"Yeay!! Kita ketemuan di taman kota ya kak, gue mau siap-siap dulu bentar," seru dari sebrang sana yang langsung mematikan telpon secara sepihak.
Astagiri dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah bocah ini. Lucu tapi terkadang menjengkelkan. Astagiri juga akan bersiap-siap untuk joging.
Outfit yang Astagiri gunakan hanya celana joger panjang dan swetar krop yang ada penutup kepalanya. Dilengkapi dengan topi berwarna putih. Dirasa sudah siap, Astagiri pun bergegas keluar dari kamarnya, mencari-cari mba Asti untuk berpamitan, namun tidak menemukan mba Asti dimanapun. Jadi Astagiri akan berpamitan saja dengan mang Ujang.
"Mang, mba Asti kemana, ya?"
"Oh si mba, dia mah belanja dulu ke pasar neng," terang mang Ujang memberi tahu. "Emang kenapa neng? Ada yang bisa mang bantu?" sambungnya lagi.
"Engga papa, mang. Asta cuman mau pamitan buat pergi joging, nitip salam aja takutnya mba Asti nyariin," Astagiri berpesan pada mang Ujang.
"Nanti mang sampein ke mba Asti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Astagiri ✓
Teen FictionAsta berhasil mencintai dirinya sendiri lebih dari apapun, setelah melewati banyak luka yang disebabkan oleh orang sekitarnya. Sempat putus asa dan berpikir bahwa kehidupannya tidak akan lama karena suatu hal, kejadian itu membuat Asta putus harapan...