ASTAGIRI || 12

47 26 8
                                    

︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Selamat membacaᯓᡣ𐭩.


Musik yang tadinya mengalun indah harus terhenti karena ada yang tiba-tiba menelpon dan saat Astagiri melihat siapa penelpon itu ternyata itu Yolana, temanya.

"Kenapa, Yol?" Astagiri langsung melayangkan pertanyaan didetik pertama ia menjawab.

"Gabut aja gue, lo kmenaa aja ta?" tanya Yolana dari sebrang sana karena selama dua bulan terakhir tidak ada komunikasi dari Astagiri.

"Ada, Kenapa? Kangen ya lo?" Andai Yolana dihadapan Astagiri, lihat saja wajah Astagiri yang tengil itu pasti akan kena gampar halus oleh Yolana. "Gue lagi di danau nih, ngadem," sambungnya.

"Wah, danau mana tuh?" tanya Yolana sebelum panggilan telepon itu berubah menjadi panggilan video. "Anjir ta, tempatnya bagus banget. El, sil, sini liat," heboh Yolana ketika mengajak Elena dan Sisil untuk melihat danau yang di kunjungi oleh Astagiri.

"Sini, temenin gue ngadem," ajak Astagiri pada mereka bertiga.

"Oke, gue otw." Video call itu dimatikan sepihak oleh Yolana, terlalu bersemangat.

Sementara disebrang sana, ditempatnya Yolana. Ia baru sadar, ia lupa meminta lokasinya kepada Astagiri.

|Queen Girls|

Yolana
Ta, serlok coba

Astagiri
📍 Memberikan lokasi

Yolana
Oke, gue langsung otw.

Yolana rusuh sendiri sementara Elena dan Sisil menatap Yolana dengan malas. Selalu seperti ini.

Dimeja rias milik Yolana, gadis itu berkutat dengan alat make up yang tidak di mengerti oleh Elena. Elena sampai tidak habis pikir dengan alat-alat yang di gunakan oleh Yolana, menurutnya semua sama hanya beda ukuran saja.

"Ngapain pake dandan sih, Yol? Kaya mau ketemu doi aja," tanya Elena heran.

"Gue dandan bukan buat ketemu cowo ya, gue dandan buat diri gue sendiri lahh… nah sedikit lagi, udahhh selesai!! Cusss berangkat," celoteh Yolana sembari membereskan riasannya yang hampir selesai. "Eh, benar-benar. Tas, tas gue dimana," sambungnya mencari-cari tas yang ia cari.

Elena yang melihat tingkah sahabatnya itu menatap malas, selalu heboh sendiri. Padahal tasnya sudah bertengger degan rapih di bahunya sendiri.

"Lan, tasnya udah lo pake." Akhirnya Sisil angkat bicara memberi tahu.

"Bodoh," maki Elena pelan. Jika bisa Elena ingin menenggelamkan Yolana saat ini juga.

"Hehe, lupa." Dengan tampak tidak berdosanya ia cengengesan.

Mereka pun segera bergegas menuju lokasi yang Astagiri kirimkan tadi, ugh sungguh tidak sabar. Namun diperjalanan mereka mampir dahulu ke mini market untuk membeli makanan. Mengambil apa yang dibutuhkan, setelah dirasa cukup lantas mereka pergi menuju kasir untuk membayar.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, mereka telah selesai membayar. Melanjutkan perjalanan menuju danau yang Astagiri kunjungi.

Menikmati waktu perjalanan yang terasa lama untuk sampai ditujuan yang baru pertama kali mereka datangi.

Yolana yang sewot karena perjalanan lama, sementara Astagiri yang sedang senang menikmati waktu senggangnya. Semilir angin yang beralun pelan, aliran air menjadi pemenang, kicau burung saling bersahutan seolah merayakan kebahagiaan. Astagiri ingin lebih lama menikmati ini, terdiam dengan perasaan tenang, sungguh membuat dirinya nyaman.

"Asta!!"

Sedang santai-santai menikmati pesona alam, tiba-tiba teriakan melengking menyapa menganggu pendengarannya. Siapa lagi kalo bukan Yolana orang ny? Lihat, dia berlari dengan menenteng plastik makanan. Jika Yolana tersandung maka Astagiri yang akan menertawakannya begitu kencang.

"Pelan-pelan aja kalo Yol, danaunya juga gak akan pergi," canda Astagiri.

"Gak bisa, gue terlalu excited banget."

"Ya excited sih excited, cuman tetep hati-hati."

"Cie, perhatian, cie," goda Yolan dengan alis yang dinaik turunkan. Cocok sekali untuk ditendang.

Astagiri hanya memutar bolanya malas. "Si Elena sama si Sisil kemana? Bukannya tadi ada di rumah lo ya?" tanya Astagiri karena yang terlihat hanya Yolana berlari sendirian.

"Ada, mereka aja yang jalannya kaya siput."

"Lo aja yang jalannya kaya babi ngepet," seru Elena sedikit berteriak. Kesal karena ditinggal begitu saja dengan dia yang membawa tikar gulung untuk beralaskan mereka lesehan nanti.

"Waduh, bawa apaan, El." Astagiri sedikit kaget melihat Elena yang membawa tikar gulung.

"Tau tuh, dia yang ngide bawa ini, malah gue yang bawa. Sialan emang," dumel Elena dengan wajah terlihat sekali kesal.

"Hehe, santai bro. Mukanya biasa aja, selow-selow." Dengan memperagakan tanganya menyuruh Elena untuk tetap tenang, dasar Yolana.

"Gila ta, ini indah banget." Sisil melihat sekeliling dengan mata yang berbinar-binar, jujur pemandangannya masih asri dan sejuk.

"Iya kan, gue aja sampe betah diem disini berjam-jam."

"Mungkin sampai berhari-hari pun gak akan bosen ta," gurau Sisil.

Mereka pun segera menggelar tikar untuk beralaskan duduk sambil menikmati keindahan alam yang sangat menarik untuk dipandang.

Melupakan sejenak masalah yang dipikul masing-masing dengan menikmati setiap energi yang di hantarkan oleh alam sekitar untuk membuat diri mereka tenang.

Astagiri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang