ASTAGIRI || 22

28 15 8
                                    

︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Selamat membacaᯓᡣ𐭩.

Astagiri terus berlari menjauh, meninggalkan orang-orang yang menatapnya aneh. Banyak pasang mata yang melihatnya, namun Astagiri mencoba tidak memperdulikan itu semua, tujuannya hanya satu, mencari tempat dimana hanya diri nya seorang tanpa ada orang lain. Sampai langkahnya membawa kedanau yang sering ia kunjungi ketika sedih ataupun ingin sendiri.

Terdiam, terduduk dihamparan rumput hijau, menekuk kaki, menelungkupkan kepala pada lipatan tangan. Air mata luruh semakin deras, sungguh Astagiri sedang kalut saat ini. Belum pernah ia dapat hinaan semenjijikan itu.

Astagiri yang kalut dengan perasaannya, sementara Akash yang kalut akan rasa khawatirnya. Akash sudah menunggu sampai sekolahan sepi tapi Astagiri tak kunjung menghampiri. Ditelepon pun tidak ada jawaban, koneksi tidak ditemukan. Mungkin kah handphone Astagiri lobet? Namun Akash tetap setia menunggu di dalam mobil sampai Astagiri datang.

Terus menunggu sampai ia jengah dan memutuskan untuk turun, menanyakan pada penjaga sekolah.

"Pak, ini siswa siswi nya sudah keluar semua? Atau masih ada yang di dalem?"

"Sudah dari tadi mas, kebetulan hari ini pulang lebih awal," ucap penjaga sekolah itu memberi tahu.

"Ah, seperti itu. Terima kasih pak. Mari," pamit Akash tidak ingin bertanya lebih jauh.

Perasaan Akash semakin tidak enak, rasa khawatir kian menjadi. Meskipun panik tapi ia tetap terlihat santai dan datar hanya alis yang menikuk tajam, pertanda ia sedang berfikir hebat.

Akash ingin mencoba menghubungi orang yang berada di rumah Astagiri namun sayang, ia tidak mempunyai nomor ponsel orang rumah Astagiri, kecuali Astagiri sendiri dan pak Gabriel.

Akash mencoba berfikir positif, mungkin saja memang benar Astagiri pulang lebih dulu. Tapi ia khawatir terjadi sesuatu dengan gadis itu. Apa ia coba lihat saja kerumahnya Asta hanya sekedar melihat apa sudah rumah atau belum? Ah, nanti bocah itu kepedean lagi, jika ia datang pun bingung harus berbicara apa. Akash mencoba menepis perasaan aneh yang bersarang hatinya itu.

Akash pun memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Hanya sesekali saja ia pulang ke apartemen, ia lebih sering tidur dirumah bersama keluarganya. Sesekali menengok atau sekedar bersantai sebentar di apartemen ini.

Sekarang pun Akash hanya bersantai dengan hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek, tidak berani bertelanjang dada walaupun ia sendirian di apartemennya.

Hari mulai larut, langit mulai gelap. Perasaan Akash terasa mengganjal, khawatir akan sesuatu yang Akash sendiri tidak tahu apa yang di khawatirkannya.

Drttt drttt drttt

Terdengar getaran handphone Akash yang tergelatak di meja. Akash pun berjalan melihat siapa yang menghubunginya malam-malam begini.

| Pak Gabriel |
Online

Kash, anak saya bersama kamu?

Askah sedikit terkejut dengan pesan yang dikirimkan oleh pak gabirel.  Tak berselang lama ia pun membalasnya.

| Pak Gabriel |
Online

Astagiri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang