ASTAGIRI || 16

40 23 2
                                    


︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Selamat membacaᯓᡣ𐭩.

Pagi ini, Astagiri bangun dengan malas. Gara-gara semalam ia jadi berangkat sekolah, kenapa juga harus di anter sama cowo itu?

"Ck, kenapa sih harus dianter sama om-om itu?" Astagiri mendumel sendiri dengan wajah cemberutnya.

"Papa sih, padahal gue bisa berangkat sendiri."

"Akh, males banget jadinya."

Astagiri terus mendumel, mengeluarkan unek-uneknya dari semalam dengan dia yang bersiap-siap untuk pergi sekolah.

"Tata, Akash udah dateng nih, buruan siap-siapnya."

Itu suara mama Girel, tumben sekali masih berada dirumah, biasanya pagi-pagi buta sudah dikanto bersama papa.

"Iya ma, sebentar lagi tata beres," teriak Astagiri dari dalam kamar.

Dirasa sudah beres dan lengkap, Astagiri turun kebawah untuk menemui sopir pribadinya, yaitu Akash.

Ternyata, semalam itu Astagiri di ajak makan di luar itu karena membahas perihal ini. Papa Girel meminta tolong pada Akash untuk mengantarkan-jemput Astagiri ketika sekolah, karena papa Gabriel tau seseorang yang mempunyai penyakit epilepsi tidak dianjurkan untuk mengendarai kendaraan sendiri.

Meskipun Astagiri sudah tidak menunjukkan akan timbulnya kejang-kejang lagi tapi itu tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat kejang itu kembali lagi, yang di takutkan papa gabirel adalah takut kambuhnya disaat berkendara sendirian dan itu bisa berakibat fatal, papa gabirel tidak ingin itu terjadi.

Meskipun Astagiri sudah negosiasi dengan mengatakan ada mang Ujang yang bisa mengantarkannya, negosiasi itu di tolak tegas oleh papa gabirel.

Awalnya ingin merengek siapa tau nanti luluh, namun melihat waut muka yang tidak ingin dibantah dari papanya itu membuat Astagiri mengurungkan niatnya. Alhasil Astagiri cemberut disepanjang jalan menuju rumah.

"Ma, tata pergi dulu yaa," pamit Astagiri pada mama Girel dan langsung pergi menuju mobil yang terparkir didepan rumahny ini. "Dadah," sambung Astagiri sambil menggoyangkan tangannya ke kiri dan kanan.

"Akash, hati-hati dijalan, jangan sampai ngebut bawa mobilnya," beri tahu mama Girel.

"Siap, laksanakan. Tante."

"Woi, buruan!" seru Astagiri tidak sopan.

"Asta, yang sopan, dia lebih tua dari kamu," nasehat mama Girel.

"Ck, om buruan,"

Akash hanya tersenyum simpul, memahami untuk ukuran remaja seperti Astagiri pasti tidak suka di atur-atur, masa remaja dimana ia ingin bebas tanpa di atur, setidaknya itu yang Akash rasakan dulu.

Akash pun segera menuju mobilnya untuk mengemudi setelah beres berpamitan pada mama Girel.

"Saya anter dulu Asta, ya Tan."

"Iya, hati-hati dijalan." Tidak bosan untuk selalu mengingatkan.

Mobil sedan itu pun melaju dengan kecepatan normal, seperti biasa, hening tercipta seolah menyatu dengan mereka berdua.

Astagiri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang