︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Selamat membacaᯓᡣ𐭩.
Setelah bersenang-senang bersama teman barunya walaupun hanya dihabiskan dengan makan seblak ditempat, tapi itu sangat amat istimewa bagi Astagiri. Kapan lagi ia banyak tertawa melihat tingkah teman-temannya yang di luar dugaan itu.Namun yang dirasa kini hanya perasaan hampa penuh kekosongan, setelah mereka pergi kebahagiaannya pun ikut pergi. Sekarang Asta lebih banyak melamun dengan tidak sadar, terlalu memikirkan sesuatu dengan berat.
Pikiran-pikiran negatif itu mulai menjalar disetiap ingatan, menikmati sensasi sakit seperti di tusuk ribuan anak panah. menjatuhkan tubuhnya pada kasur dengan posisi terlentang, menatap langit kamar dengan pandangan hampa tak ada gairah.
Cairan bening luruh tanpa bisa di tahan, disaat keadaan mendukungnya untuk melepas apa yang ia tahan. Tangis kesakitan menjadi salah satu cara untuknya melepaskan beban tak kasat mata.
Tanganya menekan tepat bagian dada, disana sangat terasa sakit. Begitu sesak menyeruak di dalam dada, tangisan pecah saat itu juga.
Astagiri ingin berteriak, mengatakan pada dunia bahwa ia sedang terluka hebat. Ingin melawan ketika dapat panah cacian, hinaan bahkan kata yang bisa dibilang itu sebuah kaya perundungan. Astagiri tidak mampu melawan, ia hanya membalas dengan senyuman menahan malu di depan banyaknya orang.
Lagi-lagi Astagiri terisak hebat, merasakan sakit yang seperti sudah melekat pada dirinya. Tangan yang awalnya hanya menekan sekarang memukul-mukul pelan seolah memukul rasa sakit agar supaya mereda.
Entah berapa lama Astagiri menangis, sekarang yang terdengar di ruangan itu hanya dengkuran halus yang menandakan bahwa ia tertidur pulas. Masih dengan posisi yang sama, terlentang dengan keadaan tangan terkepal di dadanya.
Malam terasa begitu cepat, mentari sudah muncul kembali dengan sinarnya. Astagiri terbangun dengan keadaan seperti biasanya, seolah tidak terjadi sesuatu pada malam tadi. Menyambut pagi dengan senyuman manis.
Ting
Notifikasi telepon miliknya berbunyi beberapa kali, penasaran siapa yang menghubunginya sepagi ini. Astagiri pun segera menghampiri meja yang terdapat handphone miliknya.
|Queen Girls |
Elena menambahkan andaYolana
@you selamat datang disini baby🥳Elena
Geli sat!Yolana
Kasar sekali mbanya🙄Elena
🖕🏻🖕🏻🖕🏻Sisil
@you selamat bergabung dan jangan kapok sama tingkah mereka ya☺️Membaca rentetan chatingan mereka membuat Asta senang sendiri, senang dengan tingkah random mereka, senang karena mereka menyambut dirinya dengan tangan terbuka. Astagiri segera membalas chat dari mereka.
|Queen Girls|
Asta
Omaigot😱
Terima kasih atas sambutannya wahai rakyat ku yang jelita😘Setelah mengirim pesan yang ia ketik sendiri, Astagiri sedikit terkekeh geli, alay sekali typingnya ini.
|Queen Girls|
Yolana
Tega sekali dirimu pada diriku wahai sodara 🥺🥺Elena
😑😑Sisil
☺️☺️Asta
HAHA, KALIAN LUCU BANGET!!
Ngomong-ngomong lagi pada ngapain nih di pagi hari yang cerah ini?Sisil
Kebetulan kita bertiga lagi joging di taman kota, kesini ta, mumpung belum pulang.Yolana
Buruan dateng ta, seru nihh liatin cogan. Mana badanya bagus-bagus lagi🤭😋Asta
Wah, harus dateng sih ini mah😍😍
Gue siap-siap duluAsta langsung bergegas mempersiapkan diri. Tidak butuh waktu lama, Asta sudah siap dengan seragam olahraganya. Astagiri pergi berjalan kaki menuju taman, karena bisa dibilang rumahnya dekat dengan taman kota.
"Mba, Asta pergi joging dulu ya," teriak Asta yang sudang memakai sepatunya diteras depan rumah.
"Gak sarapan dulu non?" tanya bi asti juga berteriak dari dapur.
"Nggak usah bi, nanti aja disana bareng temen-temen. Dadah," pamit Astagiri pada mba Asti.
"Hati-hati non,"
Astagiri pun pergi meninggalkan rumah menuju taman kota, tidak sabar ingin bertemu dengan mereka.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai di taman, setelah sampai ditempat tujuan Asta mengedarkan pandangannya kesana kemari mencari tiga serangkai yang selalu bersama itu. Ah, ternyata mereka berada di depan sana sedang duduk santai dibawah pohon yang rindang. Astagiri pun segera menghampiri mereka.
"Tangkap ta," Astagiri yang baru sampai langsung dihadiahi sebuah botol yang melayang ke arahnya, untuk kali ini reflek bagus. Menangkap dengan tepat botol minuman yang di beri oleh Yolana.
Yolana pun memberi acungan jempol pada Astagiri.
"Minum dulu ta, habis minum gue kasih liat cowok-cowok yang badanya bagus itu," seru Yolana dengan semangat.
Astagiri pun segera meminum air mineral itu, lumayan juga ia sedikit haus.
Sementara dua insan itu, Elena dan Sisil sibuk dengan urusannya masing-masing, tidak tertarik dengan obrolan mereka berdua. Elena yang menyumpal telinga dengan earphone, sementara Sisil sedang baca buku.
Astagiri mengedarkan pandangannya kesana kemari, mencari cowok-cowok yang katanya berbadan bagus itu. "Mana? Kok gak ada," tanya Astagiri setelah selesai mencari namun tidak menemukan apa yang dicarinya.
Yopan pun yang tahu betul apa yang dicari-cari oleh Astagiri pun angkat bicara. "Lagi pada main basket, disana tuh, jauh banget, males gue kesananya," kata Yolana dengan wajah tak berdosa itu.
Kurang ajar, ternyata ia di bodohi. "Kampret, udah bela-belain dateng cepet, taunya di ghosthing, nasib-nasib," keluh Astagiri mendramatisi.
Yolana pun yang melihat itu sontak tertawa. " Bercanda, bentar lagi pada lewat sini. Udah langganan mereka lewat jalan sini," kata Yolana.
"Ugh, kalo tau begitu kenapa gak dari dulu aja gue joging disini, sayang sekali baru tau," keluh Asta.
"Nye- Ta, itu ta, mereka mau lewat!" Yolana heboh sendiri melihat para cogan akan lewat.
Astagiri pun menoleh, ternyata benar badan cowok-cowok yang joging hari ini pada bagus-bagus, setelah melihat wajah dari satu persatu yang melewatinya, tiba-tiba matanya menyipit memperhatikan lebih jelas lagi pada cowo yang berlari paling akhir, sendirian pula.
ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ
Jangan bosen mampir yaaa
Jangan lupa juga kasih vote, comen dan share ya teman-teman.
Terima kasih🌷.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astagiri ✓
Teen FictionAsta berhasil mencintai dirinya sendiri lebih dari apapun, setelah melewati banyak luka yang disebabkan oleh orang sekitarnya. Sempat putus asa dan berpikir bahwa kehidupannya tidak akan lama karena suatu hal, kejadian itu membuat Asta putus harapan...