ASTAGIRI || 19

29 19 0
                                    


︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Selamat membacaᯓᡣ𐭩.

Jam dinding menunjukkan pukul 19.25 WIB. Astagiri sudah bersiap dengan pakaian sweater dipadukan dengan celana jeans yang pas pada kaki pendek Asta.

Astagiri sebenarnya sudah siapa dari dua puluh lima menit lalu, karena Akash menyatakan jam 19.00 WIB. Sudah berada di rumahnya, agar pulangnya tidak terlalu larut. Namun kenyataannya Akash belum juga terlihat, Astagiri jadi over thinking takut dibatalkan secara tiba-tiba. Ia tidak rela, sungguh. Sudah dandan sedimikian rupa masa tidak jadi jalan?

Astagiri mengambil handphonenya untuk menghubungi Akash, menanyakan kapan ia datang. Namun ketikan yang Astagiri akan kirim di urungkan, setelah mendengar suara mobil yang sudah Astagiri hapal seperti parkir di depan rumahnya.

Langsung saja Astagiri memberikan sentuhan terkahir, memoleskan pewarna untuk bibirnya, lipstik.

Astagiri langsung bergegas turun untuk menemui Akash.

Terlihat Akash yang menunggunya diluar sambil berbincang dengan mba Asti. Papa Gabriel tidak mengizinkan orang asing masuk kedalam rumah jika tidak ada dirinya atau mama Girel, meskipun ada asisten rumah tangga tetap tidak diizinkan.

"Yaudah atuh den Akash, hati-hati dijalan. Bawa mobilnya jangan kebut-kebutan." Astagiri mendengar mba Asti berkata seperti itu.

Astagiri tersenyum dalam hati, mba Asti ini sudah seperti kakaknya saja, Yap. Umur mba Asti baru menginjak 28 tahun, dari kampung. Dan sudah lima tahun bekerja sebagai asisten di rumah ini. Sebenarnya papa gabirel sudah menawarkan kuliah pada mba Asti, namun mba Asti menolaknya secara sopan, ia ingin menyekolahkan adek-adeknya terlebih dahulu di kampung.

"Pulangnya jangan kemaleman ya, den," pesan mba Asti lagi.

"Siap."

"Aduh si neng mau kencan ini teh." Tiba-tiba mang Ujang menghampiri mereka bertiga.

"Engga mang, mang mah ada-ada aja. Siapa juga yang kencan." Astagiri berujar dengan panik.

"Ah yang bener neng, kok mang nggak percaya," selidik mang Ujang masih tidak percaya.

"Apaansih mang, udah ah. Ayoo!" seru Astagiri sambil menggapai tangan Akash untuk ia tarik menjauhi mba Asti dan mang Ujang menuju mobil.

"Dadah, Asta pergi dulu yaa," seru Astagiri sedikit berteriak dari dalam mobil sambil melambaikan tangan.

Mobil sedan itupun mulai menjauhi perkarangan rumah Astagiri, melaju dengan kecepatan normal namun sedikit pelan. Hening menyapa untuk beberapa saat sampai salah satu dari mereka berbicara.

"Rencananya lo mau beli apa buat adek lo?" Astagiri bertanya.

"Saya juga tidak tahu, liat nanti saja," jawab Akash sekenanya

"Dih, gimana sih lo? Gak jelas banget!" ujar Astagiri ketus.

Akash diam saja tidak merespon balik, dia hanya fokus pada jalanan di depan.

"Jadinya mau beli apa? Jangan sampe muter-muter doang dijalann," dumel Astagiri kesal.

Akash tetap diam seolah dia hanya sendirian di dalam mobil itu.

"Woy, mau beli ap- atau jangan-jangan lo modus ya sama gue?" curiga Astagiri pas Akash.

Akash menatap sebentar pada Astagiri dengan malas. "Pikiran kamu selalu saja menuduh yang macem-macem terhadap saya," keluh Akash.

"Ya, ya gimna, salah elo kenapa nggak nyaut jawaban gue. Kan, gue jadi over thinking," jelas Astagiri.

"Iya, saya yang salah. Maaf," tutur Akash pasrah disalahkan lagi.

"Jangan di ulangi, bikin kesel aja," ucap Astagiri cuek.

Mengehela nafas pelan, dasar bocah. Untung sayang. Eh?

Jalanan kota itu mulai dipadati oleh kendaraan, perasaan tadi aman-aman saja, kenapa sekarang mendadak macet?

"Om, liat itu. Om," seru Astagiri heboh karena didepan sana terlihat bianglala yang sedang berputar.

Oh pantas saja macet, ternyata gara-gara pasar malam. Pikir Akash.

"Kesana ya, om?" pinta Astagiri penuh harap dengan mata bulat penuh minta menatap pasar malam itu.

"Saya bukan om kamu," jawab Akash sedikit ketus.

"Ya elahh om, nggak inget umur,"

"Saya masih muda untuk di panggil om," jawab Akash lugas.

"Terus maunya apa?"

"Paman?"

"Kakek?"

"Panggil nama saja," beri tahu yang lainnya y kak🙏🏻🙏🏻

"Gak sopan kalo cuman panggil nama doang," keluh Astagiri.

"Dengan kamu manggil lo-gue saja itu sudah tidak sopan. Asta," tutur kata yang lembut Akash utarakan.

"Hehe, yakan biar gaul aja gitu,"

"Gaul tidak bikin kesopanan kamu itu di maklumi," tutur Akash lagi.

"Ck, iya-iya, maap. Ribet amat," cibir Astagiri terlampau kesal.

'Dasar remaja labil,' ucap Akash dalam hati.

Akash pun keluar dari mobil yang sudah terparkir di pasar malam. Namun Astagiri tidak kunjung keluar, marah kah? Atau masih kesal dengan dirinya?

Tok tok tok

Kaca jendel yang disebalah Astagiri diketok oleh Akash.

"Tidak mau turun? Ini sudah di pasar malam," tanya Akash terus memberitahu lokasinya.

"Yang bener om?" Mata Astagiri langsung berbinar setelah mendengar kata Akash.


ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

Maaf banget kalo banyak typo😭🙏🏻

Aku ngetiknya sambil merem melek, ngantuk.

Jangan lupa vote and comen guys, bybye

Good night🌌





Astagiri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang