ASTAGIRI || 07

52 29 2
                                    

︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Selamat membacaᯓᡣ𐭩.

Ditaman dekat danau Astagiri terdiam, bungkam. Pikiran yang rumit serta kusut. Kenapa? Kenapa disaat ia akan lepas dari obat-obatan yang membuatnya muak, ia di datangkan penyakit baru yang pengobatannya selama dua tahun? Kenapa dunia begitu tidak adil? Salah apa dirinya sampai harus merasakan derita seperti ini?

Tadi, selepas mengambil obat rutin satu bulan sekali, tiba-tiba saja tubuh Astagiri jatuh kejang-kejang. Ia dapat informasi itu dari dokter yang menanganinya, Astagiri juga tidak tau kenapa dirinya sampai kejang-kejang seperti itu, padahal Astagiri baik-baik saja namun tiba-tiba semuanya jadi gelap dan ketika ia membuka mata, ia sudah berbaring di ranjang pasien.

Namun penyakitnya belum tentu pasti, jika terjadi lagi untuk yang ketiga kalinya maka harus di tindak lanjuti.

Dokter sempat bilang dari kejadian itu kemungkinan besar Astagiri mempunyai penyakit epilepsi.

Setelah tau itu, Astagiri langsung mencari tau tentang penyakit itu di website, salah memang, seharusnya Asta tidak usah terlalu percaya apa yang terpampang di website itu. Dari informasi yang di dapat, ada kata yang bertuliskan 'Epilepsi adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan.' Namun dokter mengatakan hanya bisa mencegah dengan obat yang di minum secara teratur. Lagi? Haha, selama dua tahun ia harus rutin meminum obat? Sampai ketergantungan dengan obat maksudnya? Haha.

Kapan semesta adil padanya? Apakah dirinya tida berhak bahagia, ya? Apa iya lompat saja dari sini ke danau itu?

Kapan semesta adil padanya? Apakah dirinya tida berhak bahagia, ya? Apa iya lompat saja dari sini ke danau itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat yang Astagiri kunjungi kurang lebih seperti ini.

Begitu sunyi dan menenangkan, namun bukan seuatu ketenangan yang Astagiri dapatkan. Ia masih saja terbelenggu dengan pikiran yang membuatnya hilang akal.

Pikiran gila tiba-tiba saja berbisik padanya. Bagaimana jika ia melompat pada danau itu, danau itu begitu tenang dan damai. Apa Astagiri harus ikut tenggelam di dalamnya agar mendapat ketenangan yang damai itu? Menatap danau itu dengan penuh minat.

Astagiri mulai beranjak dari duduknya, berjalan perlahan sampai berhenti tepat di ujung tanah itu. Menatap air danau dengan menilai, jika di pinggir dangkal maka Astagiri akan menggiring tubuhnya sampai di tengah-tengah danau, biarkan saja tenggelam. Pun tidak ada yang mencari jika dirinya hilang.

Sementara di belakang Astagiri terdapat sosok yang mengintainya sedari tadi. Orang itu cepat-cepat berlari ketika melihat pergerakan Astagiri yang hampir ingin melompat ke danau itu.

.•°♡°•.


Akash sedang berjalan santai menyusuri jalanan dengan pemandangan danau di sebelahnya. Hanya sekedar menghilangkan penat karena lelah berkerja, akhir-akhir ini pekerjaannya numpuk secara tiba-tiba sampai membuatnya lembur. Namun disaat sedang menikmati pemandangan danau yang memukau, nertranya menangkap sosok gadis kecil yang sedang melamun di pinggir danau, duduk dibawah pohon yang rindang menutup cahaya matahari yang mulai terik menyala di atas sana.

Ingin segera pergi dan melanjutkan jalan santainya, namun badanya menolak. Tubuhnya ikut terdiam memperhatikan, seperti ada sesuatu yang membuatnya berhenti sebentar untuk melihat lebih lama.

TIBA-tiba matanya dibuat melotot kaget, gadis itu berdiri dan mulai melangkah mendekati bibir danau. Tanpa pikir panjang Akash langsung berlari untuk mencegah gadis itu ketika melihat gerak-gerik seperti ingin menceburkan diri ke danau.

Jika telat sedikit saja, mungkin gadis itu sudah basah sekarang. Ditahannya lengan itu, ditarik lumayan kuat sampai menubruk dada bidangnya. Tanganya terulur untuk mengangkat wajah itu, Akash dibuat lebih kaget lagi ketika mengetahui siapa orang gila yang ingin menecburkan dirinya ke danau, ternyata bocah ini.

Tatapan itu begitu kosong, seolah tidak ada kehidupan di dalamnya. Sungguh membuat jiwa kepeduliannya ingin melindungi gadis ini.

"Lepas, aku mau pergi, lepas."

Ketika akan di dekap untuk diberi kehangatan, Astagiri meminta untuk dilepaskan, namun suaranya terdengar parau dan putus asa.

"Tenang, ada saya disini. Kamu bisa nangis sepuas yang kamu mau, jangan lakukan hal yang gila,"

Namun, kalimat itu tidak menyadarkan Astagiri sama sekali. Astagiri mencoba memberi perlawanan dengan berontak.

"Aku bilang lepasin, aku mau pergi, tolong jangan mempersulitnya, aku lelah, aku tidak ingin seperti ini, tolong," mohonnya dengan sangat, masih tetap berusaha untuk keluar dari cengkraman di kedua bahu yang menjadi penghalang untuk mendapatkan ketenangan itu.

Akash terdiam membisu, Akash bukan orang yang pandai merangkai kata untuk menenangkan, Akash tidak mengerti. Yang bisa Akash lakukan hanya membawa tubuh gadis itu kedepannya, memaksanya mendekat. Lalu di usapnya punggung gadis itu secara perlahan untuk mendapat ketenangan dan rasa aman.

"Aku mohon, lepas, aku lelah, aku ingin pergi," racaunya si sela Isak tangis yang mengalun pilu, sungguh menyayat hati.

Akash tidak merespon, Akash masih dengan kegiatannya mengusap-usap punggung gadis itu, sampai gadis itu merasa lebih baik.

Beberapa menit berlalu, tangisnya mulai reda sampai benar-benar tenang, Akash masih setia memeluk Astagiri dengan sangat.

Astagiri merasa nyaman, rasa kantuk mulai menyerang, namun ia mencoba tahan, ia sudah sadar dirinya sedang berada di luar rumah, jangan sampai ia ketiduran di pinggir danau.

Astagiri sepenuhnya mulai tersadar, ia sedang berada di pelukan seseorang, buru-buru ia melepas dekapan itu, lalu melihat siapa yang memeluknya, berani sekali memeluknya tanpa izin.

Mata Astagiri membulat kaget. "Lo, ngapain lo disini? Lo nguntit gue ya?" tuduhnya pada Akash.

Akash dibuat tidak bisa berkata-kata dengan sikap gadis ini, tadi saja terlihat begitu rapuh dan putus asa seolah dunianya paling hancur. Sekarang? Lihat? Matanya masih sembab akibat menangis, tapi sudah berani menuduh orang yang sudah menyelamatkannya? Bocah sableng memang sepertinya cocok di sematkan pada bocah ini

"Jangan nuduh sembarangan, saya tidak segila itu sampai harus menguntit kamu?"

Sekarang giliran Astagiri yang terdiam, membisu.

"Sudah, tidak usah dipikirkan. Sekarang, gimna keadaan kamu? Sudah lebih baik, hm? tanya Akash dengan tatapan lembut.

Namun tatapan itu disalah artikan oleh Astagiri.

"Jangan tatap gue kaya gitu," ujarnya ketus.


ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

Terimakasih sudah bertahan, disini.

Maaf kalo banyak typonya.

Ada pesan yang ingin di sampaikan pada mereka?

Astagiri?

Akash?

Jangan lupa vote serta comen, supaya aku makin semangat nulisnya.

Terima kasihh dan selamat malam.

Jangan lupa sebelum tidur jaga doa.




Astagiri ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang