Tragedi

233 20 6
                                    

Dark Eyes


Bab II

Tragedi


Tujuh belas juli, pukul dua belas lima belas menit siang hari.

       "Hei, Wataku!" ucap Yuri di belakangku.

       "Ada apa, Yuri?" tanyaku.

       "Soal kejadian lusa aku minta maaf, Wataku.." ungkapnya, "kamu memberikan misi itu kepadaku karena mempercayaiku, tapi aku gagal memenuhi harapanmu."

       "Maafkan aku, Wataku.."

      Di siang hari yang semakin menjadi ini, aku mengawali aktifitasku yang membosankan.

Memulai rutinitas sebagai pelajar.

Membaca manga, hanya itu yang kulakukan di siang ini. Memang hanya manga yang bisa menghibur setiap hariku yang membosankan. Namun sepertinya itu berbeda dengan Yuri.

Di saat aku memulai aktifitasku itu, dengan sebuah raut wajah yang terlihat menyesal, Yuri memandangku dan berkata dengan nadanya yang terdengar kecewa.

Melihatku dengan ekspresinya yang penuh dengan rasa sesal.

      Namun melihat sikapnya itu tak bisa membuatku berpaling dan begitu saja mengabaikannya. Masih dengan keadaannya yang terlihat menyesal, sejenak di dalam keadaanku, aku mulai mencoba menghiburnya dan berkata..

       "Sudahlah Yuri, tidak apa-apa!" ucapku kepadanya dengan tersenyum, "daripada memikirkan hal itu, lebih baik kita mencari cara untuk menemukan iblis itu kembali."

      Memang setelah kejadian itu, aku telah menceritakan banyak hal kepadanya. Seperti tentang Asmodeus yang berhasil meloloskan diri dari penyerangan yang dilancarkan Erica. Begitu juga dengan Erica yang ternyata adalah seorang Exorcist.

Namun sepertinya perkataanku belum cukup baik untuk menghiburnya. Itulah yang kurasakan saat melihat ekspresi wajahnya yang belum berubah. Maka karena itulah, di tengah keterdiamannya memandangku, aku menambahkannya..

       "Tapi sepertinya kamu tidak gagal," kataku kepadanya sambil menunjuk ke arah tubuh Rechi yang berada di dalam pandangan kami.

       "Kamu berhasil membebaskannya dari jiwanya yang tersesat," jelasku dengan sebuah senyuman.

Namun semua pujian itu tak membuatnya berbesar hati begitu saja.

Ia mengelak.

       "Itu semua berkat bantuan Charon, Wataku.." jawab Yuri kepadaku.

       "Charon?" tanyaku heran.

       "Benar.. saat menghadapi Rechi, Charon yang selalu membantuku untuk berbicara.." jelas Yuri kepadaku.

       "Lantas apa yang kamu dan Charon lakukan sehingga Rechi bisa terlepas dari jiwa tersesatnya?" tanyaku dengan wajah yang masih terlihat heran.

       Tentu saja,semenjak kejadian tempo lalu, aku belum mengetahui bagaimana cara Yuri melepaskan jiwa tersesat yang berada dalam tubuh Rechi. Sebab pada keesokan harinya setelah kejadian itu Yuri tidak masuk sekolah.

       Sementara sejak kemarin dia hanya memperhatikan Charon ketika menjenguknya. Jadi aku tak mempunyai kesempatan untuk bertanya lansung kepadanya.

Namun pada saat ia menjelaskannya,

terdapat sebuah keanehan yang mengganggu pikiranku.

Dark Eyes - The Guilty SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang