Dark Eyes - The Guilty Soul

Jawaban Charon

Dark Eyes

Bab IV

Jawaban charon

Tahukah kamu bahwa bulan mempunyai Dark Side?

Bulan menghabiskan waktu dua puluh tujuh koma tiga hari untuk mengelilingi bumi,

Serta menghabiskan waktu dua puluh tujuh koma tiga hari untuk berputar pada porosnya.

Ini menunjukan bahwa matahari hanya menyinari satu sisi bulan,

sehingga dari bumi selalu melihat sisi yang sama dari bulan.

Kita tidak pernah melihat sisi paling ujung itu... 

Sisi gelap pada bulan dari belahan bumi apa pun.

Terlebih lagi di bulan sangat sunyi..

Ini karena tidak ada udara yang membawa bunyi dari satu tempat ke tempat lain.

Sama seperti saat kita memandang seseorang..

Setiap manusia pasti mempunyai sisi gelap,

sisi gelap yang tak diketahui siapa pun selain dirinya.

      "Kamu tidak apa-apa?" ucapnya kepadaku.

Aku terbangun..

Terbangun dari semua bayangan yang mengerikan itu.

      Di tengah semua lamunanku, Charon memanggilku. Secara perlahan aku mulai membiasakan diri dan memalingkan pandangan mataku kepadanya.

      Namun aku masih terperangah menanggapi kehadirannya. Tertegun menatap wajahnya yang sudah lama sekali tak kulihat.

      Seketika jantungku kembali berdegup kencang saat bertemu dengannya. Entah ada apa denganku, aku pun tak tahu itu.

      Perasaan hangat selalu datang ketika menerima kehadirannya. Sejenak, aku berhasil melupakan kejadian mengerikan yang baru saja terjadi terhadap diriku. 

      Lalu di tengah keadaan itu, aku bertanya kepadanya..

      "Mengapa kamu bisa berada di sini?" tanyaku kepadanya.

      Namun di tengah pertanyaan itu, ia kembali bertanya kepadaku. Bertanya seolah pertanyaannya adalah jawaban dari pertanyaanku.

      "Bukankah kamu yang memanggilku?" tanyanya kepadaku.

      Aku menatapnya dengan penuh keheranan.

Ia berkata seolah pertanyaanku adalah jawabanku.

      "Apa?! Aku tak pernah memanggilmu.." jawabku kepadanya.

      Seketika menanggapi perkataanku, ia memalingkan pandangan matanya sejenak. Kemudian Ia menggelengkan kepalanya dengan raut wajahnya yang sedikit kecewa.

      Namun sikapnya itu tak membuatnya enggan untuk kembali berbicara kepadaku.

      "Sejenak di dalam hatimu, kamu memanggil namaku bukan?" tanyanya kepadaku.

      Aku terdiam mendengar perkataannya. Memang benar, untuk sejenak dalam keadaan genting itu, aku memanggil namanya.

Memanggil namanya di dalam pikiranku.