Pride

170 7 8
                                    

Dark Eyes

Chapter XIII

Pride

Isuki bukanlah malaikat yang tak berdosa.

Dia hanyalah seorang gadis normal.

Berbagai perasaan yang bertentangan dalam dirinya..

Membuatnya terluka..


"SEMUANYA PEMBOHONG!!"

"MENGAPA SEMUA ORANG HARUS BERBOHONG?!"


Tapi aku..

Hanya melihat dia sebagai seorang yang kubutuhkan,

untuk mendapatkan kembali kebebasanku.

Semua yang kulihat hanya seperti paramenter,

perhitungan dalam sebuah permainan.

Aku ingin berpikir tentang hal-hal seperti manga,

dan anime sepanjang hari.

Tapi sekarang,

tak peduli seberapa susah kumencoba..


"JANGAN PERNAH BERBICARA DENGANKU LAGI!!"


Satu-satunya yang ada di pikiranku saat ini adalah..


Sepuluh agustus, pukul setengah empat sore

"Isuki! Hei! Isuki!"

Aku menekannya, sebuah tombol kecil yang berada tepat di depan mataku. Meski suara bel itu terdengar kian keras bersama dengan teriakanku, tetap saja tak ada seorang pun yang kunjung menjawabnya.

Di sore hari ini, tepatnya pada hari rabu, aku kembali memantapkan hatiku untuk menemuinya. Dalam kesempatan ini, aku mencoba untuk bertemu kembali dengan Isuki, berharap bisa memperbaikinya. Meskipun kutahu bahwa kejadian tiga hari yang lalu tidak begitu baik serta meninggalkan kesan yang buruk.

Mungkin sekarang dia telah membenciku. Aku menyadari semua kebodohanku. Jika saja aku bisa menahannya pada saat itu, mungkin kejadiannya takkan berakhir sampai di sini.

Terlebih semenjak kejadian itu, aku tidak bisa bersantai dengan tenang. Seperti ada sebuah bayang-bayang tentang dirinya yang terus menghantuiku. Begitu juga dengan perkataan terakhirnya yang selalu tergiang di kepalaku.

"Jangan pernah berbicara kepadaku lagi!"

Seiring waktu berlalu, matahari pun kian tenggelam. Tak terasa, kini sudah setengah jam lamanya waktu berlalu sejak aku berdiri di depan pintu gerbang ini.

Meskipun demikian, tetap saja aku berusaha untuk tetap sabar menunggunya. Bodohnya aku sampai berbuat sejauh ini. Walau kutahu, di tengah penantianku itu, Isuki takkan kunjung datang membuka pintu.

Semua ini terus berlanjut selama beberapa waktu. Sampai pada akhirnya terlintas sebuah pemikiran, sesaat di tengah kekesalan menunggu.

Sebuah peran menyebalkan..

Hei-hei, kau yakin ingin melakukan itu?!

Aku memperhatikan keadaan di sekitarku. Rupanya di sore hari ini jalanan tampak sepi tanpa ada seorang pun yang berlalu lalang.

Dark Eyes - The Guilty SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang