Dark Eyes
Bab VII
Penaklukan yang cukup panjang
"Aku berangkat!" ucapku ketika mulai melangkahkan kaki dan beranjak membuka pintu keluar.
"Hati-hati yah, Wakatsu!" teriak Charon dari dalam.
Hari ini pukul tujuh.
Dengan santainya aku beranjak menuju sekolah.
Udara berhembus sangat sejuk pada pagi itu.
Sejenak keadaan itu membuat pikiranku tenang.
Di Hari yang cukup pagi ini aku berangkat lebih awal dari biasanya.
Semua itu kulakukan karena jarak antara sekolah Nakamura cukup jauh bila kutempuh dengan berjalan kaki.
Tapi kurasa semua alasan itu takkan menghalangi waktu kedatanganku pada pagi ini.
Sesampainya di perjalanan, dalam keadaan tenangku, aku melihat Yuri. Namun pada saat aku memandang wajahnya, ia tak terlihat seperti biasanya.
Bersemangat seperti hari-hari biasanya.
Entah ada apa dengan dirinya, aku pun tak begitu mengerti. Namun di tengah raut wajahnya yang tak terlihat menyenangkan itu, aku berusaha mencoba untuk mendekatinya dan menyapanya.
"Yuri!" teriakku kepadanya dengan sebuah lambaian tangan.
Setelah mendengar ucapanku yang cukup cepat itu, Yuri berpaling dari keadaannya. Tak kalah cepat dengan reaksinya, aku mulai beranjak dan melangkahkan kakiku untuk mendekatinya.
Namun di tengah reaksiku itu..
Melihat tubuhku yang perlahan mendekat,
Yuri menyapaku dengan sebuah senyuman hangat seperti biasanya.
"Selamat pagi, Wataku!" ucapnya.
Akhirnya pada pagi itu, kami berjalan beriringan menuju sekolah Nakamura.
"Ada apa Wataku? Jarang sekali aku melihatmu berangkat lebih awal di pagi hari," tanyanya di tengah perjalanan.
Mendengar pertanyaannya itu membuat sedikit kekecewaan di dalam benakku.
"Pagi ini Charon membangunkanku lebih awal, karena itu aku berangkat pagi sekali," jawabku dengan nada malas. "Andai saja aku bisa tidur lebih lama.." gerutuku.
Yuri hanya tersenyum mendengar keluhanku yang seperti itu.
"Seharusnya kamu senang, Wataku!" ucapnya,"seperti adanya seseorang yang memperhatikanmu."
"Yah, kurasa," gubrisku.
"Kau takkan pernah mengerti perbedaan pola sudut pandang kita Yuri.." pikirku.
Sebab,
pagi ini Charon membangunkanku,
dengan sebuah tancapan pedang yang berada dalam genggamannya.
"Lain kali, berterima kasihlah kepadanya!" ucap Yuri dengan senyumannya.
Kami terus berjalan dan berbincang di dalam perjalanan itu. Meskipun tadinya aku sempat ragu ketika memulai pembicaraan dengannya.
Karena, setelah kejadian di taman kemarin, sebelum kepergiannya, wajahnya terlihat muram.
"Apa itu hanya perasaanku saja?" pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Eyes - The Guilty Soul
FantasyDi saat penyesalan berubah menjadi dosa, dapatkah kau menghapusnya? Meski berusaha.. meski telah berusaha dengan keras, mungkinkah kau dapat menebus atau melupakannya? 'Semua manusia adalah orang berdosa. Yang membedakan, hanyalah perbuatannya.' Sat...