Sepertinya akan ada yang melubangi kantungku!

124 13 0
                                    

Dark Eyes

Bab VI

Sepertinya akan ada yang melubangi kantongku!


"Charon, boleh aku bertanya sesuatu?"

Hari ini adalah hari minggu, hari dimana semua orang mengistirahatkan tubuhnya dari aktifitas yang dilakukannya setiap hari. Tapi semua itu tak berlaku bagi Charon.

Semenjak kedatangannya di rumahku, Charon selalu membantu semua pekerjaan rumah. Tidak sepertiku yang selalu bermalas-malasan setiap saat ketika berada di rumah.

Ibuku sangat senang menerima kehadirannya. Itu semua bisa terlihat dari senyum yang tersimpul di wajahnya ketika memandangnya.

Bahkan di hari minggu seperti sekarang ini ia terus membereskan semua pekerjaan rumah tanpa menyisakannya sedikit pun.

Sepertinya hari minggu tak bisa menghentikan langkahnya.

Dan juga,

tak terasa,

sudah sebulan lamanya Charon menetap di rumah ini.

"Tentu saja, Wakatsu.." jawabnya di tengah kesibukannya.

Pada saat ini, tangannya sedang mencuci semua piring yang kotor yang ada di dalam pandangannya. Dengan kecepatan tangannya, perlahan piring itu mulai tersusun rapi satu-persatu.

"Kamu pernah bercerita, kalau kamu bisa menciptakan sesuatu hanya dengan memikirkannya," ucapku.

Namun tanpa mengalihkan pandangannya, dia menjawab pertanyaanku.

"Benar, seperti yang kamu katakan," jawabnya.

"Lantas, mengapa kamu memilih pedang?" tanyaku kepadanya.

Sepertinya aku sedikit tertarik dengan pedang yang selalu berada dalam genggamannya itu ketika bertarung. Pedang merah yang sama seperti warna bola matanya.

"Aku memilih pedang karena aku menyukainya," jawabnya.

"Bukankah terlalu kuno menggunakan pedang di abad dua satu?!" pikirku.

"Daripada sebuah pedang, bukankah lebih baik bila kamu menggunakan senjata api?" usulku kepadanya.

"Mengapa?" tanyanya heran.

"Kurasa itu lebih efektif!" jawabku kepadanya.

Sementara di tengah kesibukannya menjawab pertanyaanku, pekerjaan pun terselesaikan. Kemudian dia mengusap tangannya yang basah dan mulai membereskan semuanya.

Selesai sudah acara mencuci piring yang dilakukannya. Kini, semua piring bersih sudah tersusun rapi pada tempatnya.

Untuk sejenak, wajahnya terlihat sedikit kelelahan. Tentu saja, seharian ini dia tak henti-hentinya menyelesaikan pekerjaan rumah.

Setelah itu, dia berpaling ke arahku, dan berkata..

"Bisa saja aku memunculkan senjata api bila aku mau," jelasnya, "seperti ini!"

Secara perlahan, samar-samar, terlihat'lah sebuah riffle yang sangat besar dari tangan kosongnya.

Riffle yang biasa terlihat dalam sebuah game pertempuran yang biasa dimainkan oleh para laki-laki.

"Keren!" ucapku kagum.

"Kamu bisa memilikinya jika kamu mau," ucapnya tersenyum.

"Sungguh?" tanyaku dengan pandangan mata yang berbinar-binar.

Dark Eyes - The Guilty SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang