Bab 9 'Kamu'

99 73 258
                                    

           Selamat membaca 2075 dari           
'Semesta Yang Tak Mau Mengalah'

                                 ●
                                 ●

                           'Kamu'

_________________________________________

Bagi sebagian orang, bermain dengan bebas adalah hal yang wajib bagi kalangan anak-anak maupun remaja. Namun, tidak dengan Ana. Gadis itu selalu dibatasi ketika bermain, entah itu ketika sendirian, maupun ketika bersama sang kakak, Arnav. Hal itu dilakukan demi mencegah suatu hal yang buruk terjadi.

Seperti kini, Ana tengah bermain bersama Sarah di halaman rumah. Selang hijau yang di putar-putar ke atas mengeluarkan banyak percikan air yang mengenai tubuh mereka berdua. Dari depan pintu rumah, Arnav melihat pemandangan itu, pemandangan yang lama tak ia lihat.

"Huuusshh! Kena kauu!"

"Hahahah! Sarah berhenti kamu!''

"Byuurrr!! Hahaha Ana lo basah semua!"

"Ih, kan! Kamu sih!"

"Hahaha!"

"Hey! Udah mainnya, mau maghrib!" teriak Arnav dari depan pintu.

Kedua gadis itu menggeleng pelan, "Nanti lah kak!''

"Na, gimana kalo kita main ke luar?" usul Sarah berbisik pada Ana.

"Yuk!" Ujar Ana bersemangat dan sedikit melirik Arnav yang masih berdiri di depan pintu.

Ketika kaki keduanya mulai melangkah keluar dari pekarangan rumah, dengan segera Arnav meneriakinya.

"Heh, bocah! Mau pada kemana?"

"Sebentar kak! Mau beli bakso!" jawab Ana mengasal.

"Kakak nitip!"

"Anjir kakak lo bego." umpat Sarah.

"Hustt! Biarin. Nanti kita pulang jangan bawa apa-apa, biar kak Arnav mlompong! Hihihi."

(Mlompong=Kosongan)

"Kita mau ke mana nih, jadinya?" tanya Ana yang sudah mulai kedinginan.

Dengan baju yang basah, kedua remaja putri itu tanpa malu mengelilingi komplek rumah Ana.

"Ke rumah pak RT yuk! Ngambil jambu." ajak Ana pada Sarah.

"Ayok!"

Tit tit tit

Baru saja hendak berlarian, Sarah langsung mengalihkan perhatiannya pada pergelangan tangan Ana. Arloji itu... masih berbunyi juga rupanya.

Dengan cekatan, Ana langsung menutupi pergelangan tangannya. Tak lama kemudian, dadanya terasa sangat sakit. Gadis itu pun dengan cepat memegangi area dadanya.

Dengan panik, Sarah langsung jongkok dan berniat akan menggendong Ana. Namun, belum sempat ia menyuruh Ana untuk naik, gadis itu lebih dulu tak sadarkan diri dan pingsan.

"Ana!"
"Woy bangun!"

Sarah panik, dan dengan tergesa, cewek itu menggendong Ana di belakang punggungnya.

                                    ***

"Sepertinya, Ana memerlukan operasi pada bagian jantungnya."

Deg.

Arnav yang mendengarnya serasa dunianya berhenti saat itu juga. Adik yang selama ini di sampingnya, harus merasakan hal sepahit ini...,

Semesta yang Tak Mau MengalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang