Malam itu, hujan deras mengguyur desa kami. Sesekali angin yang kasar lewat, membuat benda-benda tersapu dan menimbulkan suara gaduh. Semakin deras hujan, semakin riang katak-katak itu bernyanyi. Nyanyian itu menimbulkan sebuah melodi yang sangat enak untuk didengar. Berkat nyanyian para katak yang sedang berpesta itu, aku merasa tidak kesepian lagi terbangun sendiri di malam ini.
Sudah tengah malam, kedua jarum berdiri berhimpitan lurus ke atas. Aku masih sibuk dengan game di ponselku. Tentu bukan hal yang mengherankan bagi keluargaku jika aku belum tidur saat tengah malam. Sejak satu tahun lalu—tahun pertama aku dibelikan ponsel—aku selalu sibuk bermain game hingga tidak tidur. Karena itu, tubuhku selalu letih saat bangun dan selalu berniat untuk tidur siang. Jika aku tidur siang sebentar saja, malamnya aku akan kesulitan untuk tidur. Hal itu terus terjadi dan berputar seperti siklus air hujan. Orang tuaku juga sudah bosan memarahiku dan pasrah.
Saat tanganku masih sibuk bermain game, tiba-tiba halilintar menyambar dengar suara yang sangat keras. Disaat yang bersamaan lampu di kamarku—satu-satunya lampu yang masih menyala-padam. Aku menduga petir barusan telah menyambar sebuah pohon hingga pohon itu runtuh dan membuatnya bersandar kepada kabel listrik yang kemudian putus—hanya teoriku. Seketika para katak itu berhenti bernyanyi dan itu membuatku merasa sendirian. Hanya aku makhluk yang masih bangun saat ini.
Ingin kualihkan pikiranku dari hal yang negatif dengan melanjutkan bermain game. Namun, tanpa kusadari baterai ponselku habis dan tidak ada listrik untuk mengisi kembali baterainya. Kuletakan ponsel di samping bantal. Udara dingin malam mulai membuatku merinding.
Tiba-tiba saja aku teringat akan semua cerita horor yang diceritakan temanku. Tentang hantu yang berada di bawah tempat tidur yang senang menggelitik kaki kita, dan hantu yang merayap terbalik diatas kita. Aku mengibaskan selimut tebal dan menyelimuti kepala sampai kakiku dengan selimut itu. Aku memeluk erat gulingku untuk membuatku tetap hangat. Tapi sialnya cerita pocong menyamar menjadi guling lewat di otakku dan membuatku menendang guling itu hingga jatuh ke tanah. Ingin rasanya aku lari ke kamar Abang dan tidur di sana, namun bagaimana jika "yang tidak ingin kulihat" justru menyambutku di depan pintu.
Kawan, kau harus percaya padaku. Sebenarnya aku bisa dibilang lelaki sejati. Tapi bukan berarti aku tidak bisa takut. Sugesti tentang makhluk halus menyerangku dari segala arah. Bulu kudukku berdiri dan kulitku sangat dingin walau aku berada di dalam selimut tebal berwarna hitam. Bagaimanapun caranya akan kucoba untuk tidur.
Pertama, aku mencoba membayangkan menghitung domba. Domba-domba itu semakin lama semakin banyak dan akhirnya mereka semua memenuhi kandang dan merobohkan pagar yang biasa mereka lompati. Meski cara itu gagal, aku masih punya cara kedua yaitu membaca doa tidur hingga mengantuk.
Awalnya tidak terjadi perubahan apapun. Namun pada bacaan ke-20, konsentrasiku mulai buyar, mataku mulai luluh, dan dan pikirkanku perlahan kosong. Sebuah gelombang -gelombang abstrak muncul. Ketenangan tidur mulai menyambutku. Fase setengah tidur kualami cukup lama pada malam tersebut.
Disaat aku masih dalam fase setengah tidur, alangkah terkejutnya aku karena selimut yang kukenakan ditarik paksa oleh seseorang. Spontan, aku terbangun dan langsung berteriak dengan sangat keras. Tidak pernah kuingat bahwa aku pernah berteriak seperti ini sebelumnya. Namun anehnya, tidak ada satupun keluargaku yang terkejut dan datang ke kamarku. Dengan mata tertutup, aku menarik kembali selimut itu dan menutupi kembali kepalaku. Namun sosok itu justru semakin kuat menahan selimutku. Ternyata tenanganya tidak sekuat itu. Dia tidak bisa membuatku melepaskan selimut itu.
"Azriel," panggilnya dengan pelan.
Apa!? Seorang perempuan!?
Dia pikir sebodoh itukah aku? Aku tau hantu dapat dengan mudah mengubah suara. Apalagi jika ia adalah sesosok kuntilanak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nocturno Just For Dream
Fantasy"Akan kuserahkan seluruh malamku hanya untuk bermimpi!" ujarku dengan mantap. *** Azriel adalah seorang anak SMP yang menderita insomnia. Begadang dan tidur di kelas sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya. Pada suatu malam, mimpi yang aneh meray...