Eps. 8

28 1 0
                                    


Good Reading^^

'Kriinngg'. Alarm berbunyi. Hari sudah pagi. Waktu menunjukan pukul lima. Dengan mata yang masih terpejam.Tangan Leanna meraih alarm tersebut dan mematikannya. Membuat ia terbangun dari tidurnya.

Leanna meregangkan tubuhnya agar lebih rileks, lantas beranjak turun dari kasur. Jalannya terseret-seret menuju ke luar kamar terus hingga pintu depan.

Tangannya meraih knop pintu. 'Cklek'. Leanna melangkahkan kakinya diteras rumahnya. Langit masih gelap. Udara dingin dan segar menyeruak ke dalam rongga hidung.

Ia kembali kekamar. Meraih handuk yang menggantung di gagang pintu dan bergegas mandi. Rumah sepi. Ayah dan ibunya sudah berangkat kerja sepagi ini. Sementara adiknya dititipkan kepada anak dari ayah tirinya di Cibogo.

***

Sementara itu, ditempat berbeda, Gabriel yang sehabis mandi melemparkan handuknya sembarang diatas kasur. Lantas mengenakan seragam sekolah. Hari ini hari rabu. Hari menggunakan seragam pramuka.

Ia melihat hoody hitam yang tergeletak dikursi meja belajarnya. Mengingatkannya pada Leanna.

Gabriel duduk di tepi kasur. Tangannya meraih hoody tersebut. Mengendus wanginya. Memeluknya.
"Aku sangat merindukanmu,". Wajahnya memerah. Dimatanya terbayang wajah Leanna yang selalu tersenyum manis nan imut padanya.

Satu hari bersikap cuek dan dingin kepada Leanna bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan. Gadis itu memang benar-benar merepotkan. Entah kenapa ia merasa bersalah karena telah bersikap kasar pada Leanna. Melihatnya kesal karena tidak bisa mengaitkan helm saja sudah membuatnya gemas.

" Sehat kak? ". Adik laki-lakinya, Ghani yang ternyata sedari tadi berdiri didepan pintu kamar melihat kakaknya cengar-cengir tidak jelas seperti orang gila bertanya.

" Urusai!, ". Gabriel tersadar dari haluannya seketika. Ia menatap tajam adiknya. menutupi rasa malunya.
" Lain kali kalau mau masuk kekamar orang ketuk dulu dong pintunya, tidak sopan! ". Sambung Gabriel.

" Masa bodoh". Ghani menjulurkan lidahnya.
" Kak Gabriel disuruh sarapan sama mamah".  Ghani teringat pesan ibunya.

"Iya iya bawel! ". Jawab Gabriel dengan nada ketus.

" Masih pagi nih,, jangan kebanyakan halu! ". Cibir Ghani.

" Pergi gak?! ". Gabriel berpura-pura ingin memukulnya.

Ghani ngibrit seketika.
" Mamahh,,tukang  halu ngamuk, ".

***

Pukul enam tiga puluh pagi, para siswa dan siswi Bhicis terlihat mulai berdatangan. Leanna dengan riangnya berjalan membelah kerumunan.  Beberapa pasang mata menatapnya dengan heran.

" Ohayooo guys! ". Sesampainya dikelas, Leanna dengan riangnya menyapa.

Seisi ruangan kelas menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya. Reno terdiam. Berjalan mendahului Leanna, dan duduk di kursinya.

Gabriel tertegun. Ia tidak percaya apa yang dilihatnya. Baru kali ini ia melihat Leanna memasuki ruang kelas dengan riang. Senyum ceria terlukis diwajahnya.

Bukan hanya itu. Leanna juga mengubah penampilannya. Menjadi lebih berwarna. Ia menggunakan make up tipis dan natural. Blash on berwarna pink teroles tipis-tipis di pipinya. Membuatnya terlihat menjadi gadis yang riang dan ceria. Rambutnya dikuncir dua. Menyisakan poni didahinya.

Lengkap dengan hoody berwarna merah muda. Earphone berwarna biru muda mengantung di lehernya. Tidak lupa ia memakai kacamata hitam dan bulat. Bernempailan seperti layaknya otaku. Terlihat riang dan ceria. Cupu. Tetapi tetap cool.

Karena Kamu Mengubah Segalanya (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang