Eps 1.

84 3 0
                                    


Good Reading^^

'Plak! '.
"Apa-apaan kamu ini?! ". Amarah Lionna, ibu Leanna meledak-ledak. Ia membentak Leanna seraya menatapnya tajam.

"Dasar orang gila!. ibu gak pernah tuh liat anak-anak lain kaya kamu! ". Lionna dengan kasarnya mendorong Leanna, anaknya sendiri hingga terjatuh duduk. " Kamu memang sudah tidak waras yah?!. melukai diri sendiri seperti ini, hah?! ". Lionna menarik lengan Leanna, lantas menggulung lengan bajunya, sehingga terlihatlah banyak goresan luka yang dibuatnya.

Leanna hanya diam memasang wajah tanpa ekspresi.

" Heh!, Orang gila! jawab!". Lionna mengcengkram rahang anaknya itu dengan keras agar mau berbicara.

"Huh". Leanna tersenyum sinis. Ia berdiri menghadap sang ibu. Menatapnya tajam. Ia merasa sudah tidak bisa diperlakukan seperti ini lagi.

" Ya, aku memang sudah gila". Leanna berkata tanpa ekspresi.

"Eh". Melihat ekspresi wajah sang anak berubah, Lionna kebingungan. Ia sama sekali tidak menduga Leanna akan bersikap seperti ini.

" KENAPA DIAM?! ". Bentak Leanna. " Kau bilang aku sudah gila kan?, HAHA" . Leanna tertawa, sifat iblisnya keluar.

"Ya, benar, aku memang sudah gila, ITU SEMUA KARENA PERCERAIAN KALIAN! ". Tanpa ada rasa bersalah Leanna berkata seperti itu, dia benar-benar seperti iblis.

"Hentikan Leanna!". Ibunya tercekat apa yang dikatakan Leanna ada benarnya juga.

"Untuk apa aku dilahirkan huh?!, AKU TIDAK MENGINGINKAN KEHIDUPAN INI!. KENAPA AKU HARUS MENJADI BAGIAN CERITA PERNIKAHAN MENYEDIHKAN KALIAN!". Leanna memukul jendela kaca disampingnya hingga pecah, darah terlihat menetes dari tangannya

Lionna duduk terpaku dilantai. Air mata menetes membasahi pipinya membuat Leanna tersadar apa yang sudah dilakukannya sehingga membuat ibunya menangis.

Emosi membuatnya seketika melupakan segala hal. Padahal ia sudah berjanji dengan dirinya sendiri untuk tetap bertahan dan fokus pada tujuan hidupnya.

Tetapi ia sudah tidak sanggup lagi. Hidup seperti anjing yang harus menurut jika tidak, maka akan disiksa atau dibuang bukanlah hal yang mudah. Rela tidak semudah kata.

Leanna melangkah menuju dapur, lantas kembali dengan membawa sebilah pisau bergagang hitam ditangannya. Ia menyodorkan sebilah pisau itu pada ibunya. Sang ibu mendongakan kepalanya, menatap wajah tanpa ekspresi anaknya itu.

" Karena kehadiranku kau menderita bukan?, aku juga menderita, kehidupan ini sama sekali tidak pernah kuinginkan".

" Ya, aku menderita, karena pria brengsek itu aku terpaksa melahirkanmu! ". Jawab Lionna, ibunya ini tidak kalah gilanya.

"Akhiri semua ini, bunuhlah aku". Leanna memberikan ibunya sebilah pisau yang sedari tadi dipegangnya.

" Ti-tidak mungkin! ". Lionna menerima sebilah pisau itu dengan tangan bergetar. "Dasar orang gila!".

" Orang gila tidak pantas untuk hidup, karena itulah, ayo, bunuhlah aku! ".

Leanna meraih tangan ibunya. Ia menuntun lengan ibunya menghujam kan pisau itu tepat dijantungnya. Darah muncrat seketika mengenai tubuh sang ibu. Leanna jatuh tersungkur ke lantai. Perlahan, ia mulai menutup matanya. Nafasnya mulai sesak. Ia merasakan rasa sakit yang hebat. Sementara ibunya hanya bisa menangis. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karena Kamu Mengubah Segalanya (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang