Eps. 12.

8 1 0
                                    


Good Reading^^

Bel berbunyi. Menandakan jam istirahat ditutup. Baik siswa maupun siswi kembali masuk kekelas.

Jam kosong. Bu Riyani, guru mata pelajaran Mplb yang seharusnya mengisi jam keempat tidak masuk. Beliau ada rapat disekolah lain. Meskipun begitu. Bu Riyani tetap memberikan mereka tugas mencatat. Semua mengerjakan tugas dengan tenang. Sampai pada akhirnya.

"NA, GW PINJEM TIP-EX,". Ucap Nay setengah berbisik.

Leanna refleks menoleh keasal sumber suara. Lantas ia melemparkan tip-ex tersebut kebelakang pojok sebelah kanannya. Tempat dimana Nay berada. Sayangnya, tip-ex itu terjatuh didepan meja Nay.

"Dimana woy?, ". Tanya Nay masih dengan suara setengah berbisik. Ia terlihat kebingungan mencari kesana sini.

Terganggu. Mereka mulai menjadi pusat perhatian. Leanna yang mengerti tatapan tajam mereka menghela napas. Lantas bangkit dari duduknya. Melihat Leanna bangkit dari duduknya. Mereka seketika menciut. Mereka mengira Leanna marah. Tidak ada satupun dari mereka yang berani menganggu Leanna. Kecuali Gabriel.

Mereka menghela napas lega. Ternyata Leanna menghampiri teman yang duduk didepan meja Nay. Namanya Setiawan.

"Wan, minggir dong sebentar mau cari tip-ex,". Titah Leanna dengan memasang wajah riang.

Jangankan untuk berbicara, menatap pun tidak. Setiawan sama sekali tidak menggubris. Ia terus fokus menatap layar ponsel.

"Maaf yah, ". Leanna menyingkirkan kaki Setiawan karena tidak sabaran.

Kesal. Setiawan refleks menghentakan kakinya yang tidak sengaja mengenai lengan Leanna yang dipenuhi luka sayatan dibalik penampilan riangnya. Luka tersebut baru saja mulai mengering. Akibatnya kembali terbuka. Darah mengalir menembus hoody yang dipakainya.

Leanna emosi. Ia mengcengkram kerah baju Setiawan yang sedang merebahkan dirinya diatas 3 kursi berjejer. Menatapnya dengan penuh ancaman.

"Apaan sih?!, ". Setiawan memelaskan wajahnya.

"APAAN MAKSUD LO NENDANG GW?!!, ". Menarik kerah baju Setiawan, membuatnya merasa tercekik.

"Lo duluan! ,". Setiawan balik ngotot setengah. Tetapi terlihat bergetar. Tentu saja ia takut.

"KAN GW MINTA TOLONG BAIK-BAIK!!,". Suara lantang Leanna memecah keheningan kelas.

Nay merasa tidak enak karena mengakibatkan pertengkaran mereka tanpa berpikir panjang menari lengan Leanna. Ia tidak tahu menahu kalau lengan Leanna terluka.

"SHIT!,". Leanna melotot. "JANGAN SENTUH GW, PAHAM?!! ,".

"Le-Leanna..., ". Nay ketakutan sekaligus sedih melihatnya.

"Kok lo jadi kasar begini sih Na?, ". Reno akhirnya turun tangan.

"KOK LO JADI IKUT CAMPUR SIH?! ,". Emosi benar-benar sudah menguasai Leanna.

"Ta-tangan lo kenapa Na?, ". Reno mentap miris Leanna.

"BUKAN URUSAN LO! ,". Leanna menutupi darah yang menembus hoody yang dipakainya.

Reno melangkah mendekati Leanna perlahan. Semakin Reno mendekatinya, Leanna perlahan beringsut mundur. Ia tidak mau disentuh. Dan terus berteriak. Seketika semua tatapan mata tertuju padanya.

Disaat itulah Gabriel memeluk Leanna. Berusaha membuatnya tenang. Sayangnya Leanna memberontak.

"JANGAN SENTUH GW!, ". Ucap Leanna,

"BISA GAK SIH SEHARI AJA LO MENJAUH DARI GW?, SENENGKAN LIAT MOOD GW HANCUR?!! ".

Mendengar ucapan Leanna. Gabriel terdiam. Rasa bersalah menghantui dirinya. Seakan akan tersadar. Bahwa ia hanyalah pengganggu.

Karena Kamu Mengubah Segalanya (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang