{1}

340K 15.8K 651
                                    

Dua insan yang berbeda jenis itu duduk di bangku pelaminan dengan tersenyum pada tamu undangan, orang-orang disana mengatakan mereka berdua pasangan yang serasi karena kecantikan dan kegantengan kedua mempelai itu, apalagi saat ini mereka menggunakan pakaian pengantin yang indah.

Orang-orang tidak tahu kedua insan itu sangatlah bertolak belakang sifatnya, yang satu aktif dan yang satu pasif, si wanitanya banyak bicara dan si prianya sangat irit bicara.

Sejak tadi Syifa si mempelai wanita sedang menahan lelah untuk berpura-pura bahagia di hari pernikahannya, ia harus tetap tersenyum saat para tamu memberikan selamat padanya, ia menyandarkan tubuhnya pada sofa pelaminan saat ia rasa para tamu telah berkurang.

Gadis itu mengibas-ibaskan hijabnya hingga menghasilkan sebuah angin yang membuat sejuk pada tubuhnya yang  sedang kegerahan, padahal kipas angin ada didepannya namun sangat tidak terasa karena arahnya hanya pada pria yang disampingnya itu.

Sejenak kemudian ada satu pertanyaan yang muncul di otaknya yang ingin ia tanyakan pada pria kaku yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

"Gus Faqih!"

Nama suaminya itu adalah Muhammad Faqih Haidar atau kerap disapa Gus Faqih, dia tampan dan menawan dia seorang dosen bahasa Arab di Universitas Al-Huda dan dia anak seorang pemilik Pesantren Al-Huda tempat Syifa membina ilmu selama 6 tahun.

Walaupun Syifa sudah lama di Pesantren itu, ia tidak terlalu mengenal Gus Faqih, ia hanya mengetahui nama dan sifat dingin seorang Gus itu karena selama Syifa di Pesantren Gus Faqih jarang berada disana, ia melanjutkan pendidikannya di Pesantren Gontor milik pamannya.

Syifa dulu tidak menyangka saat sahabatnya yaitu Zahra memberi kabar akan menikah dengan Gus Faqih padahal mereka berdua masih di usia muda, ia heran kenapa sahabatnya itu mau menikah dengan Gus pasif itu bukankah Zahra memiliki seseorang yang dia kagumi sejak dulu, entahlah apa yang terjadi Syifa hanya mendukung keputusan sahabat nya saat itu.

Dulu ia selalu meledek Zahra karena menikah dengan pria pasif itu, kini ia juga harus menikah dengan bekas suami sahabatnya yang super dingin ini, permainan takdir memang sulit untuk ditebak.

Sosok pria beralis tebal, berbulu mata lentik dan berhidung mancung, sangat tampan jika ditatap dari dekat hingga membuat Syifa jadi salah tingkah saat menatap pria yang sudah menjadi suaminya itu.

"Aku boleh tanya sesuatu?" tanya Syifa

"Hmm," itulah jawaban suaminya, lihatlah dia sangat irit bicara apa susahnya mengucapkan kata 'Iya', Syifa terlihat menghela nafas ia harus terbiasa dengan sikap suaminya yang sangat irit bicara ini.

"Apa alasan Gus setuju dengan pernikahan ini?" ucap Syifa dengan nada suara yang terdengar berbisik.

"Karena permintaan Zahra," jawabnya.

Syifa sudah tau pasti itu jawabannya, tapi kenapa dirinya malah bertanya lagi? Kalau sudah tahu jawabannya, ia kira akan ada alasan lain yang Gus Faqih ucapkan.

"Saya ingin ada yang mengurus Hamzah! karena saya tidak mau mengurus anak itu!"

Syifa langsung menengok ketika pria itu berkata lagi dengan mengucapkan kalimat yang cukup panjang. Ia mencerna perkataan suaminya itu, dia bilang tidak mau mengurus Hamzah tapi kenapa? dia kan ayahnya seharusnya dia juga ikut alih mengurus dan membimbing Hamzah.

Baby Hamzah berusia 8 bulan, kasian sekali bayi itu harus kehilangan sosok ibu untung saja Syifa sudah sering mengurus bayi itu sejak usianya 5 bulan jadi bayi itu sudah akrab dengan Syifa, ia sudah menganggap bayi itu seperti anaknya sendiri.

"Tapi kenapa Gus? Kenapa Gusnya tidak mau mengurus Hamzah? bukankah peran ayah juga penting untuk anaknya?" tanya Syifa karena ia ingin tahu alasannya.

"Karena dia bukan anak saya! kamu tidak perlu tahu semuanya! kamu cukup rawat dia, dan jadi istri yang baik!"

Syifa sungguh terkejut dengan jawaban suaminya itu, sebenarnya apa yang terjadi? sampai-sampai Faqih tidak menganggap Hamzah itu anaknya. Sepertinya banyak rahasia Zahra yang ia tidak ketahui.

Sekarang ia semakin yakin kalau kematian sahabatnya bukan karena Zahra bunuh diri, namun ada kejadian yang semua orang tidak mengetahuinya.

Saat itu Syifa sungguh terkejut ketika melihat sahabat yang ia anggap seperti kakaknya dalam keadaan tidak berdaya, dimulutnya keluar sebuah busa, Polisi bilang Zahra telah melakukan bunuh diri dengan meminum obat yang berancun.

Syifa sangat tidak percaya jika sahabatnya melakukan hal itu, ia sangat mengenal sahabat itu, Syifa bertanya pada Gus Faqih agar menjelaskan semuanya, apa ada masalah rumah tangga hingga membuat Zahra bunuh diri? Namun Gus Faqih hanya diam saat itu tanpa ada niatan untuk menjelaskan.






~TBC~

GUS DUDA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang