Gempa Amnesia?! #2

598 60 6
                                    

HALO LOHA HAIII

Author... Ternyata nemu sebuah arsip cerita yang nyempil... Dan author merasa bersalah juga karena ngelupain ini- :")

Maap ya. Terutama buat yang ngerequest ini...
SEBAGAI GANTINYA-

AUTHOR LANJUTIN!

Jadi request-an yang baru-baru ditunda dulu yaa
Tinggal 2 chapter aja kok buat story ini~

Mohon bersabar yaa

Okei happy readinggg!🌼

'keliatannya mereka orang baik...'

"Bang Gem, masih ingat gak kalau bang Gem punya kuasa element?", tanya Solar. Yang ditanya hanya terdiam mengedipkan matanya beberapa kali.

"Kuasa element? Apa itu? Semacam kekuatan super?"

"bisa dibilang begitu."

"... Sama sekali tidak ada yang aku ingat, um.. Solar, kan?", ia masih keliru dengan nama-nama mereka, padahal pakaian serta bola mata mereka berbeda warnanya.

"iya. Perlahan saja, bang. Nanti juga bang Gem inget kok."

"Gempa, kenapa kau gak coba mengeluarkan kuasamu?" Saran Taufan, terdengar sedikit buruk bagi Solar namun Gempa cukup antusias sehingga Solar tidak bisa menolak.

Di halaman belakang.

Gempa sedang menguji kuasa tanahnya.

"Kuasa bang Gempa bukan hanya bisa mengendalikan tanah, tapi juga bisa mengendalikan batu. Tapi bang Gem harus hati hati, kekuatan ini berdampak besar pada sekitarmu kalau bang Gem gak hati-hati." Jelas Solar.

Gempa mengangguk paham, lalu mulai mencoba mengeluarkan kuasanya.

Alhasil ia dapat mengendalikan kuasanya itu, perlahan tapi pasti.

Ia cukup puas dengan usahanya, begitu juga Solar.

"Bagus, ternyata bang Gem cepat juga dalam menguasai kuasamu itu ya."

"Hehe.. Ini mungkin cuma kebetulan.."

Awan berubah warna menjadi kelabu seketika, dan turunlah rintik-rintik air hujan ke tanah.

"Loh, hujan?" Merasa sesuatu mengenai hidung Gempa.

"Hujan- bang Gem ayo masuk!", ajak Solar masuk ke dalam lalu diikuti oleh Gempa.

-

Didalam, Solar mencoba membuat ramuan untuk Gempa agar ingatannya pulih kembali.

Beberapa kali, ia gagal.

"woy bensin, mau sampai kapan begadang mulu?!"

"ck.. Berisik... Kalau begini gak selesai-selesai..." sesekali ia menggosok matanya yang memiliki kantung mata yang hitam itu.

Halilintar langsung mengambil botol ramuan dari tangannya.

"Tidur. Atau gak ada sarapan buat lo..." ancam Hali yang membuat Solar berdecak kesal untuk yang kedua kalinya.

"iya, iya... Bawel.. Gua tidur sekarang.." Solar beranjak dari tempat duduknya menuju ranjangnya yang empuk.

Halilintar menghela napas lalu menaruh botol itu di meja Solar.

"Selamat malam. Awas aja kalo ketahuan sama gua kalo lo begadang lagi...", lalu ia mematikan lampu-

"JANGAN DI MATIIN!"

Halilintar tersentak begitu pula Thorn jadi terbangun dari tidurnya yang nyenyak.

"Apa? Lo takut kalo lampunya di matiin? Baru tau, gua"

🔥 Kebiasaan Elemental (BoEl) 🔥[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang