Gempa : *buka mata* (ini dimana? Kenapa aku ada di hutan? Dimana yang lain..?)
Gempa tidak tau harus berbuat apa. Ia membuka matanya lebar lebar. Menengok kanan dan kiri mencari keberadaan seseorang.
Gempa pun menoleh ke belakang dan seketika tubuhnya kaku dan kemudian berkeringat dingin serta sedikit lemas.
Karena melihat kakak serta adik adiknya terkapar ditanah dengan keadaan yang... Mengenaskan.
Tepat didepan Gempa adalah Halilintar yang masih terdengar bernapas walau sesak dan berat.
Gempa segera menghampiri tubuh Halilintar yang terkapar di tanah itu.
Gempa : Kak Hali...! Kak..! Kenapa bisa seperti ini..?! Apa yang terjadi..?! Kenapa Gempa gak tau..??
Jujur saja, Gempa tidak tahu-menahu tentang tragedi ini.
Nampaknya Gempa sangat panik hingga ia pun tidak sadar ia telah melontarkan banyak pertanyaan dari mulutnya.
Halilintar : ... Ha.. G.. Gempa... Kau... Harus hidup... Tetap.. Hidup... Hah...
Gempa kemudian menggenggam bahu Halilintar erat serta matanya yang sudah berkaca kaca menahan air matanya keluar dan membasahi pipinya.
Gempa : H..hah..? Kenapa Kak Hali bilang bagitu..? Kak Hali dan yang lainnya harus tetap hidup juga..! Gempa akan senantiasa melindungi kalian!! Apapun yang terjadi!!
Gempa : jadi kalian.. Tolong... Bertahan..! Kumohon..!
Halilintar : ... Ter..lambat...
Gempa terkejut bukan main. Dadanya terasa seperti tertusuk oleh sebuah panah setelah mendengar perkataan Halilintar.
Halilintar : kau.. Gak perlu melakukan itu... Gempa...
Gempa : ... Apa Gempa.. Gagal.. Melindungi kalian...
Gempa : Gempa akan menebus semua kesalahan Gempa..! Kumohon..! Jangan pergi!! *menangis*
Namun kemudian Halilintar menghembuskan napas terakhirnya dan tubuhnya sudah seluruhnya dingin.
Gempa : Kak Hali!!
.
.
.
.
.[01.00]
Gempa terbangun dari tidurnya dengan air mata yang mengalir.
Gempa kemudian memandang langit langit kamarnya.
Gempa : (... H..hah..? Apa itu tadi...?)
Air mata pun bukannya berhenti, malah sebaliknya terus mengalir membasahi wajahnya.
Gempa : *berusaha tidak menangis* (kenapa aku menangis...?)
-
Adzan subuh baru saja berkumandang, Halilintar pun bangun dan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk berwudhu.
Namun saat sampai di kamar mandi, ia melihat Gempa yang masih berwudhu. Lantas ia pun duduk di kursi menunggu sang adik selesai.
Setelah itu Gempa pun selesai lalu keluar dari kamar mandi.
Halilintar : loh, Gempa? Kenapa mukamu sembab gitu? Kamu habis nangis ya?
Gempa : hah..? B-bukan apa apa kak... Em.. Gempa duluan ya...
Halilintar : eh.. Ah.. Oke... (padahal aku masih mau nanya sesuatu...)
Lalu kebetulan Solar lewat sambil pegang gelas kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔥 Kebiasaan Elemental (BoEl) 🔥[ON GOING]
De TodoSelamat datang ke cerita random author dan para elemental :v Dicerita ini hanya berunsur cerita slice of life atau kehidupan sehari harinya para elementals tercinta kalian semua para fanimonstars dan boyvers~ Hal yang harus diketahui : ▶ Karakter...