30. Last

5K 218 9
                                    

Hai Yuk biasaiin Vote sebelum Baca 😉

.......








"Apo.." Panggil Mile dengan suara lembut saat Apo dengan sang Ibu tiba di sebuah kantor polisi.

"Mas, sebenarnya ada apa ?." Tatap Apo yang terlihat linglung bersama sang Ibu yang berjalan terburu-buru itu.

"Apo dan Ibu tenang dulu ya." Kata Mile menenangkan kedua orang yang ada dihadapannya itu dan mempersilahkan mereka duduk di bangku yang telah tersedia.

"Jadi begini Po, alasan beberapa minggu ini Mas gak ada kembali menemui kamu dan Dew karena ada hal yang perlu diluruskan disini. Masalah Ayahmu, beliau bukan meninggal karena kecelakaan biasa. Tapi ada dalang dibaliknya."

"Maksudnya Nak Mile suami saya mati karena ada yang sengaja melakukannya?." Kata Ibu Fio dengan suara sedikit gemetar.

"Bu.." Apo mencoba menenangkan sang Ibu.

"Bapak dari Khai lah dalang dibalik semua ini Po."

"Khai?."

"Iya, awalnya saya gak yakin kalau memang benar Bapaknya melakukan itu semua."

"Mile, Ibu mau lihat pelakunya. Pak polisi saya boleh kan lihat siapa pelakunya?." Tatapnya dengan wajah yang telah sembab itu.

"Tentu Bu, mari." Kata polisi tersebut membawa Fio dan Apo menuju ruang pertemuan antar tahanan dengan pengunjung.

"Fio." Kata seorang pria paruh baya yang tak asing bagi dirinya.

"Kenapa kamu lakukan ini ke kami. Apa salah kami, sampai kamu lakukan ini semua Theo!."

"Fio, aku benar-benar menyesal telah melakukan itu semua. Tolong maafkan kesalahanku Fio." Lirihnya.

"Jangan pegang aku!." Kesalnya.

"Kamu pikir maafmu itu bisa mengembalikan suamiku yang telah mati?. Kamu memang gila Theo, setelah apa yang telah aku dan suamiku kasih ke kamu?."

"Fio, aku mengakui aku salah. Saat itu aku gelap mata dan tak berpikir sadar, aku menyesal Fio."

"Tapi kenapa Theo. Kamu itu sahabat suamiku, kalian berdua sahabat lama."

"Itu semua karena aku tak mau kehilangan perusahaan Fio. Kamu gak lupa kan suamimu juga orang penting di perusahaan. Kalau aku tak melakukannya, aku hancur saat itu."

"Kamu hancur?. Bagaimana dengan aku dan Apo yang harus tetap mencoba hidup setalah kehilangan sosok suami dan Ayah?. Kamu jahat Theo!."

"Maaf Fio, aku salah. Aku terlalu gelap mata saat itu, aku benar-benar menyesal."

"Maaf?."

"Iya Fio aku minta maaf."

"Maafmu seribu kalipun sampai mulutmu berbusa tak akan bisa mengembalikkan suamiku Theo. Apa kamu tahu betapa susahnya kami harus menjalani hari?. Betapa depresinya aku sampai-sampai Apo tak terurus olehku?. Sudah Berapa kali aku ingin menghabiskan nyawaku selama ini?."

"Maaf Fio, aku salah."

"Ha.... Kamu tahu Theo, aku gak pernah berpikir bahwa kematian suamiku ini karena disengaja. Permainanmu ternyata sebagus itu ya Theo?. Saat kematian suamiku kamu berduka kepada kami buat apa?. Hanya berpura-pura dan terus begitu lebih dari 10 tahun?."

"Kenapa kamu diam saja Theo!." Isak Fio.

"Waktu sudah habis Bu. Silahkan keluar." Kata polisi penjaga yang ada disana.

"Sudah yuk Bu, kita keluar." Kata Apo mencoba menahan tangis dan amarahnya karena ia tak ingin membuat keadaan makin parah.

"Dengarkan aku Theo. Sampai mati aku tak akan memaafkanmu, dan aku harap kamu membusuk dipenjara!." Teriak Fio keluar dari ruangan tersebut.








MY PERSONAL ASSISTANT | MileApo | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang