"PAK SADDAN!! PAK! PAAAKKKK"
Axo berteriak sambil menggedor-gedor pintu kantor Pak Saddan. Ya, tentu saja soal perihal oramg misterius yang tak ia kenali tadi di perpustakaan.
"Iye iye bentar...ada apa,xo? Panik banget siang ini."
"Itu pak... tadi ada orang pingsan di perpus. Nanti deh biar saya jelasin. Sekarang, Bapak ikut saya ke UKS."
Tanpa basa-basi, Axo menggamit tangan Pak Saddan dan berlari menuju UKS. Untung saja Pak Saddan tidak se tua Pak Fred, jadi lebih cepat ketika berlari.
"Bentar, xo! Saya mau betulin ramuan itu!!"
Tapi Axo cuek, ia tetap terus berlari menuju UKS dengan tetap menggandeng tangan Pak Saddan.
Mereka berdua memijakkan kaki ke dalam ruang UKS.
"Situ, pak. Ruangannya yang pingsan itu." (A)
"Lho? Bukan sini?" (PSD)
"Itu buat cewek, Pak. Tadi orangnya cowo." (A)
"Tapi bentar deh. Kita harus absen ke Pak Nanang dulu." (PSD)
Tidak punya pilihan lain selain Axo menuruti perkataan gurunya tersebut.
"Yaudah ayok" (PSD)
Pak Saddan melesat ke ruangan yang Axo maksud, dan bertemu dengan sesosok berarmor biru yang sedang terbaring lemas.
"Bentar-bentar...kamu udah cek kondisi tubuhnya?" (PSD)
"Belum,Pak..." (A)
"Bagaimana kamu tuh... hadeh yaudah. Kamu tunggu aja di kursi itu, saya mau ngecek badannya." (PSD)
"Siap,Pak" (A)
Seperti biasa, Axo menuruti apapun yang dikatakan gurunya itu. Walaupun bukan wali kelasnya.
"Murid bapak ada yang kayak gitu ga,Pak?" tanya Axo.
"Ngga ngga...ngga ada yang kayak gini di kelas B" sahut Pak Saddan sambil memegang kepalanya (orang misterius itu).
Tak lama setelah itu, bola mata Pak Saddan membesar. Lalu wajahnya tampak panik, seakan meminta pertolongan Axo.
"X-xo...darah..." (PSD)
"A-APA??"
"CEPETAN AMBIL PERBAN KAIN!! CEPET!!"
Teriakan Pak Saddan menggema di atas langit-langit UKS. Axo? Dia berlari menuju Pak Nanang dan meminta kain perban secepatnya.
"(Tak terduga! Apakah orang itu terbentur benda-benda keras??!)" Batinnya menggerutu.
Habis mengambil barang yang di inginkan, Axo sempat terpeleset di atas lantai UKS, membuat kain perban terlempar ke arah Pak Saddan.
"MAKASIH!! UNTUNG SAJA TIDAK FATAL"
"Semoga saja..."
Dengan cepat, Pak Saddan memerbani kepala orang itu.
"Huff...selesai...akhirnya..."
"Udah Pak?"
"Udah...tinggal nunggu dia siuman...semoga saja Tuhan berkehendak memberinya sedikit waktu untuk siuman..."
"Kita tunggu saja gimana,Pak?"
"Yo'i..."
Pak Saddan duduk disamping Axo sambil mengatur napasnya.
20 menit kemudian...
Orang misterius itu mulai membuka mata, dilihatlah langit-langit ruang UKS yang redup. Tiada sepatah katapun ia ucapkan kecuali gerutu-gerutu sakit.
"Aduh..." (Z)
Pak Saddan yang menyadarinya segera membangunkan Axo yang sedang tertidur lelap disampingnya.
"Axo, axo. Bangun weh." kata Pak Saddan sambil mengguncang-guncangkan badannya.
"E-eh...?" (A)
"Orangnya udah siuman, stay calm aja." bisik Pak Saddan padanya.
Orang itu mencoba untuk melihat sekeliling dengan memutar kepalanya 90° ke kiri dan ke kanan. Beberapa detik kemudian, ia sadar bahwa ia berada di kasur.
Ia menyentuh kepalanya yang terasa amat sakit.
"Perban...?" gumamnya perlahan.
"Hey..." (A)
Orang itu menoleh ke sumber suara, mendapati bahwa suara halus itu berasal dari Axo.
"...kamu siapa?" (Z)
Sebenarnya Axo agak gugup berbicara seperti ini, karena memang Axo tidak pandai dalam hal-hal berbicara dengan orang asing.
"Saya Saddan, saya guru ipa disini. Tadi kata Axo kamu pingsan di ruang perpustakaan. Jadinya, kami membawamu kesini." kata Pak Saddan perlahan sambil memegang bahunya
"Aku pingsan?" (Z)
"Ya!"(A)
"Lalu...dimana portal itu??" (Z)
Pak Saddan kebingungan dengan pertanyaan orang itu. Yang benar saja, portal? Di dalam sekolah ini? Mana ada!
"Portal? Maksud kamu?" (PSD)
"...kalian belum tau ya...?" (Z)
Hal ini benar-benar membuat Axo Dan Pak Saddan semakin bingung dan menganggapnya seperti orang aneh.
"*sigh*...baiklah...aku berasal dari dimensi lain. Tidak percaya? Lihatlah ini." (Z)
Orang itu mengeluarkan sebuah emerald shade yang konon katanya, itu berasal dari dimensi para ancient builder. Hanya orang-orang terpilih yang bisa mempunyai emerald shade
"E-EMERALD SHADE??!! DIMENSI ANCIENT BUIL-" (PSD)
"Yah! Aku dari dimensi ancient builder. Benar kata ahli-ahli sejarah, nenek moyangku sudah tidak ada di dunia ini. Satu-satunya ancient builder yang tersisa...adalah aku." (Z)
Pak Saddan dibuat bengong olehnya, tak percaya ia dan Axo dapat bertemu dengan ancient builder secara langsung.
"Jadi...ini dimana?" (Z)
"Oh...ini Sans SMP. Biasa, sekolah-sekolah. Saya mengajar IPA disini." (PSD)
"Hmm...sekolah ya...boleh kah aku turun dari kasur?" (Z)
"T-tapi...kamu barusan siuman!" (PSD)
"Tidak apa-apa...biasa hal ini terjadi dalam dimensiku." (Z)
Dengan ajaibnya, orang itu bisa berjalan dengan biasa selayaknya tidak terjadi apa-apa.
"Oiya...nama Bapak...Pak Saddan ya? Perkenalkan, saya Zet." (Z)
"Okeh okeh...jadi...saya mau ada acara dengan para guru di sekolah ini. Axo, boleh ngajak dia keliling-keliling bentar?" kata Pak Saddan sambil melihat jam tangannya.
"B-boleh kok...tenang aja." (A)
"Oke deh...Zet, saya izin pergi. Bye." (PSD)
"Selamat tinggal,Pak." jawab Zet singkat.
Tak lama setelah itu, Zet menoleh ke arah Axo. Matanya yang biru bersinad membuat Axo semakin gugup berbicara. Bahkan tidak membuat mulutnya terbuka sama sekali.
"Siapa nama kamu tadi?"
Bersambung...
Halo halo! 820 kata-kata ajaib untuk para readers Asep!
Tunggu chap2 yaa
Stay tune and see ya later
![](https://img.wattpad.com/cover/328497786-288-k274161.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hateful Love {Axoiz X Zet22} : REMAKE
RomanceZet, seorang Ancient Builder yang tiba-tiba saja masuk ke dunia penuh manusia. Ia bertemu dengan seseorang yang mudah tersenyum, sedikit kekanak-kanakan, dan selalu menebarkan tawa. Tanpa sadar, Zet mengukir nama orang itu dengan rapi di hatinya. Ta...