"Tinggal lurus aja ke arah lampu-lampu itu. Terus kita udah sampai di hotelnya Nakki."
Zet menunjuk ke arah tempat lampu-lampu di daerah village bertebaran. Terlihat sangat enak di pandang. Kebetulan sekali, di world survival sekarang lagi turun salju. Tidak selebat dua hari yang lalu, tapi cukup membuat tubuh Axo menggigil.
"Emang di survival ada salju sedingin ini ya?" tanya Axo pada temannya itu.
Zet menoleh dan tertawa, "Ya ada lah! Yakali gaada. Makanya jangan nolep terus di base."
"A-apaan sih...cuman nanya doang..." kata Axo malu.
"Tinggal beberapa langkah lagi sampe, tahan aja. Kalo ga bisa, gue pinjemin iron armor."
Sambil terus memegang tangan Zet dengan tangan kirinya, matanya menatap kedepannya yang tinggal beberapa langkah lagi. Terlihat dari ruang resepsionis, Nakki dan Febri yang tampak sangat asik ngobrol.
"Ayoo? Zet!" sosok serigala biru itu melambaikan tangannya pada mereka berdua.
"Halo too, Nakki!" sapanya balik, melepaskan tangan Axo untuk sekedar salaman dengan Nakki.
"Bolos sekul lagi kah?" tanya Febri.
"Yakali, sekul udah selesai. Lu kali yang bolos."
"Tau aje..."
"OSIS bolos kaga di denda, murid biasa bolos tambah tugas." Timbal Zet balik.
"Udah udah...jangan berantem. Kalian berdua mau book?"
"Yo'I, satu kamar berapa?"
"Nih list kamar...bayarnya nanti aja. Yang penting kalo mau ngebook hotel gue, ga ada unsur membolosnya." Nakki memberi list kamar yang tadinya tergeletak di meja resepsionis.
Zet berpikir, enaknya pilih kamar yang mana... tapi, dia kan sultan. Ofc Zet akan memilih...
"74, please."
Si serigala biru tersenyum sangat manis, dilemparnya kunci kamar nomer 74 ke arah Zet. Sang Ancient Builder menangkap kunci kamarnya dengan smooth, lalu memberikan jempol pada Nakki dan Febri.
"Semoga lancar." Ucap Nakki penuh makna.
Refleks Zet menoleh ke arahnya, "Always." Setelah mengatakan itu, Ia menggandeng tangan Axo menuju kamar yang berada di lantai 2.
Febri memasang tampang bingung, "Lancar apanya?"
"YTTA, aowkaowkoakw..." jawab si serigala dengan nada mengecoh.
"Ck..."
"Iye-iye. Semoga lancar 'nganu'-nya. Biasanya kan orang-orang di hotel begitu."
Febri terdiam sejenak. Bukan karena kalimat Nakki yang terlalu terang-terangan, tapi karena otaknya sedang mencerna apa yang dimaksudkan Nakki.
"Pokoknya gitu dah. Gas valo?"
Seakan miracle, Febri melupakan tentang maksud 'lancar jaya' dan otaknya kembali fresh. "Yaudah yok. Gendong yak." Ucapnya enteng.
Meanwhile, in the otherside. Zet masuk ke kamar yang dipilihnya, diikuti oleh Axo. Kamar itu mempunyai nuansa yang elegan, luxurious, dan natural di tempat yang sama. Royal bed yang diletakkan tidak jauh dari pintu kamar, dan di sekitarnya terdapat aksesoris-aksesoris natural. Axo bahkan baru kali ini melihat sebuah ruangan dengan suasana seperti ini.
"Wow..." ucapnya dengan tidak sengaja.
Zet meletakkan tas sekolahnya di atas bed table (gtw bindonya hikd), "Ga buruk kan ide gue buat ke sini?".
![](https://img.wattpad.com/cover/328497786-288-k274161.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hateful Love {Axoiz X Zet22} : REMAKE
Roman d'amourZet, seorang Ancient Builder yang tiba-tiba saja masuk ke dunia penuh manusia. Ia bertemu dengan seseorang yang mudah tersenyum, sedikit kekanak-kanakan, dan selalu menebarkan tawa. Tanpa sadar, Zet mengukir nama orang itu dengan rapi di hatinya. Ta...