New plan?

435 45 2
                                    


Beberapa hari kemudian...

Axo sedang berteduh di bawah pohon beringin di belakang base Arliez. Selama beberapa hari ini, Axo tidak ingin berjumpa dengan si Ancient Builder itu. Ia merasa ada yang kurang didalam hari-hari yang barusan ia lalui.

"Ba!"

Arliez tiba-tiba saja muncul di hadapan Axo, anehnya Axo tidak sedikitpun terkejut.

"Kok nggak kaget? Bete ya?"

"Shut up..."

"Lho kasar. Si Zet gimana?"

Axo tidak menjawab, memiringkan kepalanya pada pundak Arliez. Si Iblis pun melegakan napasnya, ia tau Axo sedang merindukan temannya saat ini.

"Lu ngasih tau Zet kalo gue catboy lu, ya?" tanya Axo.

"...Zet tau ya? Gue aja nggak ngobrol lagi sama Zet setelah gue tarung pas hari itu."

"Mustahil kalo orang bisa tau tanpa adanya pemberitahuan."

"Y'know what? Mending lu ke Zet sana daripada lu struggle disini."

Axo berpikir sejenak untuk menormalisasikan rasa takutnya itu. Setelah menghelakan napasnya, ia beranjak berdiri dan meninggalkan sang Iblis sendirian.

Setelah menatap Axo yang hampir keluar dari base, Arliez merubah bentuknya menjadi suatu bayangan (Shadow-form).

"Ku harap, kau bisa menjumpainya..."

.
.
.

"Akhirnya gue sampai juga... mana tuh si ancient debris..."

Axo mulai mencari dari berbagai sudut sekolah. Dari kantin, taman belakang, taman depan, perpus, uks, ruang kelas, sampai ruang klub. Hal itu demi mencari teman bangsat yang kini sudah bisa di maafkan. Sampai suatu saat, Axo melihat Zet yang sedang mengerjakan tugas renang di kolam. Dengan segera ia berlari menuju kolam renang.

"Akhirnya..."

Zet menerima Sans Vouch-nya dari Coach Bayu dengan perasaan relief. Namun, saat ia ingin berbalik arah, ia melihat Axo yang sedang duduk di bangku kolam renang.

"Buat apa lu kesini?" tanyanya dengan nada sinis.

"Buat apa? Ya jumpa sama lu lah, siapa lagi?"

"Whatever you say, Xo."

Zet dengan dinginnya meremehkan Axo dan menyimpan SVnya di inventory.

"(Ni anak nggak maaf nggak apa...)" gerutu Axo dalam hati.

"Xo..." panggil Zet tiba-tiba.

"Apa?"

"Lu suka sama aul kan?"

"Mhm, napa?"

"...Ck...ke Pak Saddan yok."

Tanpa basa-basi, Zet menggamit tangan Axo lalu menyeretnya ke ruang lab potion.

"Eh...bentar Zet...sakit..."

Apakah Zet ingin memerhatikannya? Ohh tentu saja tidak. Besides, mungkin Axo tidak terbiasa dengan genggaman yang seperti Zet.

Sampailah mereka di lab potion, dimana Pak Saddan biasa bertapa.

"Pak Saddan...!!"

"Oh iya-iya bentar..."

Keluarlah sesosok guru dengan jas putih berlumuran cat kering dan redstone pecah.

"Ada apa kok bareng-bareng gini?"

Hateful Love {Axoiz X Zet22} : REMAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang