Hujan dan bazaar

470 40 8
                                    

Jam 13.00, Bazaar Sans SMP.

"Xo..."

"Sabar duluu...katanya mau nraktirin temennya." Ucap Axo bersemangat, sedangkan Zet lemas seperti nggak punya energi.

Zet menghempaskan napasnya kuat-kuat, menatapi dompetnya yang hampir kosong setengah.

'(Miris bet...panas lagi...kapan pulangnyaaa...)' batinnya menangis di dalamnya.

Sebuah geplakan mendarat di bahu sang Ancient, membangunkannya dari lamunan pasrah tadi. "Ayo buruan, Zet!".

Axo berlari kecil ke arah suatu bangku di dekat sana. Dengan berat hati, Zet menghampirinya perlahan sambil menaruh dompetnya di dalam sakunya.

Axo menyadari bahwa temannya seperti zombie, "Kenapa? Kok kayaknya lemes banget?".

"Gw masih ngantuk cog. Ajege kau ya." Tanggap Zet sambil menutupi mukanya dengan kertas random.

"Kalo mau turu, turu aja. Lagian, suasananya lagi panas banget."

"Katanya bapack gwehj, kalo suasananya lagi panas banget, berarti hujan akan datang as soon as possible."

"Iye iye anak dewa, sombong..."

Zet tidak menghiraukan omongan Axo, besides, mentalnya kan sekuat Gatotkaca.

Sebuah es krim terulur di depan Zet, lalu ia menganggapinya dengan tampang bingung. "Wut?"

"Mau es krim nda?" tanya Axo dengan muka smugnya.

"Nda, gue ga seneng es krim rasa pipsodent."

Axo yang mendengarnya langsung melunjak, "Maksud lu?? Ini es krim choco mint, njir. Cobain aja, nggak kayak pipsodent." Bujuknya.

"Bohong." Lawan Zet.

"Nanti es krimnya meleleh ke kertas lu,lho." Katanya dengan nada yang sedikit mengancam.

Zet tidak mempunyai pilihan lain selain mencobanya, "Iyah deh, deck.". ia membuka topengnya sedikit, lalu memakannya secara perlahan.

Walaupun cuman dikit, Axo tidak bisa melihat wajah Zet dengan jelas karena ketutupan kertas. Siapa coba yang greget kalo temennya pake topeng terus?

"Gimana? Enak, 'kan?" tanyanya saat Zet udah selesai mencicipi es krim pipsodent, sorry, choco mint.

"Uh, nda juga sih. Emang bukan tipe gue."

"Hilih, bilang aja suka." Godanya pada Zet.

"Ga. Mending lu lanjutin jilat es krimnya, daripada mubazir." Ehem, sang Ancient lagi halal. Mohon dimaklumi.

Axo nurut dan lanjut memakan es krimnya sampai habis. Zet yang melihat Axo memakan es krim, jadi keinget sesuatu yang sus.

Sesuatu, yang mungkin hanya di pikirkan oleh Zet. Matanya menangkap semua motion dari gerakan Axo tadi. Gerakan lidah...Zet terbawa oleh lamunan.

Tak sadar, ia tertidur lelap saking seriusnya. Mungkin saja tidak terbangun jika Axo tidak mengugahnya.

"Kayaknya mau hujan, Zet..." ucapnya perlahan sambil mendongak ke atas.

"Terus?" tanya Zet dingin, kebiasaan kalo baru bangun dari tidur.

"Terus kita pulangnya gimane?"

"Teleprot kan bisa, xo. Tenang saja."

Tepat pada saat itu, percikan-percikan air dari atas awan jatuh ke dasar bumi. Semua orang di bazaar berlari ke sana-kemari, melindungi dirinya masing-masing tanpa memerdulikan lingkungan sekitar.

Hateful Love {Axoiz X Zet22} : REMAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang