"Hmm...siapa itu disana..."
Seorang iblis mengintai seseorang dari atas awan menggunakan spyglassnya. Ia tampak tidak mengenal makhluk itu sebelumnya di Sans.
"Samperin aja kali ya..."
Wooosh! Dengan menggunakan elytranya, iblis itu terbang kearah orang yang sedang berjalan itu. Walaupun keadaannya sedang hujan deras, sepertinya elytra itu tidak akan hancur.
"Halo haloo... kamu siapa ya? Kok kayak baru di Sans SMP..." kata Iblis itu ramah terhadapnya.
Seketika, insting Zet untuk bertahan hidup aktif. Ia sempat mengeluarkan pedangnya yang baru di enchant.
"Kamu siapa?" Tanya Zet dengan penuh kecurigaan.
"Kenalin nih...aku Arliez. Aku murid juga di sans. Kalo kamu?" tanyanya kembali.
"well... aku zet. Nice to meet you."
Arliez pun mengelilingi Zet untuk memastikan bahwa apakah ia pengunjung baru. Zet pun agak pasrah dengan situasi ini, apalagi hujan deras.
"Armor mu bagus. Tetep mangkilap walaupun hujan. Kamu murid sans?"
"Uhm...kalo itu sih masih aku pikirkan"
"Ohh...okay...kamu mau ke base aku dulu nggak?" tawar Arliez dengan senang hati
Zet tampak berpikir. Apakah mungkin jika ia baru mengenal Arliez, dan menolak permintaannya? Ah biarin, toh ia tidak melakukan apapun jika ia balik ke dalam lingkungan sekolah.
"Umm...sure, no probs. Aku punya banyak waktu luang"
"Yesss...c'mon. Base ku ada di sebelah utara sana. Ngga jauh sih, cuman kamu harus pakai elytra biar cepet sampai."
"okay then..."
Zet memakai elytranya yang baru saja ia dapat di end city. Walaupun Arliez dianggapnya baik, tapi di dimensinya para iblis adalah musuh ancient builder terdahulu. Apapun situasinya, ia tetap harus menjaga nama baik ancient builder dimana pun dimensinya.
"Udah siap? Ayo kita berangkat. Ikutin aku ya."
Zet hanya menggangguk dalam diam, sesuai dengan ciri khasnya yang dingin.
Arliez mulai menggunakan elytranya dan terbang kearah utara, di ikuti oleh Zet. Selang beberapa menit, mereka berdua telah sampai di depan gerbang basenya Arliez. Zet hampir terpukau dengan kemewahan base Arliez, matanya melirik sekeliling.
"Ini baseku dan kawan-kawan, disana ada rumahnya si mas Husin. Ayo masuk ke dalem rumahku."
Arliez spontan mengambil lengan Zet dan mengajaknya ke dalam rumahnya yang terlihat sangat sederhana namun tetap ada unsur kemewahannya.
Zet mulai sedikit terbiasa dengan menggandeng tangan seseorang, hal itu karena Axo selalu menggandeng tangannya dimanapun mereka berada.
Arliez membuka pintu rumahnya yang terkunci dengan gembok berbentuk mata yang sangat asing bagi Zet. Ia ingin bertanya perihal itu, tapi... mungkin belum saatnya.
"Nah...ini interior rumahku Zet. Bagus nggak?" Tanya Arliez pada Zet.
"Bagus sih kalo menurutku."
"Siip, kamu mau elytra? Aku kasih satu kalo mau." Lagi-lagi Arliez menawarkan kepadanya.
"hmm..."
Zet sempat berpikir selama sekian detik. Antara ia harus memilih dianatara mau atau nggak. Yaa ini adalah pilihan susah bagi Zet. Kalo saja ia jawab 'mau', maka ia merasa tidak enakan dengan Arliez. Kalo ia menjawab 'tidak usah', ia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan sebuah elytra baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hateful Love {Axoiz X Zet22} : REMAKE
Lãng mạnZet, seorang Ancient Builder yang tiba-tiba saja masuk ke dunia penuh manusia. Ia bertemu dengan seseorang yang mudah tersenyum, sedikit kekanak-kanakan, dan selalu menebarkan tawa. Tanpa sadar, Zet mengukir nama orang itu dengan rapi di hatinya. Ta...