"Ehem...harap tenang murid-murid semua, harap tenang..."
Pak Saddan yang sedang kesulitan mengkoordinasi murid Sans SMP, mulai merasakan pusing di kepalanya. Kepalanya menoleh ke arah para OSIS yang sedang berkumpul di salah satu sudut ruangan.
"Astaga..."
Serambi memegang kepalanya, beliau berjalan menuju para OSIS dengan muka yang 'tidak terlihat fine'.
"Kalian nih yaaa... Bukannya nolong bapak koordinir malah ngumpul disini." Ucapnya dengan gemas.
"Tenang aja kok, Pak. Sebentar lagi kami akan koordinir." Kata Adhit, OSIS bagian administrasi, dengan santainya.
"Tenang-tenang aja kalian. Ingat, hukumannya OSIS lebih berat daripada murid biasa."
Sehabis mengucapkan kalimat itu, Pak Saddan berbalik badan dan melangkah menuju ruang speaker.
Arliez, sebagai OSIS yang paling peka (nggak kayak OSIS lainnya), mengajak Febri untuk membantu Pak Saddan mengkoordinir teman-temannya itu.
"Lu kelas B, biar gue nge-handel kelas A." Ucapnya pada Febri yang langsung menerima anggukan darinya.
Mereka berpisah, Arliez ke kelas A dan Febri ke kelas B. Tentu saja, sebagai OSIS dalam bidang keamanan dan kenyamanan, Arliez dengan mudahnya mengkoordinir teman-temannya. (Maklum...ketua sekbid...).
...
"Zet...lu mau ramen kayak biasanya, 'kan?"
Zet menoleh pada Axo yang menanyainya, mengangguk pada detik berikutnya. Akhir-akhir ini, hubungan keduanya mulai lebih erat daripada sebelumnya. Ya, lebih erat daripada sebelumnya.
"Yaudah, nih buat lu. Habis ini, kita harus ke kelas secepatnya."
Mata Zet melirik pada Axo, "Napa?"
"Nggak tau juga. Katanya Arliez kemaren Senin, 'Besok jum'at ada pengumuman, jangan lupa dateng biar nggak ketinggalan info.'"
"Oh aja si..."
Axo yang mendengarnya hanya menghela napas pendek, untuk kesabarannya tidak dalam keadaan yang kritis.
Benar saja, Arliez mengampiri mereka dengan kertas absen di tangannya.
"Masih pagi udah pacaran aja. Ckckck..." kata Arliez sambil menepuk pundak Zet.
Zet menoleh kearahnya, "Ch...biarin, wleee...".
"Udahh balik sana kekelas A. Pak Saddan marah monyet nanti."
Axo tertawa, rasanya ingin meledek Arliez balik. Tapi ia sadar, nggak boleh dan nggak layak jika ia melawan seorang anggota OSIS, y'kan?
"Emang ada apa toh kok di kumpulin?" tanya Axo pada sang iblis.
"Adalaahh...kalian berdua ke kelas aja dulu."
Arliez mendorong Axo agar cepat berjalan menuju kelas. Zet? Mana berani dia ngelawan sama ancient builder?
Arliez melepaskan tubuh Axo dari pegangannya, membuat Axo tersentak di tempat. "Lu kekelas aja dulu, gue sama Zet mau ngomong sesuatu." Katanya dingin.
Axo seperti tidak mempunyai pilihan lain selain meninggalkan mereka dan berjalan menuju kelas. Setelah merasa Axo tidak lagi dipandangannya, Arliez langsung menarik tangan Zet keluar dari kantin.
Zet memasang muka heran, "Napa dah? Tumben."
"Huff..." hembusnya.
Akhirnya, Arliez berhenti di sebuah ruangan rahasia di balik painting dibawah tangga kantin. Rasanya sudah siap ia menginterogasi sang ancient builder.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hateful Love {Axoiz X Zet22} : REMAKE
DragosteZet, seorang Ancient Builder yang tiba-tiba saja masuk ke dunia penuh manusia. Ia bertemu dengan seseorang yang mudah tersenyum, sedikit kekanak-kanakan, dan selalu menebarkan tawa. Tanpa sadar, Zet mengukir nama orang itu dengan rapi di hatinya. Ta...