"ughh" aku mengusap perutku dengan kasar.
Sejak kemarin perutku sudah sangat turun,kontraksi selalu datang tanpa jeda. Aku yakin malam ini aku akan melahirkan.
"Sayang,apa kontraksi lagi?" Aku menatap suamiku dengan tatapan yang sendu. Aku hanya mengangguk samar,sakitnya sudah tidak bisa di deskripsikan lagi.
"Berjalan jalan lah agar pembukaan mu cepat lengkap." Ucap dave sambil mengusap pinggang ku.
"Sakit dave ughhh..." Aku meremas bahu dave,tidak peduli dengan dave yang meringis kesakitan.
"Aku bantu,ayo." Dave sudah bangun sambil mengulurkan tangannya untuk membantu ku bangun. Dengan lesu aku meraih tangan dave sambil menyangga perutku dengan sebelah tanganku.
Aku berjalan keliling kamar bersama dave yang berada di belakang tubuhku sambil memeluk tubuhku,sesekali dave mengusap perutku dengan lembut.
"Baby,jangan sakiti ibui. Carilah jalan keluar dengan baik,jangan sakiti ibui." Dave bermonolog pelan sambil mengusap perutku.
Sepertinya bayi ini sangat menurut setiap kali dave mengajaknya bicara. Tapi kenapa setiap kali aku ajak bekerja sama dia selalu tidak mau? Huh,apakah saat lahir nanti dia akan lebih nurut dengan dave.
"akhhh auuu huh huh huh." Aku menghentikan langkahku saat kontraksi datang dua kali lebih sakit dari sebelumnya,aku mencoba untuk mengatur nafas ku agar rasa sakitnya sedikit berkurang.
"Dave ughh sakitt sekali.." ketuban ku sudah merembes sejak 1 jam yang lalu. Dave menatapku dengan khawatir,aku bisa menangkap jelas raut wajahnya.
"Kita cek bukaan mu,"
"Disini saja,aku sudah tidak kuat untuk berjalan." Aku menahan tubuh dave saat dave ingin menuntunku untuk ke kasur.
"Tolong buka short pants ku dave,rasanya sangat sesak."
Dave membuka short pants dan dalamanku,aku merasakan kemaluan ku berkedut nyeri. Aku meringis pelan saat jari dave memasuki lubang kemaluanku,posisiku sekarang setengah berjongkok sambil memegang punggung dave dengan erat agar tubuhku tidak limbung.
"akhhh auuu dave sudah" aku mencoba menyingkirkan tangan dave dari sana,sangat menyakitkan.
"Bukaan 9,apa kau masih ingin berjalan jalan?"
Aku menggeleng kuat,sudah tidak sanggup jika harus berjalan.
"Duduk disana saja," aku menunjuk gym ball yang terletak dekat dengan toilet.
"Tunggu di sini sebentar. Aku akan mengambilnya." Aku mengangguk samar,kontraksi tidak memberiku jeda untuk sedikit bernafas. Bayi ku terus berputar di dalam sana.
"Duduk lah," dave membantuku untuk duduk,perlahan aku menurunkan bokong ku dan mendudukkannya disana.
"Dave sakit..hiks.." pertahanan ku runtuh,aku sudah menahan agar tidak menangis. Tapi rasa sakitnya sangat tidak bisa di tahan.
Aku sudah memeluk leher dave dengan erat sambil menggerakkan pinggulku. Aku mengatur nafas ku menahan hasrat untuk tidak mengejan,aku merasakan sesuatu yang terus mendesak keluar.
"ughhhh nghhhh huh." Ejanan lolos begitu saja. Sungguh aku tidak sengaja,tidak bisa di tahan lagi.
"Jangan dulu mengejan,ketubanmu belum pecah nay." Dave memijat pinggangku,sedikit berkurang sakitnya.
"Mulashh sekali dave,baby terus mendorong nghhh ughhh."
"Hey,aku tau. Sabar ya,sebentar lagi kita akan bertemu baby."
"Mau baring?" Tanya dave sambil mengusap lembut wajahku yang sudah di banjiri keringat sebesar biji jagung.
"Jangan menangis,nanti baby ikut sedih kalau ibui menangis." Dave mengusap sisa air mataku.
"Antar aku ke kamar mandi sebentar," dave mengangguk sambil menuntun ku. Jalan ku benar benar pelan seperti siput,tapi dengan sabar dave menemaniku sambil mengusap perutku yang sangat kencang.
PYARR
ketubanku pecah,padahal belum ada setengah jalan untuk mencapai kamar mandi.
"ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh hah, sakit.." aku membungkukkan tubuhku.
Lutut ku sudah menjadi sasaran untuk ku remas. Dave kelimpungan,saat melihat air yang terus mengalir dari celah pahaku. Disertai darah dan lendir yang ikut turun bersama air ketuban.
Tubuhku di bopong dave menuju kasur. Kaki ku sudah di lebarkan dave,untuk mempermudah dave mengecek pembukaanku.
"Lengkap nay,mengejanlah jika kau merasakannya." Aku merasakan seluruh tangan dave masuk ke dalam.
"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh," erangan panjang lolos begitu saja.
Tidak membuahkan hasil apapun,bayiku tidak mau menampakkan kepalanya sedikit pun.
"eunghhhhhh hah anghhhhhh."
"Aku melihatnya! Teruslah mengejan."
Dave melebarkan jalur lahirku,ejanan kuat terus ku keluarkan agar kepala bayi ku cepat keluar dari sana.
"ughh dave aku ingin berjongkok." Dave membantuku untuk berjongkok.
"Mengejan lah yang kuat nay,baby akan datang."
"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh huh huh." Aku rasa ini posisi tepat.
Kepalanya mulai turun aku merasakannya.
"sekali lagi nay,aku akan menahannya." Dave benar benar menahan kepala bayi itu agar tidak masuk kembali saat aku berhenti mengejan.
"ughhhhhhhhhhhh emmhhh.."
Plop
Akhirnya, ejanan panjang ku tak sia sia. Kepala bayiku keluar seutuhnya memenuhi liang lahirku, rasanya panas seperti terbakar.
"Kepalanya sudah keluar!"
Dave menuntunku untuk memegang kepala bayi ku,aku tersenyum haru. Air mataku sudah keluar sejak tadi,belum berhenti. Dan sekarang semakin deras saat aku bisa memegangnya untuk pertama kalinya.
"Berjuanglah sedikit lagi nay,jika kau merasakan kontraksi kau boleh mendorongnya."
Seperti kataku tadi, kontraksi memang tidak pernah memberi jeda untuk aku bernafas sedikit pun. Aku fokus dengan bayi ku,agar dia tidak terlalu lama menggantung disana.
"Ughhhhhhhhhhhh emmhhh sakitttt dave ughhhhhhh." Bahu nya bergerak,tapi perlahan. Sangat perlahan.
"Aku akan membantu mu untuk menarik baby,sekarang fokuslah mengejan nay."
Lagi lagi aku hanya mengangguk samar kemudian mengikuti arahan yang dave berikan.
"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh.."
"Akhhhh ahhh nghhhhhhhhh hughhhhhhh eeekhhhhhh.."
Aku mengejan dengan kuat,urat urat di kepalaku menonjol. Mungkin muka ku juga sudah merah seperti kepiting rebus. Aku menguatkan diriku.
Sekali lagi nay. Batin ku berkata.
"Ayo nay,sekali lagi bayi kita akan keluar." Seakan mendapat dorongan dari dave semangat ku semakin membara. Aku tidak akan membiarkan bayi ku kelamaan.
"Ekhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh huh huh..."
Oek oek oek
Aku bernafas lega saat mendengar suara tangisan yang memecah sunyinya ruangan ini. Dave menatap ku dengan tatapan bangga,dia meletakkan bayi itu di atas dada ku dan membiarkan nya untuk menyusu di payudara ku.
"Kerja baik nay."
"Terimakasih dave,dia sangat tampan. Mirip sekali dengan mu."
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giving Birth
Short StoryIni cerita melahirkan,dengan berbagai macam cara dan tempat yang beragam. Penasaran gak sih?? Boleh yuk mampir.. Anak kecil dilarang⚠️⚠️ dosa di tanggung sendiri yaa