Forest

17K 123 0
                                    

Hari semakin gelap,pohon pohon di hutan juga seakan menunduk. Sam terjebak di hutan hampir setengah hari,niatnya tadi hany berjalan jalan sebentar agar pembukaannya cepat bertambah.

Iya,sam hamil. Dia terjebak di hutan dengan perut nya yang membesar. Kontraksi nya semakin bertambah,rasanya sam sudah tidak kuat berjalan lagi. Di tambah kontraksi nya yang selalu menyerang di saat waktu yang tidak tepat sehingga mengharuskan sam untuk berhenti sejenak agar rasa sakitnya bisa sedikit berkurang.

"ughhhh huh,sabarlah aku berjanji akan melahirkanmu setelah kita berhasil keluar dari hutan ini." Ucapnya sambil mengusap lembut perutnya yang semakin menurun.

Sam yakin bukaannya semakin bertambah,apalagi sedari tadi dia terus berjalan mencari jalan keluar. Tidak ada pencahayaan sama sekali disini,hanya sinar bulan yang remang remang terlihat masuk dari celah pohon.

"Akhhhh ahhh.." sam memegang bawahnya yang terasa semakin berkedut nyeri. Celananya juga sudah basah karena air ketubannya terus keluar.

Sam menyerah untuk melanjutkan mencari jalan,rasanya sudah tidak sanggup lagi. Jangan kan berjalan,berdiri saja rasanya sudah sangat sakit dan pegal. "Nghhhhhhhh uhhh emmhhh.." dia mengusap lembut pahanya yang masih terbalut celana.

Pelan pelan sam mendudukkan bokongnya, bersandar pada pohon besar didekat nya. Sam berusaha membuka seluruh celananya dengan sisa tenaganya. Bayi nya terus mendesak turun,tapi sam tidak boleh mengejan dulu sebelum dia merasa bukaannya benar benar lengkap.

Berhasil! Sam berhasil membuka celananya.

"Emmhhh pelan pelan sayang ouhhh.." ada bercak darah di celanannya,sebisa mungkin sam harus bisa tenang.

Tidak tahu sudah bukaan berapa,kontraksi nya terus berdatangan seperti berlomba lomba siapa yang sampai lebih dulu. Kepala bayi nya semakin turun hingga lubangnya semakin berkedut dan menonjol.

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh sshhh ughh.."

Pyar

Ketubannya pecah saat sam sudah tidak kuat lagi menahannya. Tanah sudah basah dengan air ketuban yang semakin banyak keluar. Sambil fokus dengan rasa sakitnya perlahan sam mengambil celananya untuk di jadikan tatakan agar saat bayinya keluar nanti tidak kotor dan jatuh ke tanah.

"Ughhhhhhhhhhhh hah huh sakithh nghhh.." kepala bayinya bergerak perlahan tapi masuk kembali saat sam berhenti mengejan. Peluh sudah membanjiri wajahnya, padahal malam ini sangat dingin.

"Ukhhhh ughhhhhhh.." perlahan,sam bisa merasakan ada kemajuan.

Di usap bibir vagina nya yang hampir dimahkotai dengan kepala bayinya.

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh huu, eerrrhhhhhh.."

Plop

Kepalanya berhasil keluar,sam tersenyum sendi sambil mengusap lembut kepala anaknya. Bahunya mulau bergerak memutar,saat itu kontraksi nya kembali datang. Sam harus berjuang sekali lagi.

"Emmhhh ughh.." bahu bayinya bergerak perlahan,sam bisa merasakan pergerakan nya.

Srekk srekk srekk

Seperti suara langkah kaki. Suaranya tidak asih,apakah itu suara langkah kaki hewan buas? Atau jangan jangan ada pemburu disini? Apa hantu? Oh god,sam harus apa sekarang? Ingin kabur tapi tidak sanggup untuk berdiri.

*Ughhhhhhhhhhhh sebentar, nghhhhhhh.." sam menggigit bibir bawahnya agar suaranya tidak terdengar. Kontraksinya sudah tidak bisa ditahan lagi,tapi sam takut dan ingin kabur sekarang juga.

"Ughhhhhhhhhhhh AAAAAAA.." sam berteriak kencang saat melihat bayangan tubuh seorang laki laki yang menghampiri dirinya.

"YA AMPUN,SAM!" Itu jake.

"Sam buka matamu,ini aku jake." Jake menepuk pelan pipi sam sambil menyalahkan senter yang dia pegang.

Jake terkejut saat melihat kepala bayi yang menggantung memenuhi lubang kemaluan sam.

"Sam buka lah matamu,jangan takut. Ini aku jake sam.." sam tetap menggeleng,tubuhnya sudah bergetar karena ketakutan.

"Huh jake kau— nggghh.."

"Fokus lah mengejan sam,aku disini."

"Ughhhhhhhhhhhh sakitttt jake.." untung saja jake datang. Jika tidak bisa besok dia baru bisa keluar dari hutan ini.

"Good job sam,one again. Push sam.." jake meletakkan senternya menghadap ke sam agar lebih mudah juga membantu sam untuk mengeluarkan anak mereka.

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh sakitttt sekali jake.." air mata nya luruh,padahal sam sudah menahannya sejak tadi.

Kenapa harus meluncur sekarang? Sam tidak mau terlihat lemah di depan jake.

"No,sam aku yakin kau bisa. Push sekali lagi oke? Aku akan bantu menariknya." Sam mengangguk samar.

Mencengkram apapun yang ada didekatnya agar bisa menyalurkan segala rasa sakitnya saat ini.

"Uhhh huhh ughhhhhhhh emhhhhhhhh akhhh auuu huh..huh..huh.."

Oek oek oek

Akhirnya,bayinya keluar. Dengan cepat jake menangkap tubuh mungil putri kecil nya. Sam tersenyum haru,melihat bayi mungil itu benar benar lahir ke dunia ini. Meskipun harus berjuang dengan cara yang berbeda.

"Sangat cantik sam, terimakasih. Maaf karena tidak menemanimu sejak awal,"

"Tak apa jake,kenapa kau bisa tau aku ada disini?"

Ah iya,jake jadi ingat kenapa dirinya bisa ada disini.

"Aku mencarimu,kau tidak ada di rumah saat aku pulang tadi. Aku tanya ke bibi katanya kau ijin pergi jalan jalan sebentar untuk mempercepat pembukaanmu." Raut wajahnya masih terlihat khawatir.

"Maaf jake,"

"Kau juga kenapa tidak bilang jika sudah merasakan kontraksi? Aku kan bisa libur bekerja hari ini jika tau kau akan melahirkan."

"Aku tidak ingin membuat mu repot." Cicit sam sambil menatap takut mata jake.

"Astaga sam.."

"Ssttt sudah jake,aku tidak apa apa."

"Lain kali jangan seperti ini,aku khawatir kau kenapa napa." Jake mengecup sam dengan sayang.

End.

Giving BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang