Midwife

21.9K 138 0
                                    

Aku seorang bidan di salah satu desa terpencil. Jasaku disini sangat di butuhkan warga desa ini. Aku mempunyai klinik yang tidak terlalu besar dan beberapa karyawan.

Sejak subuh tadi aku sudah kedatangan seorang ibu hamil dengan bukaan hampir lengkap,tepat pukul 7 pagi tadi dia melahirkan. Sebenarnya melelahkan menjadi seorang bidan dengan membawa perut besar seperti ini.

Yap,aku juga hamil. Dan ini minggu hpl ku,sebenarnya aku bisa saja menyuruh karyawan ku untung back up semua pekerjaanku. Suamiku juga sudah menyuruhnya,tapi mereka semua juga butuh aku.

"Bu istirahat aja,bu bidah dari pagi udah kerja sambil bawa si dedek. Kita yang gantiin bu." Aku tersenyum simpul,bersyukur karena mempunyai karyawan seperti mereka.

"Iya bu,perut nya udah turun banget itu. takut ibu tiba tiba lahirin." Nina menatap ku dengan tatapan ngeri nya. Aku hanya terkekeh,mau bagaimana lagi.

"Gapapa,tadi saya udah istirahat kok." Aku mengusap perutku yang terasa sangat kencang dari biasanya.

Mungkin dia memberi tanda jika aku harus istirahat agar tidak terlalu lelah.

"Si ibu udah bukaan berapa nin?" Tadi siang ada pasien yang datang untuk melahirkan. Baru bukaan awal,tapi ku rasa bukaannya sudah naik karena ini bukan pertama kalinya dia melahirkan jadi memungkinkan bukaannya lebih cepat.

"Tadi sih saya cek udah bukaan 7 bu,"

"Yaudah cek lagi nin,saya temenin. Nis,kalo ada pasien lagi kasih tau saya ya."

"Iya bu,"

"Ayo nin," aku jalan beriringan dengan nina sambil memegang punggung ku yang sudah mulai terasa sering sakit akhir akhir ini. Mungkin karena mendekati hpl juga.

———

"Gimana bu," aku mengusap pelan paha si ibu sambil tersenyum manis agar dia lebih rileks.

"mules bu bidan,mau ngeden" aku melihat wajah kesakitan di sana.

"Jangan dulu ya bu,kita cek pembukaannya dulu. Kaki nya boleh di lebarin bu,maaf ya." Aku membuka lebar kaki nya agar aku lebih mudah mengecek jalur lahirnya. Nina membantuku menahan kaki si ibu agar tidak merapatkan kaki nya lagi.

"Sudah lengkap,ketubannya sudah pecah ya pak?"

"Iya bu bidan,tadi saya mau panggil bu bidan tapi bu bidannya keburu kesini."

"Yasudah,bapak boleh semangatin istrinya. Ibu ikutin instruksi saya ya,buka lebar kaki nya bu." Aku meminta bantuan nina agar lebih mudah mengerjakannya.

Dengan telaten aku membimbing si ibu untuk bertemu dengan anaknya.

"akhhhh.." aku merasakan tendangan kencang dari dalam perutku saat aku sedang membantu si ibu melahirkan.

"Bu,bu bidan gapapa?" Aku mendengar suara nina yang panik.

Aku hanya mengangkat telapak tanganku memberi kode jika aku tidak apa apa. Aku harus bisa menahannya sampai bayi pasienku lahir.

"Bu saya aja,ibu istirahat." Bisik nina di kupingku.

"Saya gapapa uhhh huhh.." aku mengatur nafas ku dan tersenyum ke arah nina agar nina tidak panik.

Kontraksi selalu datang saat mendengar ejanan pasienku,aku seperti orang terangsang. Aku merapatkan kedua kaki ku untuk menghalau rasa sakitnya.

Giving BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang