Hospital

22.6K 131 1
                                    

Sudah 5 jam yang lalu Andin dan arsen berada di ruang bersalin. Arsen memutuskan untuk membawa andin ke rumah sakit saat andin mengeluh perutnya terasa semakin sakit.

Dokter bilang andin sudah masuk bukaan 5 itu berarti masih kurang 5 bukaan lagi. Andin dari tadi meringis kesakitan sambil sesekali mengelus perut besarnya.

"Sakit bangettt mas," andin meremas kuat pinggir ranjang.

"Iya sayang,sabar ya.. sebentar lagi kita bakal ketemu baby." Arsen tidak tau harus berbuat apa,karena ini pengalaman pertama juga untuk nya.

Ceklek.

Pintu ruangan terbuka menampakkan sosok wanita paruh baya yang terlihat begitu cantik. Mama arsen menghampiri anak dan mantunya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam ma." Jawab aren sambil menyalami sang mama.

Bunda dan papa andin tidak bisa menemani karena masih ada urusan di luar negeri. Awalnya andin sedih karena bunda dan papa nya tidak bisa ikut menemani andin bersalin.

"Masih bukaan 5 ma,tadi bidannya bilang suruh bantu jalan jalan aja atau lakuin apa biar bisa bantu mempercepat bukaan andin." Jelas arsen.

"Sayang,"

"Ma..sakitt" andin menatap mama mertua nya dengan tatapan sendu sambil menahan sakit. Dia berusaha agar air matanya tidak turun saat itu juga.

"Iya sayang,duduk di situ mau? Mama bantu pijit nanti." Bujuk mama sambil menunjuk gym ball yang sudah di sediakan rumah sakit.

Andin mengangguk kemudian dia di bantu turun oleh arsen dan mama. Kemudian mendudukkan dirinya di gym ball. Andin memeluk leher arsen sambil sesekali mengatur nafas nya saat kontraksi datang. Mama juga masih setia memijat punggung Andin dengan sabar.

"Kontraksi nya datang lagi?" Tanya arsen sambil mengusap lembut punggung andin. Andin mengangguk sambil mengatur nafas nya,kepalanya di biarkan tenggelam di ceruk leher arsen.

"Sakitttt.." rintih andin. Air matanya sudah turun sejak tadi.

"Iya sayang gapapa ya,sebentar lagi sakit nya hilang kok kalo dedek nya udah lahir." Arsen hanya bisa membantu menenangkan andin,setidaknya dia berguna sebagai suami.

"Di ajak berdiri aja sen,sambil bantu goyangin pinggul nya. Mama panggil bidannya dulu ya buat cek andin." Arsen mengangguk kemudian membantu andin berdiri.

Arsen sudah memeluk pinggang andin sambil mengikuti arahan yang mama berikan.

Tak lama mama dan bidan datang. Bidannya sudah memakai sarung tangan khusus untuk mengecek pembukaan andin.

"Alhamdulillah sudah ada kemajuan,sudah masuk bukaan 7 ya pak bu. Mungkin sakit nya akan semakin bertambah,jika ibu nya udah gak kuat boleh baring lagi kok pak."

"Terimakasih ya dok"

"Sama sama,nanti saya kembali lagi ya."

Setelah dokter pamit dan mama pamit untuk keluar sebentar membeli makanan kini tinggal andin dan arsen.

"Masss... sakitttt banget muless uhhh.." andin mengeratkan pelukannya sambil merintih kesakitan.

"Mau balik ke kasur aja?"

"Iya,udah gak sanggup diri huhh.."

Andin sudah si kasur. Arsen memijat punggung andin agar lebih rileks,arsen juga menyuruh andin untuk istirahat agar tenaga nya tidak habis nanti.

"Sen,makan dulu nih." Mama datang dengan membawa roti dan air mineral untuk arsen. Mama tau anaknya pasti tidak sempat makan karena terlalu fokus menemani istrinya.

Giving BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang