Indira 2

15.5K 116 0
                                    

Mama mengerjapkan matanya,tidak menemukan indira di sampingnya. Kemana indira?

"Sayang? Astaghfirullah."

"Ughhh sakithh nghhhhhh." Indira tidak sengaja mengejan. Untung saja mama bisa mengarahkan indira untuk tidak mengejan.

"Tahan sayang,belum waktunya."

Tok tok tok

"Sayang,ini mas."

"Ma.. mas yasa pulang. Akhhh-"

"Biar mama yang buka." Mama berlari dari arah kamar membuka kan pintu untuk yasa.

Baru jam 3 tapi yasa sudah sampai rumah,apa jalanan sepi jadi cepat.

"Ma, indira mana?"

"Di kamar yas,kamu bantu temenin dia ya. Mama siapin semuanya dulu."

Dengan langkah lebar yasa memasuki kamar,menemukan indira yang sedang mengusap perutnya sambil menahan sakit.

"Sayang.." yasa melempar tasnya ke sembarang arah. Tak peduli yang terpenting sekarang adalah istrinya.

"Mas,ukhhh sakit mas.."

"Sabar sayang,sebentar lagi. Kamu hebat."

"Ini mulesss banget,sakit perutnya ughhhhhhh."

"Sayang,jangan dulu ya. Tadi mama bilang apa,jangan nanti kamu sendiri yang sakit. Sini lampiasin semuanya ke mas."

"Bantu tidurin indira yas,mama cek dulu bukaannya."

Sambil mama mengecek sambil indira meringis menahan sakit,indira menggenggam erat tangan yasa,melampiaskan semua rasa sakitnya.

"Bukaan 8,sebentar lagi sayang."

"Ma,mau pipis lagi."

"Iya sayang,di bantu yasa ya. Mama rapihin ini dulu,inget indi gak boleh ngeden dulu ya?" Indira hanya mengangguk kemudian yasa membantu indira untuk ke toilet.

Yasa mengusap lembut paha indira. Kemudian usapannya beralih ke perut besar indira.

Cup.

Yasa mengecup perut indira yang turun.

"Mas ish,sana bau pipis nanti." Yasa terkekeh,indira sangat lucu.

"Gapapa,udah belum?"

"Udah."

"Mau jalan jalan,sambil peluk."

Yasa memeluk pinggang indira,di gerakkan pinggul indira ke kanan dan ke kiri. Tidak sambil berjalan kata yasa susah, alhasil hanya diam di tempat sambil menggerak gerakan pinggul indira. Sesekali yasa memijatnya agar rasa mulas indira sedikit berkurang.

Kontraksi nya semakin terasa jedanya hanya 1 menit sekali,indira sudah tidaka kuat lagi. Baru saja yasa ingin membawanya kembali ke kasur.

PYARR

Tiba tiba ketuban indira pecah. Yasa panik,dia teriak teriak memanggil mama nya yang sedang menyiapkan air hangat untuk indira.

"MAAA KETUBAN INDIRA PECAH."

Mama lari terpogoh pogoh,menghampiri indira yang sudah setengah berjongkok.

"Jangan ngeden dulu," kemudian mama mengecek jalan lahir indira.

Sempurna.

"Boleh ngeden semampu kamu ya,jangan di paksa."

"ukhhhh ughhhhhhh akhhh auuu, sakithhh hughhhhhh..."

"Ayo sayang semangat!!" Bisik yasa di telinga indira.

"Muless mass uhhh huhh ughhhhhhhh emhhhhhhhh.."

"Perlahan sayang,tenang.. mama di sini. Yasa juga disini,pelan pelan ya..." Interupsi mama.

"Mules nya ilang ma..."

"Gapapa,mau baring?" Indira mengangguk.

"Yas,bantu indira baring. Kamu di belakang ya bantu indira buat mancing kontraksi nya. Pilin aja nenen nya indira." Yasa mengikuti apa yang mama katakan.

Ternyata berhasil tak lama indira mengeluh mulas lagi.

"Tarik nafas yang panjang, ngeden tapi tahan ya. Sampe mama bilang stop."

"1...2...3... Pushh"

"Nghhhhhhhh ughhhh huh ughhhhhhh akhhh auuu ughh mas."

"Stop,nafasnya jangan putus putus kepalanya ikutin ritme pernafasan kamu. Kuat ya dir, coba lagi ya."

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh"

"Kepalanya keliatan,ayo dir mama bantu tahan."

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh capek..."

"Peggang ini,udah kelihatan sedikit sebentar lagi."

"Muless uhhh huhh ughhhhhhhh emhhhhhhhh nghhhh ughhhhh huh ughhhh huh ughhhhhhh akhhh"

Plop

Ejanan panjang indira membuahkan hasil,tidak sia sia. Yasa mengintip kepo,dia terkejut dengan kepala yang memenuhi liang lahir istrinya.

"Jongkok ma"

"Ayo sayang pelan pelan,kalo rasa kontraksi nya datang lagi kamu boleh ngeden lagi. Tinggal bahunya."

Indira menekan pahanya,dia mencengkram kuat hingga pahanya tercetak jelas kemerahan disana bekas indira.

"ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh."

"Sayang,sekali lagi."

"nghhhhhhhhh hughhhhhhh eeekhhhhhh.."

"Sayang semangat,maaf ya mas gak bisa temenin kamu sejak kamu kontraksi pertama. Maaf mas gak bisa berbuat apa apa selain semangatin kamu,si dedek udah nunggu bunda nya."

Seakan mendapat dorongan dari yasa indira mendorong kuat.

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh ughhhh huh ughhhhhhh akhhh hah hah hah."

Oek oek oek.

"Alhamdulillah." Indira bernafas lega.

Akhirnya anaknya keluar dengan selamat. Yasa sudah meneteskan air matanya,menatap haru perjuangan indira yang begitu hebat.

"Sayang,anak kita.."

"Selamat ya yas,dir. Ganteng banget,mama seneng banget akhirnya cucu mama lahir."

"Ma,makasih ya. Maaf udah repotin mama pas yasa gak ada."

"Gapapa yas,stop minta maaf ke mama."

End.

Hai guysss,gimana oneshot nya??? Maaf yaa kalo setiap part ada yang gak jelas huhu:(( yang mau request boleh banget kokk

Jangan lupa votee ;)

Giving BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang