birth alone

25.9K 123 0
                                    

Aku manda,umur 20 tahun. Aku sedang mengandung dan usia kandunganku sudah masuk 40 minggu lebih 5 hari. Di umur 20 tahun menjadi seorang ibu? Aku pikir itu adalah hal yang wajar,karena di luar sana banyak sekali anak di bawah umur yang sudah mempunyai anak.

Aku belum menikah,entah pacarku tidak mau bertanggung jawab setelah tau aku hamil anaknya. Saat aku memberinya kabar jika aku hamil,dia malah menyuruhku untuk menggugurkan nya. Ibu mana yang tega? Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengurusnya sendiri.

Seperti saat ini,harusnya hpl ku di perkirakan 2 hari yang lalu. Tapi sepertinya bayi ini masih belum siap untuk lahir ke dunia. Aku tidak keberatan asal anakku lahir dengan semangat. Kontraksiku memang sudah datang sehari setelah hpl,lendir yang selalu keluar saat aku buang air kecil.

Rasanya sangat nyeri sudah hampir 1 hari aku menahan sakit yang kian bertambah. Aku melakukan segala cara agar pembukaan ku semakin cepat,aku sudah mempelajari banyak lewat YouTube.

Aku menggunakan rumus 5-1-1 saat kontraksi dengan jeda yang semakin bertambah. Hanya jeda 5 menit sekali berlangsung selama 1 menit dan sudah terjadi sekitar 1 jam. Aku menggerakkan pinggulku ke kanan dan ke kiri,lantai sudah aku lapisi dengan pads. Aku sudah kuat berjalan dan memutuskan untuk tetap di tempat.

"Eemhhhhhh huh ughhhhhhh.." aku mengatur nafas ku saat kontraksi kembali datang.

Celana sudah kubuka semua hanya menyisakan baju yang masih ku pakai. Sesekali aku menundukkan tubuhku saat aku tidak bisa menahan nya.

"Akhhhh ahhh aww.." aku merasakan bayi di dalam perutku bergerak dengan gusar hingga tercetak jelas di perutku. Mungkin dia sedang mencari posisi nyaman dan mencari jalur lahirnya.

Aku mengecek jalan lahirku. Sudah bukaan 8 pantas saja rasanya menjadi berkali kali lipat. Vagina ku sudah berkedut nyeri,pahaku juga seperti mati rasa. Sesekali aku mengusapnya untuk menghilangkan rasa sakit dan mulas.

Aku mengecek handphone ku. Jam menunjukkan pukul 5 lewat 30 menit sore,kemungkinan bukaan ku akan lengkap setelah adzan magrib berkumandang.

"Huh ughhhhhhh akhhh auuu sshhhh.." aku meremas kuat bokong. Rasa sakitnya memang sedikit berkurang saat bagian itu di pijit. Tapi aku kesulitan karena aku juga harus menopang tubuhku agar tidak terjatuh.

Rasanya sangat panas,padahal di luar sedang hujan deras. Aku memutuskan untuk melepaskan baju ku dan menyisakan bra saja.

Adzan magrib berkumandang di barengi dengan rasa sakit dan mulas. Aku benar benar tidak bisa menahannya,dan bisa ku pastikan bukaan ku juga sudah lengkap hanya tinggal menunggu ketubannnya pecah.

Aku menaikan sebelah kaki ku,tapi aku tidak sengaja bagian kemaluanku terbentur dengan tumit kaki ku. Aku meringis kesakitan,air ketuban juga merembes semakin banyak.

"Aughh uhhh huhh sakitt.."

Pyar

Ketuban ku pecah saat aku membungkukkan badan, kontraksi semakin bertambah saat air ketubanku pecah. Aku bisa merasakan sesuatu yang semakin mendorong keluar.

"Nghhhhhhhh ughhhh huh ughhhhhhh akhhh auuu ughh.." ejanan panjang lolos dari bibir ku.

Aku meraba bibir vagina ku yang terasa sangat panas,bulatan kecil mulai terlihat. Aku tidak berhenti mengejan,sesekali berhenti saat nafas ku hampir habis.

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh ughhhh huh ughhhhhhh.." seperempat kepalanya keluar. Aku tersenyum haru sambil meraba bulatan yang di penuhi dengan rambut.

"Come on baby.. ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh.."

Plop

Kepala nya keluar seutuhnya,aku merasakan panas yang luar biasa saat kepala itu memahkotai lubang milikku.

"Ouhhh baby," aku mengusap lembut wajahnya. Aku menundukkan kepala agar bisa melihat sedikit lebih jelas,meskipun masih terhalang dengan perut besarku.

"Akhhhh ahhh.."

Aku merasakan kontraksi kembali menyerang,hasrat ku untuk mengejan sudah tidak bisa di tahan.

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh ughhhh huh.."

"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh.."

Dengan mudah bayi ku meluncur bebas ke bawah di sertai dengan sisa air ketuban,untung saja aku menangkapnya lebih cepat sebelum tubuhnya menyentuh lantai.

"Sayang.." aku membawanya kedalam dekapan ku.

Aku masih tidak menyangka karena bisa melahirkan tanpa bantuan siapapun. Aku berjanji akan menjaga anakku dengan baik dan membiarkannya tumbuh bersama denganku.

End.

Halo halooo,maaf yaa kalo part ini kurang ngefeel..

Happy reading,jangan lupa tinggalkan jejak yaa

Giving BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang