Indira 1

17.5K 124 0
                                    

"sayang maafin mas ya karena harus tinggalin kamu sendiri di rumah." Yasa menatap indira dengan sayang.

Yasa harus bekerja keluar kota selama beberapa hari jadi harus meninggalkan indira sendiri di rumah dalam keadaan hamil besar.

"Gapapa mas,kan cuma 3 hari. Dedek nya juga masih betah kok nungguin papa nya." Ucap indira agar yasa tidaka terlalu khawatir.

"Gak mau ke rumah ibu aja biar kalo ada apa apa ibu bisa bantu."

"Ngga mas,gapapa sendiri. Aku tungguin mas disini sama si dedek. Ya kan dek?" Indira mengusap perut nya yang membuncit.

"Yaudah,kalo ada apa apa langsung kabarin mas ya. Apapun itu,mas pamit ya." Sebelum meninggalkan istrinya yasa sempat berpamitan kepada anaknya juga.

"Aduhh.." indira terkekeh,sepertinya anak nya tau jika dia akan di tinggal dengan papa nya.

"Mas pamit ya sayang,adek tunggu papa ya kalo mau keluar."

"Siap papa,papa hari hati ya."

———

Sudah dua hari yasa berada di luar kota. Komunikasi antara yasa dan indira tidak pernah putus mereka saling mengabarkan satu sama lain.

"ughh adek,gak sabar ya besok papa pulang. Sabar ya sayang." Indira mengusap perutnya yang terasa kencang saat pagi tadi,lendir dan darah juga sudah keluar siang tadi.

Indira rasa juga sudah ada pembukaan,tapi indira bersyukur karena kontraksi nya belum begitu intens.

Drrt drrt drrt

Ponsel indira bergetar,nama suaminya tertera di layar itu.

"Halo mas,"

"Halo sayang,kamu lagi apa?"

"Gak lagi ngapa ngapain,ini mau bobo." Jawab indira.

"Mas kangen mau lihat muka kamu."

"Besok kan pulang mas,"

"Mau sekarang lihat kamu nya. Mau liat si dedek juga."

Indira mengalihkan telpon nya menjadi video call,wajah yasa terlihat dari balik layar.

"Sayang kamu kenapa kok pucet? Sakit ya? Aku telpon mama ya?"

"Gapapa,gusah mas. Mungkin kecapekan aja gara gara tadi sore aku keliling komplek."

"Ya ampun sayang, jangan capek capek. Nanti jam 2 mas pulang,tunggu ya."

"Kok cepet?"

"Iya,jadwal penerbangannya jam 2."

Indira mengangguk paham. Sesekali indira meringis saat anak nya bergerak tak nyaman,seperti sedang mencari jalan.

"Sayang,kamu kenapa?" Tanya yasa khawatir.

"Awhhh sshhh gapapa,cuma kontraksi biasa."

"Biasa gimana si sayang,itu kamu sampe keringetan gitu."

"Maaf... aku mules mas dari tadi pagi" jujur indira sambil mengatur nafasnya,sesekali ia mengigit bibir bawahnya untuk menahan lenguhan nya.

"Aku telpon mama ya, sekalian cari penerbangan tiket untuk sekarang."

"Mas,mas tenang. Masih belum terlalu intens kok. Gapapa,aku tunggu mas sampe mas pulang."

"Oke oke,tapi aku telpon mama kamu gausah nolak!"

Yasa langsung mematikan telpon nya,indira tau yasa terlihat sangat khawatir.

Tok tok tok

"Indira,ini mama nak." Panggil mama dari luar.

"Iya ma,sebentar." Indira melangkah pelan menuju pintu. Sudah tidak bisa berjalan cepat karena perut besarnya,di tambah kontraksi yang datang begitu menyiksa.

Giving BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang