Jalanan hari ini begitu sepi. Caka dan lou melewati jalan tol,padahal ini sudah siang hari. Tapi jalan tol sangat sepi,dari tadi hanya ada satu dua mobil yang melintas.
Tapi lou tidak mempedulikannya,dia sedang panik karena istrinya akan melahirkan. Perjalanan dari rumah ke rumah sakit membutuhkan waktu hampir 6 jam perjalanan. Rumah lou dan caka jauh dari perkotaan.
Awalnya caka sudah membujuk lou untuk melahirkan di rumah saja. Tapi suaminya itu tetap saja memaksa karena takut terjadi apa apa padanya.
Caka terus meringis kesakitan. Dia sudah merasakan kontraksi sejak semalam,tapi caka tidak terlalu memperhatikannya. Caka baru bilang ke lou kalau dia sudah merasakan kontraksi yang mulai intens.
Caka memang sengaja,dia tidak mau membuat lou khawatir.
"Makan dulu sayang,kau butuh tenaga untuk melahirkan nanti." Lou mengusap lembut lengan caka.
Wajah caka sudah di banjiri keringat yang terus mengalir. Lou tidak tega melihat wajah kesakitan caka,tapi mau bagaimana lagi. Mereka baru akan sampai sekitar 2 jam lagi.
"Ini makan dulu,aku tau kamu lapar." Caka menerima roti itu,dia mengunyahnya dengan pelan. Caka tidak akan bisa kenyang jika kontraksi terus berdatangan seperti ini.
"emmhhh mulashh lou uhh.." lou mengusap lembut perut caka. Tangan sebelahnya tetap di gunakan untuk menyetir. Lou harus tetap fokus,jika tidak bahaya akan menghampiri mereka.
"Sabar sayang,habisi rotinya." Caka menggeleng lemah,rotinya sudah di letakkan di dashboard mobil di biarkan tersapu dengan angin.
"Mulashh aku tidak bisa menahan nya.."
"Caka,atur nafas kamu. Okey? Sabar sebentar lagi sampai." Lou mengusap bahu caka yang bergetar.
Lou panik,dia tidak tau harus melakukan apa selain menenangkan caka yang terus merintih kesakitan.
"Sakitttt lou.."
"Aku tau sayang,kamu kuat. Sekarang atur nafas kamu agar rasa sakitnya sedikit berkurang. Kau ingatkan apa yang di sampaikan saat kelas hamil?" Caka mengangguk samar,dia mengikuti arahan suaminya untuk mengatur nafasnya.
Sudah hampir satu jam,perjalanan kali ini terasa lebih lama. Padahal lou sudah lewat tol agar perjalanan nya lebih cepat. Tapi kenapa rasanya seperti lewat jalan biasa.
"Lou pinggirin mobil nya ughhh.." caka meremas kuat pergelangan tangan lou.
Rasa sakitnya semakin bertambah. Caka juga yakin jika pembukaannya sudah lengkap. Caka bisa merasakan kepala bayinya yang terus mendorong.
Lou menepikan mobilnya. Untung saja jalanan kali ini sepi,jadi lou bisa leluasa menepikan mobilnya di mana saja.
"Lou sakitttt sekali aku tidak bisa menahan nya emmhhh.."
"Sayang,kita hampir sampai." Caka tetap menggeleng,dia sudah merasakan kepala bayinya keluar.
"Aku udah ga tahan lou bantu aku lepas celananya." Caka melebarkan kakinya,kedua kakinya di selonjor kan.
Lou dengan sigap membuka celana caka. Lou bisa melihat dengan jelas celana caka yang sedikit menyembul. Sepertinya caka tidak main main kali ini.
"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh.."
"Tunggu," lou keluar dari mobil kemudian membuka pintu sebelahnya.
Lou melihat ada air yang mengalir dari bawah sana.
"Lou,mobil nya ughhh sakithh.." ucap caka dengan suaranya yang terdengar para,matanya sudah berkaca kaca karena menahan rasa sakit dan rasa bersalah.
"Gapapa sayang it's okay. Sekarang kamu fokus,kepalanya udah mau keluar." Caka menggenggam erat tangan lou.
"Ngga bisa lou uhhh mulashh ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh ughhhh nghhhh.."
"Bisa sayang kamu bisa. Push again,one more caka!"
Caka tidak kuat,badannya seperti terbelah menjadi dua. Rasa sakit yang terus menghantam tanpa memberikan jeda untuk caka.
"Lou.." caka sudah terisak.
"Sayang,kamu bisa. Sekali lagi kita akan bertemu dengan baby." Lou mengecup lembut kening caka.
"Ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ukhh eemhhhhhh.." caka kembali mengejan dengan kuat.
Plop.
Lou tersenyum lebar ketika kepala anaknya keluar seutuhnya. Dia mengusap lembut kemudian mengarahkan tangan caka untuk ikut mengusap dan merasakan kepala bayinya.
"Kamu hebat,berjuang sekali lagi okay?"
Caka mengangguk senyum nya mengembang dengan sisa air mata yang masih mengalir.
"Mulashh lou ughh sakitt.."
"Perlahan sayang," ucap lou sambil memijat punggung caka.
Seperti nya anak mereka memang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Bayinya terus mendesak turun.
"Emmhhh ughh sakitt ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh ughhhh.." Caka terus mengejan dengan kuat. Bahu bayinya sudah mulai keluar.
"Sekali lagi,perlahan sayang. Atur nafas kamu,aku bantu tarik." Lou ingin kembali masuk ke dalam mobil agar dia bisa lebih mudah membatu caka.
Tapi dengan cepat tangan caka menahan lou agar tidak kemana mana.
"Jangan ughhhhhhhhhhhh nghhhhhhh ugghhhhhhhhhhhh emhhhhhhhh ughhhhh huh lou ahh akhh aww.."
Oek oek oek
Caka berhasil menangkap tubuh mungil putranya,nafas nya masih tersengal karena terlalu lelah. Lou masih diam terpaku,karena baru saja lou ingin membantu tapi anaknya lebih dulu keluar.
"Lou!" Caka sedikit berteriak sabil menyenggol pelan lengan lou.
Lou terpenjat kaget,dia menatap seorang bayi tampan yang nangis dengan muka memerah. "Sayang," lou menatap caka dengan tatapan berkaca kaca.
"Cepat masuk lou,kalau mau menangis di dalam saja. Aku malu nanti banyak orang yang lihat!"
Lou menutup pintu mobilnya kemudian berlari dengan gesit kembali memasuki mobilnya.
"Kita kerumah sakit sekarang."
Lou melajukan mobil nya sedikit lebih cepat sambil mengucapkan beribu ribu terimakasih kepada caka.
End.
Double update!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Giving Birth
Short StoryIni cerita melahirkan,dengan berbagai macam cara dan tempat yang beragam. Penasaran gak sih?? Boleh yuk mampir.. Anak kecil dilarang⚠️⚠️ dosa di tanggung sendiri yaa