Malem ini aku buat 2 part langsung soalnya lagi feeling gloomy gitu deh terus rada curhat gitu tapi jujur ceritanya bukan tentang aku kok hehehe ya jadi mohon dimaklum aja. P.S. please vote ceritanya ya hehe makasih :)
**********************************************************************
Perasaan yang dikatakan Liam, pernah kudengar di salah satu film Mandy Moore yang berjudul A Walk To Remember. Love is like the wind, "I can't see it, but i can feel it". sudah lama aku tak merasakannya. seperti yang kukatakan. sebelumnya, kehidupan cintaku sangat blur, at all. semua telah kutinggalkan di Tanah Air yang katanya mampu menyimpan semua rahasia.
"Cady..", panggil Liam dengan lembut.
"Ya Liam?", jawabku.
"apakah kau punya cinta pertama?", tanyanya dengan intonasi rendah.
Damn! kenapa pembicaraan ini harus menjurus kepada dua kata itu? Cinta dan Pertama. sebenarnya ketika kucoba untuk analisis dua kata tersebut berbeda arti dan ketika kita gabungkan menjadi sebuah istilah lain frasa lain. tapi aku ingin mengetesnya, apabila aku memang benar sudah move on aku tak akan salah tingkah atau mengeluarkan reaksi lain yang tidak mengenakkan.
"Cad, kau masih disini kan?", tanya liam sambil memetikan jarinya di depan mata kananku.
"yes, yes, i have one!", jawabku kaget.
"easy girl hahaha".
"kau yang mengaggetkanku Liam!", jawabku kesal.
"maaf, seperti apakah dia?", tanya Liam penasaran.
"aku tak ingin menceritakannya", jawabku tegas.
"ayolah kau bilang kau mau membantuku untuk menjalani hidup baru!", kata Liam dengan sungguh-sungguh.
"tapi.. tapi apa hubungannya dengan ceritaku?", tanyaku.
"mmhh.. aku hanya ingin tak ada rahasia antara kita. kita adalah sahabat yang baik Cady, sahabat yang baik tahu segalanya..", ucapan Liam terpotong.
"aku ingin mendengarkan kau bercerita", ujar Liam sambil tersenyum kepadaku.
tak sanggup aku melihat kedua bola mata itu. ditambah dengan senyuman itu. sungguh aku tak mampu mengelak bahwa Liam is my type tapi Niall is my crush. hah, puppy love! aku masih muda dalam urusan seperti ini.
"baiklah.. tapi kau berjanji kau tidak akan meninggalkanku setelah kau tahu segalanya", kataku sungguh-sungguh.
Liam menggangguk dan sekali lagi ia tersenyum. ia membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu. Namun seketika bibirnya dirapatkan kembali. apa sesunggunya yang ia pikirkan?
"I won't! pinky promise?", janji Liam. kedua kelingkingku dan kelingking Liam pun saling berkaitan.
**********************************************************************
rok mana? aduh itu kimia belum selesai lagi! what? hari ini ulangan fluida lagi! eh bukan, ulangan fluida itu besok. dompet mana? dompet mana? nah itu dia, lah! kok uangnya gak ada sih! oh iya gue lupa ngambil di atm kemaren. waduh, mana gue juga harus bayar spp lagi. argghhhh!!!
pemandangan ini yang bakal kalian lihat di kostan saya di Bandung setiap pagi setiap hari senin sampai dengan jumat. aku adalah tipe perempuan panik yang pelupa. tapi disamping itu, aku adalah perempuan yang mencoba untuk menjadi pribadi yang tegar. hidup di Bandung tanpa saudara adalah bekalku nanti untuk tinggal di New York. dan yup, sekarang terbukti aku mampu tinggal di New York, all by my self. sekarang biarkan aku-2-tahun-yang-lalu yang bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Love: New York
FanfictionNew York, dari kata awal "New" yang berarti baru, membuatku berubah menjadi pribadi yang berbeda. Bohong pada diri sendiri bohong terhadap khalayak banyak, termasuk kepadanya. Semua hal mungkin bisa kusampaikan, namun untuk hal yang satu ini, entah...