Liam: Move On 1,2,3

2.1K 59 0
                                    

setiap manusia di dunia ini tidak pernah lepas dari sebuah cerita. cerita sebenarnya berbasis pada "katanya". siapa yang bisa mengiyakan segala cerita tanpa ada seorang saksi? tak ada. mungkin ada dua kemungkinan, cerita itu memang seperti kenyataannya atau mungkin hanya sebuah fiktif belaka. dalam hidup kita, ketika kita berdusta, ada sebuah pertanyaan besar dalam pikiran kita. apakah semua akan baik-baik saja atau malah membuat sebuah masalah dalam realita baru? baik itu yang sungguh sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka. haruskah berkata jujur kepadanya? atau aku akan membuat sebuah fake fact.

*****************************************************************************************

satu kecupan dibibirku yang membuatku terbang melayang kelangit angkasa bersama seribu bidadari yang membantuku untuk kembali ke dalam perasaan itu. aku belum bisa mengatakan aku menyukainya, tapi yang jelas aku menyayanginya. aku tersenyum kepadanya.

"sorry", kata Cady menyentuh bibirnya.

"don't be", kataku membalas tatapan mesranya.

semua hal dalam dadaku berkecamuk. ketika aku sudah lupa apa perasaan cinta, tiba-tiba dia datang. Cady, CadyCads. aku tak mungkin melakukannya lagi kan? masa lalu tetaplah masa lalu.

"you're turn Liam.. ceritakan ceritamu", kata Cady penasaran.

"kau sungguh ingin tahu?", tanyaku.

"Ya! cepat ceritakan!". 

"baiklah, tapi tolong jangan marah sesudahnya", kataku.

"maksudmu?". 

 "maksudku, kau tak akan cemburu jika aku menceritakannya", kataku sambil tersenyum.

"ya tidak akanlah!", jawabnya sambil memukul pelan lenganku.

"baiklah..", kataku sambil menghela napas.

"cinta pertamaku adalah...", belum sempat aku melanjutkan perkataan aku, Cady sudah memotongnya.

"danielle.. i know", jawabnya tegas.

terlihat dimatanya, dia tak suka dengan Danielle. apa semua karena kejadian di studio lalu? apa dia masih ingat. bukankah dia.. 

"bu..bukan! kau sok tahu sekali", kataku mengelak.

"siapa coba yang tidak tahu! seluruh penjuru dunia juga tahu, Liam!", kata Cady sambil menatapku dalam.

"kau tahu darimana?", tanyaku.

"sebuah website", jawabnya dengan yakin.

"kenapa kau membuka website tersebut? kau mencarinya?", tanyaku makin penasaran. akan tetapi Cady hanya terdiam. apa pertanyaan ini sulit baginya?

"I used to be huge directioner", jawabnya perlahan dan menunduk.

"wait, whaaaat? hahahaha". aku benar-benar tak menyangka Cady, seorang Cady adalah mantan directioner!

"sudahlah cepat cerita!", kata Cady mulai kesal.

"hahaha baiklah-baiklah", kataku.

sebentar, jika aku menceritakan semua ini. berarti ceritaku akan mencakup tentang scene tersebut. dan itu mungkin bisa membuatnya, sakit. apabila aku berkata sebaliknya. mungkin, semua akan baik-baik saja. 

"Liam..", panggil Cady.

"Yeah? oh ya cerita!", jawabku.

"Jadi cinta pertamaku adalah Madilyn. dulu aku masih berada di Junior High. dia sahabatku, dan kita pun berpacaran selama 5 bulan. tapi sayangnya, ia harus pindah ke Belanda. jadi..", ucapanku terpotong.

"hey kalian! dinner sudah siap dari setengah jam yang lalu! cepat masuk!", bentak Zayn.

"maafkan Zayn", kata Cady.

dua kata yang akan kuucapkan sekarang.. Thank God! semoga semua akan baik-baik saja.

***********************************************************************************

Kembali dari East Hampton membuatku segar kembali. alunan ombak menuliskan sejarah baru. aku mulai membuka hati untuk seseorang ini. dia tidak pirang, hidungnya juga tak terlalu mancung. tapi berada di dekatnya seakan aku berada dalam pelukan kekasih. tapi sampai saat ini, aku belum merasakan adanya percikan api asmara darinya. aku tahu, semua ini akan berakhir. tapi mungkin nanti ketika aku sudah siap mengatakannya.

"jadi kau menciumnya?", Zayn membangunkanku.

"Oh morning Zayn..", sapaku.

"Jawab Liam!", paksa Zayn sambil mendorong pundakku.

"please..", jawabku mengelak tangan Zayn.

"Liam! are you nuts? kau mau balas dendam atau apa!", teriak Zayn.

"it's my bussiness, now get out and find another girl! Cady is mine", teriakku sambil menunjuk ke arah pintu kamar apartementku.

"Oh C'mon! aku mau membantumu", kata Zayn perlahan.

"kau tahu Zayn, terakhir kali kau membantuku, semua kacau! you ruined my life! NOW GET F****** OUT!", emosiku menjadi-jadi.

"Fine!", kata Zayn.

****************************************************************************************************

Kau tahu, sometimes ketika kita mencoba untuk move on. segala konsekuensi bermunculan dalam otak kita. inilah.. itulah.. semua membingungkan. namun ada cara lain yang mungkin bisa meredakan emosi jiwa efek patah hati. pertama, kita harus keluar dari zona aman kita, jika mantanmu tidak suka untuk pergi ke pantai, pergilah ke pantai bersama target move onmu. yang kedua, ketika kau bersama perempuan yang sudah kau anggap sahabat, buatlah dia merasa dihargai atau tidak disayangi. yang ketiga, ciumlah dia seakan kau menyukainya. mungkin aku dapat dapat mengartikan move on sama dengan pelampiasan. tapi perasaanku terhadap Cady. kurasa itu bukan pelampiasan. kurasa.. aku benar-benar menyayanginya. dan yang kuharap, tak ada nama Danielle yang dapat menghujat semuanya. kuharap...

Summer Love: New YorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang