Mata bertemu dengan mata menghasilkan sebuah situasi yang sangat menenangkan. kegalauan semata membuatku menyadari apa arti sebuah mata indah tanpa ada penghayatan yang dipendam. tak ada pilihan lain hanya rancangan yang belum disimpan. ketika semua kembali ke masa lalu, kita hanya bisa menggunakan bentuk lampau tak ada harapan yang dapat terwujud. that's why called keep moving foward
***************************************************************************************
"Jadi kau benar berkencan dengan Arga?", tanya Liam penasaran.
"well, i didn't notice that he said 'date' ", kataku mengelak.
"okay, let me clear...", putus Liam sambil mengambil napas sedalam-dalamnya.
"Kau, Cady Martin, berkencan dengan pacar sahabatmu, ketika sahabatmu sedang pergi jauh?", tebak Liam.
"IT WASN'T A DATE!", ucapku marah.
"okay, lanjutkan ceritamu", paksa Liam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Badan gue bergetar ketika Arga ngajak gue buat ngedate. gak ada satu patah kata pun yang mampu gue ucapkan. setan di samping kiri gue terus berkata iya sedangkan malaikat yang baru diturunkan oleh Tuhan berkata jangan. tapi mata Arga, terus memaksa gue untuk menyetujuinya.
"Ga, are you sure?", tanya gue mendalam.
"yeah, i'm sure", jawabnya singkat.
"kalau ngedate gue gak mau, lo masih ada Erisha!", balas gue.
"emang ngedate harus selalu sama pacar ya?", tanya Arga membela diri.
"yah, biasanya kan gitu", jawab gue singkat.
Ekor mata Arga tertuju pada seseorang dikoridor belokan menuju kantin. Arga pun cepat-cepat menghabiskan batagornya. setelah habis, ia pun berdiri dan mengambil handphone yang ia letakkan di meja.
"Cad, itu bu Luna udah mau ke kelas gue, ada ulangan kimia nih gue. bye!", kata Arga buru-buru.
Ia berlari meninggalkan gue. belum 30 detik ia meninggalkan gue, Arga membalikkan tubuh dan mencoba untuk mengatakan sesuatu.
"Almost forgot, malem ini, 7pm okay? I'll pick you up! bye Ketket", ujar Arga. dan speechless-moment dimulai.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Mobil BMW yang dikendarai Arga melaju dengan cepat, menyusuri jalanan di bandung dengan cekatan. sesekali gue melihat ke arah Arga. dia gak ngomong apa-apa sama gue semenjak dia menjemput gue tadi. pandangannya hanya fokus ke depan. apa dia kesurupan? mana mungkin juga ada orang kesurupan bisa ngendarain mobil. gue pun melihat Arga untuk kesekian kalinya. Arga refleks melihat ke arah gue. Ia tersenyum, oh senyumnya sungguh seperti Liam Payne.
"so, Cad..", kata Arga membuka pembicaraan.
"yep?".
"it is a date,right?", kata Arga memastikan.
"ya enggalah, lo sahabat gue Ga", ujar gue tenang.
"oh.. terus kenapa malem ini lo dandan? terus pake rok pula. sumpah, lo cantik banget malem ini", ujar Arga mengesalkan.
"yaah, siapa tau pas gue jalan sama lo ada yang ngeceng gue gitu. lagian gue kan cantiknya udah dari dulu. Lo aja yang gak nyadar-nyadar hahaha", candaan gue.
"gue nyadar dari dulu kali Cad..", kata Arga dengan pelan.
"dan Cad, kayaknya malem ini gak akan ada yang ngeceng lo deh..", ucap Arga. gue hanya memandang Arga dengan pandangan sinis dan gue juga menanti kelanjutan ucapan Arga yang inapropiate itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Love: New York
FanfictionNew York, dari kata awal "New" yang berarti baru, membuatku berubah menjadi pribadi yang berbeda. Bohong pada diri sendiri bohong terhadap khalayak banyak, termasuk kepadanya. Semua hal mungkin bisa kusampaikan, namun untuk hal yang satu ini, entah...